Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah
Keesokan harinya, Lucas asisten pribadi Hayden menemani sang tuan ke sebuah toko perhiasan paling terkemuka di negera itu. Saat ini mereka sedang berada di ruang VIP. Lucas tengah mengamati tuannya yang terlihat sangat serius, menatap puluhan cincin yang berjajar rapi di atas meja di depannya.
Cincin-cincin itu adalah karya limited edition dengan berbagai model dengan harga yang sangat fantastis. Hayden memutuskan setelah merenung beberapa lama, untuk memberikan cincin sebagai hadiah ulang tahun untuk Nayla. Tentu saja itu di luar hadiah yang memang diinginkan oleh Nayla.
Hadiah ini, murni karena Hayden ingin memberikannya pada Nayla. Dengan maksud menggantikan cincin pernikahan Nayla dengan Stefan yang saat ini terlihat seperti belenggu untuk Nayla.
Hayden berharap, dengan cincin itu. Nayla akan menemukan kebahagian baru juga dalam hidupnya.
Melihat itu, Lucas terlihat menundukkan kepala dengan mata terpejam. Seakan berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau ia harus mengikuti kehendak tuannya itu. Walaupun, ia merasa janggal di sana. Seketika ia mengingat obrolannya dengan Hayden beberapa hari sebelumnya.
"Reservasikan aku sebuah toko perhiasan paling ternama di sini. Sampaikan juga untuk menyiapkan perhiasan terbaik mereka. Aku ingin membeli cincin." Pinta Hayden pada Lucas dengan antusias.
"Cincin? Untuk siapa tuan?" Tanya Lucas heran. Pasalnya, ia tahu tuannya itu sudah lama jomblo dan tak ada satupun rumor yang mengaitkannya dengan wanita manapun.
"Nona Nayla." Jawab Hayden sambil tersenyum cerah.
"Hah? Untuk apa?" Tanya Lucas yang masih kebingungan.
"Ulang tahun."
"Tapi, kenapa cincin? Anda bisa mencarikan perhiasan lain tuan .. Tuan, saya tentu saja akan mendukung hubungan romantis anda. Tapi, saya mohon jangan Nyonya Nayla. Beliau saat ini masih berstatus sebagai nyonya Saverio ... Saya diam saja karena juga tak tega pada beliau saat anda memerintahkan untuk mengosongkan kamar depan untuk beliau. Tapi, tidak lagi tuan. Ini bisa merusak reputasi anda!" Seru Lucas yang mencoba menyadarkan majikannya dengan realitas yang ada.
Saat itu, Hayden sempat menatap Lucas. Bisa ia lihat sorot mata Lucas yang secara tulus memang mengkhawatirkannya. Namun, tekadnya sudah bulat. Ia tak ingin menyia-nyiakan lagi kesempatan yang sudah ada untuk mendapatkan Nayla. Gadis yang sudah selalu ia pedulikan dari dulu.
"Status itu cepat atau lambat pasti akan hilang. Dan aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku tak peduli jika reputasiku hancur. Asalkan dia bahagia. Kamu hanya perlu mengikuti perintahku Lucas. Setidaknya, jika kamu tak ingin membantuku, maka jangan halangi aku. Keputusanku sudah bulat untuk mengejarnya." Ucap Hayden dengan penuh kesungguhan.
"Hahhh ... Lalu, apakah nyonya Nayla juga memiliki perasaan pada anda?" Tanya Lucas secara tepat mengenai kelemahan Hayden. Nyatanya ia masih belum tau perasaan Nayla saat ini. Terlebih gadis itu terlihat masih muak dengan hubungan lamanya.
"......"
Lucas yang melihat majikannya hanya diam setelah mendegar perkataannya, hanya bisa menghela nafas. Rasanya ia ingin kembali membantah pun sampai tak bisa berkata-kata lagi. Lucas hanya bisa menuruti permintaan tuannya itu, dan membantunya agar tak muncul rumor walaupun Hayden dan Nayla saat itu semakin dekat seiring berjalannya waktu.
Kembali ke masa saat ini. Hayden masih juga tak bisa menentukan pilihannya. Ia terlihat kebingungan dengan berbagai model cincin di hadapannya.
"Apa aku beli saja semuanya ya?" Gumam Hayden yang sama sekali tak mengerti tentang perhiasan wanita.
Lucas sangat terkejut mendengar ucapan tuannya itu. Walaupun, memang Hayden mampu melakukan itu, tapi tentu saja itu bukan solusi yang tepat untuk kebingungannya. Bisa Lucas lihat juga wajah manager toko langsung berseri-seri melihatnya.
