NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan

Penampilan Helena agak memprihatinkan akhir - akhir ini, dan memar di tangannya semakin menjadi-jadi. Berulang kali Yogie mengajaknya untuk berobat ke dokter kulit, Helena tetap menolak, dan dirasa itu bisa sembuh hanya karena salep biasa. Yogie memberinya berbagai macam salep anti alergi tapi tetap saja ia merasa tidak ada perubahan.

Sejak skandal dating jilid dua dan mie instan dengan dua telur itu hubungannya dengan Theo agak membaik, ia sudah agak sering berbicara atau bertukar pesan. Tapi kebanyakan Theo yang memulainya.

.

.

"Beneran mba Kak Theo mau ngumpul bareng kita? Waaah... Boleh minta foto ngga ya... ", heboh Sisil member termuda si girl grup itu.

The Ribbon adalah girl group yang baru debut di Huge Ent, beranggotakan empat orang remaja cantik, Via sebagai leader, Jesika main vocal, Celine sebagi Visual, dan Sisil sebagai rapper.

"Malu-maluin lu ah." seru Via.

"Kapan lagi kak di traktir sama tuan rumah, aduh... Gugup... ", cerocos Sisil.

"Kita semua tuan rumah kali, neng." timpal Helena.

"Mba Helen, gimana rasanya jadi mantan nya Kak Theo?", seru Sisil lagi.

"SISIL....!!! ", bentak Via.

Helena hanya tertawa lebar menanggapi polosnya Sisil. Ke empat gadis muda ini agak bahaya jika dilepas sendiri keluar dari Huge, masih harus di bimbing lebih lagi supaya bertingkah layaknya artis dari Huge.

"Sini... ", teriak Helena melambaikan tangannya. Theo muncul dengan banyak kopi dibantu Yogie. Helena membulatkan matanya, ia terkejut. Ini perdana mereka bersama setelah banyaknya drama yang terjadi.

"Jangan panggil aku ayang." bisik Helena dengan kedok mengambil kopi kebetulan ia berada di tengah-tengah antara Yogie dan Theo. Yogie hanya tersenyum tipis.

"Kak... Boleh foto bareng." cerocos si bontotnya The Ribbon.

"SISIL... ", bentak Via. " Maaf kak, dia emang gitu, kadang suka ngawur."

Theo hanya tertawa menanggapinya. Theo, Yogie, dan Jay sedang dalam mode senior didepan The Ribbon yang baru debut sebulan lalu. Mereka bergantian menceritakan apa-apa saja yang mereka lakukan selama ber musik, juga bagaimana bersikap didepan umum. Terlebih Theo si langganan rumor. Yogie lebih menekankan cara bermusik agar tidak membosankan, dan Jay lebih dalam menceritakan soal dance.

Tapi Helena menangkap hal lain disana, Jay lebih banyak menatap dan tersenyum pada Sisil, si bontot yang blak-blakan itu.

"Bontot ketemu bontot, apa jadinya grup ini nantinya." batin Helena merasa lucu. Jay yang senggol bacok ketemu Sisil yang blak-blakan, kelewat jujur, bicara tidak paham situasi. Ah pecah sudah.

"Mba Helen, minggu depan udah rotasi manajer kan. Bisa ngga mba milih kita aja, ya ya mba... Kata senior-senior mba Helen paling keren kalo soal ngurusin group." rengek Via.

Sapp... Yogie seketika merangkul Helena.

"Maaf ya adik-adik dia punya saya." tegas Yogie dengan senyuman datarnya.

"Apaan lu." semprot Theo. "Udah setahun Yogie, lu balikin dia ke gua bisa ngga."

Kedua toddlernya Helena mulai bertingkah. Tidak mungkin image toddler itu ia biarkan diketahui para rookie yang sudah terbengong di hadapannya ini.

"Kalian semua lanjut latihan dulu ya, Nemesis ada rapat sore ini. Ayo, Theo, Kak Yogie, Jay."

