Melati

Anggi yang sedang tidur dikamar terbangun karena mendengar suara seperti ada yang berbicara kebetulan kamarnya yang biasa diatas sudah dipindahkan kebawah.Ardi tidak ingin terjadi sesuatu hal terhadap janin istrinya.Anggi pun keluar dari kamar perutnya juga sedikit membuncit dan sudah melewati trimester pertama.

Anggi yang menggunakam daster selutut keluar dari kamar dan membuka pintu.Ia berjalan menuju dapur karena melihat ada aktivitas disana.

" Lho mbak mel udah sampai kok ngak ngasi tahu sih " sahut Anggi sambil duduk dimeja makan yang jaraknya tidak jauh dari dapur sambil memakan brownies yang diletakkan melati di meja makan.

" Kamu lagi tidur mbak ngak mau ganggu biar bisa istirahat " ujar Melati sambil memotong sayur untuk capcay.

" Aku pingin ayam bakar madu mbak dari kemaren kepikiran terus" pinta Anggi.

Ia memang sudah memberitahu mamanya minta dibuatkan capcay sama ayam bakar madu entah kenapa semenjak hamil ia selalu ingin masakan kakaknya.

" Iya ini mbak masakin,gimana keadaan kandungannya " tanya Melati.

" Kata dokter baik-baik saja cuma memang harus bedrest total tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun " jawab Anggi sambil mencomot brownies yang entah yang keberapa.

Suami Anggi tiba-tiba datang menghampiri istrinya yang sedang duduk di meja makan.

" Sudah bangun sayang " sambil mengusap kepala Anggi.

" Kalau tiduran terus capek badan jadinya pingin nya ada mas disamping ku tapi masnya ngak ada? " dengan suara manja Anggi sambil melirik Melati yang kebetulan sedang melihatnya ia seperti tersenyum mengejek dan memeluk lengan suaminya yang masih berdiri disampingnya

" Mas tadi lagi jawab telpon takut ganggu kamu tidur makanya keluar sambil nonton juga " sahut Ardi mengusap punggung Anggi.

Melati yang melihat interaksi keduanya hanya membuang muka .Sudah biasa melihat kemesraan adiknya setiap mereka berkunjung,entah disengaja atau tidak Melati hanya menghembuskan nafasnya pelan melanjutkan kegiatan memasaknya.

" Oh ya mas kemaren kan ada salah satu kolega mas yang istrinya meninggal karena sakit jantung , siapa namanya mas? " tanya Anggi lagi.

" Oh Pak Dedy,kenapa memangnya ?" tanya Ardi keheranan.

" Kayaknya cocok kalau dijodohin sama mbak mel deh umur nya pun belum tua kali masih lima puluhan " sambil tersenyum mengejek kearah Melati.

" Apaan sih kamu Anggi Pak Dedy itu udah tua ngapain juga jodohin dengan mbak mu, ada-ada saja kamu " sambil menatap istrinya agak kesal.

" Ngak apa mas daripada ngak laku-laku mbak mel dibilang perawan tua " ketus Anggi sambil memandang kakaknya yang sedang memasak.Melati pun mendengar percakapan mereka termasuk dua asisten rumah tangga yang membantu Melati hanya diam sambil saling pandang menatap Melati yang pura-pura mencuci mangkuk.

" Anggi sudah berapa kali mas bilang jangan merendahkan kakak mu seperti itu,Melati itu kakak mu hargai dia masalah jodoh itu urusan yang diatas kalau kamu yang duluan menikah dibanding kan kakak mu memang sudah ketentuan tuhan kamu yang duluan ketemu jodoh" suara Ardi mulai meninggi dengan sikap istrinya yang selalu merendahkan Melati dan segera berlalu dari hadapan istrinya karena ia takut semakin emosi.

" Mas...mas...!" teriak Anggi melihat kepergian suaminya.Anggi terlihat Anggi sangat kesal dan segera menghampiri Melati.

" Puas kau mbak semua gara-gara mbak !" bentak Anggi sambil memegang perutnya.

" Apa salah mbak ?" tanya Melati lagi dengan nada pelan.

" Alah jangan berlagak merasa tak bersalah dan sok cantik ".Tiba-tiba Anggi menyiram air dalam mangkuk bekas cabe kearah Melati dan mengenai baju serta jilbab nya untuk tidak kena muka.

" Astagfirullah...." teriak Mbak Yati dan Mbak Nur serentak sedangkan Melati terlihat kaget.Anggi dengan wajah tak bersalah langsung melongos pergi tanpa merasa bersalah untuk mencari keberadaan suaminya.

" Mbak Melati ngak apa-apa itu air bekas cabe nanti badannya panas" ucap Mbak Nur prihatin.

" Ngak apa-apa mbak cuma kena baju sama jilbab tidak sampai kebadan" sambil mengibaskan pasmina nya.

Mbak Yati segera mengelap baju Melati dengan kain bersih begitu juga dengan jilbab pasmina yang di pakai Melati mereka merasa kasihan.

" Mbak Anggi memang kayak gitu orang nya tukang perintah udah itu suka marah beda sama pak Ardi yang baik dan selalu bicara lembut,kok bisa berjodoh mereka cocok nya dengan Mbak Melati " omel Mbak Yati dan diangguki oleh Mbak Nur.

" Ngak boleh ngomong gitu mbak mereka suami istri tidak ada yang sempurna diatas dunia ini " ujar Melati sambil membuka sedikit pasmina nya untuk dilap biar kering.

Sementara Anggi mencari suaminya akhirnya ia menemukan suaminya di taman setelah dicari di kamar dan diruangan kerja nya tidak ada.Ia harus terlihat sebagai istri yang lemah apalagi dalam keadaan hamil.

" Mas...." ucapnya pelan dan lembut dengan wajah agak menahan sakit dan memegang perutnya mendekati Ardi.Ardi segera memandang istrinya.

" Anggi kamu ngak kenapa-napa kan ?" tanya Ardi cemas saat melihat Anggi seperti menahan sakit dan mengelus perutnya.

"Cuma sakit dikit mungkin karena kaget tadi mendengar mas bicara dengan nada tinggi " sambil meringis seolah- olah menahan sakit.

" Mas minta maaf tapi kamu harus janji jangan membahas kakak mu tentang jodoh dan mengolok-olok nya,mas ngak suka itu bukan urusan kita lagi pun semua sudah diatur sama yang maha kuasa jangan menyakiti hatinya dia sudah baik mau masak untuk kamu doakan saja ia cepat dapat jodoh " sambil memeluk Anggi dan mengusap punggung nya.

Sebenarnya Ardi tidak suka dengan sikap Anggi yang keras kepala dan susah dikasi tahu ada rasa penyesalan setelah menjalani pernikahan dulu Anggi saat masih berpacaran sangat lemah lembut tidak pernah bicara kasar setelah menikah baru tahu sifat aslinya tapi sudah pilihan nya bukan untuk disesali tinggal menjalani semua.Sekarang fokus Ardi adalah kehamilan Anggi karena ia pun sangat menunggu kehadiran anak dalam pernikahan nya ini.