"Kalau anda melakukan itu. Nyonya Nayla hanya akan merasa terbebani tuan. Cukup pilih satu yang menurut anda cocok dengan beliau." Saran Lucas. Manager toko yang mendengar itu juga terlihat kecewa.
"Tapi, semuanya terlihat cocok untuknya." Seru Hayden sekali lagi. Ia memang merasa semua perhiasan itu akan sangat cocok dengan Nayla. Karna, Nayla sendiri bagi Hayden juga sangatlah indah.
"Saya juga setuju akan itu tuan. Tapi, pasti ada satu, tentu saja yang paling cantik dan cocok untuk nyonya Nayla." Bujuk Lucas.
Kemudian, Hayden kembali fokus mengamati cincin itu. Dan tak lama kemudian, akhirnya ia memutuskan mengambil satu buah cincin yang menurutnya akan paling bersinar saat Nayla mengenakannya. Hayden tersenyum puas dengan pilihannya itu.
Setelah urusannya sudah selesai, Hayden dan Lucas segera meninggalkan toko perhiasan itu. Namun, saat ia hendak keluar mata Hayden tak sengaja melihat seorang yang tak asing di matanya. Seorang gadis yang menjadi sumber kesedihan Nayla. Ya, dia adalah Roselyn.
Gadis itu tengah berjalan bersama pelayannya hendak menuju ke toko perhiasan yang ia datangi sebelumnya. Ia juga melihat keberadaan Hayden di sana. Dengan senyum lebar serta rasa percaya dirinya yang berlebihan, Roselyn bergegas mempercepat langkahnya mendekati Hayden.
"Selamat pagi tuan. Sebuah kebetulan kita bertemu di sini. Apa anda mengingat saya?" Sapa Roselyn masih dengan senyum lebarnya.
"Mungkin." Jawab Hayden dingin. Ekspresinya berubah dingin dan tegas. Roselyn yang mendengar itu, langsung memasang wajah lesu dan tatapan sendu.
"Ah, tentu saja anda tak mau mengingat saya. Pasti nyonya Nayla sudah mengatakan hal-hal buruk tentang saya ... Padahal, kami hanya secara kebetulan tak sengaja mencintai pria yang sama. Mungkin, karena tuan Stefan lebih mencintai saya, nyonya Nayla jadi tak menyukai saya. Tapi, itu kan buka salah saya." Ucap Roselyn dengan suara yang bergetar seakan semua yang ia alami tidak adil.
Hayden terus berusaha menahan emosi dalam dirinya agar tak meledak di sana. Jika, saja Roselyn seorang pria. Sudah dipastikan, dari awal ia bertemu tadi, ia akan meninju wajahnya. Tapi, di sini Hayden masih berusaha menahan diri dengan ketidak tahu dirian wanita di depannya itu.
Melihat ekspresi majikannya, Lucas bisa segera membaca situasi. Ia harus dengan segera membawa tuannya itu pergi dari hadapan gadis itu. Jika, tidak tentu akan terjadi sesuatu buruk yang tak diinginkan.
Walaupun, bisa Lucas akui. Bagaimana paras dan nada bicara Roselyn bisa menghanyutkan banyak orang. Membuatnya jatuh cinta dan rasa iba dalam waktu bersamaan. Namun, tentu saja itu tak mempan baginya dan Hayden.
Roselyn tak sengaja bertatap mata dengan Hayden. Ia terkejut melihat sorot mata Hayden yang begitu dingin dan menakutkan. Ia merasa kesal, karena merasa gagal lagi untuk memikat Hayden. Dan karena merasa terintimidasi dengan tatapan dan aura Hayden, Roselyn pun mulai menangis. Hal itu semakin membua Hayden semakin muak melihatnya.
"Maafkan saya tuan. Air mata saya keluar dengan sendirinya." Ucap lirih Roselyn, sambil berusaha mengusap air matanya dengan lengan bajunya seperti anak kecil.
"Anda harus meminta kekasih anda untuk mencarikan guru acting untuk anda. Acting anda sangat buruk." Kata Hayden dingin sebelum ia berjalan pergi meninggalkan Roselyn yang masih terpaku mendengarkan perkataan Hayden.
"Walaupun anda tak menyukai nona tadi. Bukankah perkataan anda cukup kasar tuan?" Ujar Lucas sambil mengikuti langkah Hayden yang sangat cepat.
"Itu sudah perkataanku yang paling baik. Kamu harus bersyukur, aku tak langsung memukulnya tadi."Jawab Hayden tajam, tanpa menoleh sedikitpun ke arah Roselyn.
.
.
.
Bersambung ...
jadi turutin ya Nay kata-kata Hayden
😁😍