"Aku belakangan mba.. Hehe. " Jay menyengir kuda menunjukkan gigi kelincinya.

"Jay... ", seru Helena dengan ekspresi datar.

"Iya mama, iya... Saya mah nurut aja... ", serunya lalu berlari keluar ruangan itu, disusul Theo dan Yogie.

Seperginya ke empat orang itu, Via terdiam menatap datar ke arah punggung Helena yang menjauh dari mereka.

"Helena Cady... ", lirihnya.

🌵

Malam sudah datang, seperti biasa Helena gelisah sekali. Ia takut mengantuk, dan tertidur. Setiap ia memejamkan mata dan mulai terlelap ia akan ditarik kembali untuk duduk di sebuah kursi kemudi mobil yang penuh d4rah, mobil itu akan melaju dengan sangat cepat. Berulang kali Helena menekan rem dengan kakinya sekuat yang ia bisa, tidak sedikitpun mobil itu melambat, ia selalu merasa dadanya sesak karena menabrak mobil lain yang tiba-tiba datang menghadangnya, dan seorang wanita cantik, pirang, dan penuh d4rah selalu tersenyum ke arahnya.

Tangannya kian memar dan membengkak, karena tali yang ia ikatkan di teralis jendela untuk menahan tubuhnya setiap kali mengantuk. Entah berapa kali ia tersentak dalam satu malam dan tergantung di teralis jendela itu. Berat sekali memang, ia sudah merepotkan Yogie terlalu banyak menurutnya, jadi ia tidak mau menjadi beban lagi.

Ia menumpuk banyak kopi di meja rias kamarnya, sampai kopi-kopi keras itu tidak mempan lagi. Ia melihat jam dinding sudah pukul 02.00 dini hari. Sudah kali ke sepuluh ia tersentak karena limbung, tertidur sambil berdiri.

Theodore yang agak gila itu sungguh penasaran apa yang membuat pergelangan tangan kiri Helena sebegitunya. Ia sangat yakin itu bukan alergi atau semacamnya, itu ikatan tali. Pikirannya selalu negatif sejauh ini, ia merasa Helena diam-diam memacari seseorang dengan gangguan s3ksuAl. Itulah yang ia yakini.

Ia akan membuktikannya kali ini, subuh ini, di jam dua pagi ini. Ia teringat waktu Helena berteriak dulu, saat Yogie mencoba menerobos masuk ke studionya karena mendengar suara gaduhnya dengan Helena, bahwa pass code studio Theo sama dengan pass code apartemennya, berarti 290895 kan?

Klek... Terbuka.

Perlahan ia masuk, seluruh ruangan terang, ada musik berisik dari dalam sebuah kamar. Pikiran Theo sudah jahat sekali, pasti Helena sedang skidamarink kading kading dengan pacarnya yang gangguan s3ksu4l itu, jadi untuk menyamarkan teriakan Helena yang disakiti ia memasang musik keras, untung apartemen ini kedap suara. Itulah yang dibayangkan Theo. Ia marah, ekspresi wajahnya tidak bisa ia atur lagi. Padahal itu hanya dugaan liatnya saja, belum tentu benar tapi ia sudah kebakaran jenggot sendirian.

Klek... Ia membuka pintu kamar bertuliskan HELENA itu dengan jantung berdebar kencang, moment of thruth ini sangat membuat jantungnya bekerja dua kali lebih cepat.

Deg

Apa ini?

Theo mematung lebih dulu, sedang memikirkan apa yang ia lihat ini, dan kenapa? Helena mengikatkan sebelah tangannya pada seutas tali besar yang diikat kokoh di teralis jendela kamarnya dan ia tertidur SAMBIL BERDIRI.

"Aohhh.... ", pekiknya mengusap kasar wajahnya lalu tertidur lagi, tersentak lagi, tertidur lagi, tak sadar air mata Theo luruh, klik... Ia mematikan musik yang berisik itu.

"Helena... "

"Hah?! T-theo... ", Helena kehilangan ngantuknya 100%, dan segera melepaskan tangannya dari tali yang menggantung itu. "K-kamu kenapa bisa disini?". gagap ia menyelesaikan kalimatnya itu.

Dengan langkah terburu-buru Theo mendatanginya, happ... Badan yang kian kurus itu dipeluknya erat, se eratnya.

"Theo... ", lirih Helena.

"Maaf sayang, maaf... Maaf... Gara-gara aku kamu jadi begini, maaf sayang... Maaf... Aku minta maaf, aku minta maaf Helena... Maafin aku... Maaf sayang.... Ampuni aku... Aku ngga akan ulangi sayang ... Tolong jangan begini Helena... ". Ia menangis hingga gemetar memeluk Helena.

Hangat tubuh Theo benar-benar menenangkannya, ia melingkarkan tangannya di leher Theo, seolah sudah paham Theo membetulkan gendongannya dan membawa Helena ke kasur. Ia membaringkan Helena perlahan dan kembali memeluknya.

"Aku udah ketahuan ya, boleh ngga kamu minta maaf nya besok aja. Aku butuh tidur." seru Helena setengah sadar.

Theo mengangguk berkali - kali, air matanya masih mengalir. Ia memeluk erat kesayangannya itu menumpukan dagunya di kening Helena, tidak perduli air matanya sudah membasahi sebagian pipi kesayangannya itu, toh si yang di tangisi itu bahkan tidak merasakan apa-apa lagi, ia benar-benar langsung tertidur.

Betapa merasa bersalah nya Theo, luka fisik kesayangannya ini mungkin sudah hilang, tapi psikisnya terganggu sekali. Kejadian itu hampir setengah tahun yang lalu tapi Helena baru ketahuan hari ini. Apakah ia tertidur dengan cara seperti itu selama ini, sungguh Theo tidak sanggup membayangkannya. Tidur sambil berdiri dengan tangan diikat, agar menjadi alarm baginya ketika mimpi syaland itu datang lagi, dan ia terbangun otomatis.

"Aohhh.... ", desah Theo.

Ia berjanji tidak akan menyakiti wanita ini lagi, tidak akan. Jika memang harus mengorbankan semuanya termasuk nama besarnya, ia siap. Bahkan ia sudah membayangkan hanya meneruskan bisnis rahasia yang ia lakukan sejak debut dulu. Diam-diam ia membangun sebuah cafe kecil atas nama orang tuanya, lama kelamaan Nemesis sukses, ia terus mengembangkan bisnis itu diam-diam hingga beberapa cabang. Ia sudah punya rencana di masa depan jika dipaksa mengorbankan Helena lagi. Ia tidak akan kehilangan lagi, Tidak akan.

"Sayang, mulai sekarang, cuma akan ada kamu dan aku. Aku janji."

Berapa bahagianya ia Helena bisa ia peluk lagi di kala tidur seperti ini. Betapa nyaman dan tenangnya ia, sekalipun ia tidak mendengar igauan atau isakan ketakutan ketakutan lagi. Napas kesayangannya itu teratur, dengkur halusnya membuktikan bahwa ia tidur nyenyak.

Cup cup cup cup

Ia mencuri banyak cium4n malam itu, menghilangkan seluruh rindunya, ia membombardir seluruh wajah Helena dengan k3cup4nnya, tidak ada reaksi apapun. Helena benar-benar sepulas itu setelah berbulan-bulan tidak tidur dengan benar.

"Theo... "

Satu igauan lirih keluar dari mulut Helena, tenang, pelan, dan sedikit senyuman. Jangan tanya bagaimana berbunga-bunganya hati Theo saat itu, setelah setahun lebih ia selalu berusaha mendekat, Helena yang tidak perduli, semuanya dikembalikan detik ini, ia merasa hujan benar-benar mengguyurnya di tengah kemarau panjang.

"Aku disini sayang... Aku disini."

.

.

.

.

TBC... 🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!