bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.
namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ahli tersembunyi
Loh, ada orang?" Ketiganya juga langsung kaget ketika mendapati ada Arjuna yang sedang duduk santai di pinggiran sungai.
"Siapa anda semua?" Tanya Arjuna dengan sedikit waspada.
Ketiganya saling memandang kemudian menganggukan kepalanya secara bersamaan.
"Saya sujono..."
Saya Niken..."
"Saya sunarto.."
Ketiganya langsung memperkenalkan diri dengan sopan.
Karena ketiganya bersikap sopan tidak ada alasan bagi Arjuna untuk tidak bersikap sopan juga.
"Saya Arjuna..." ucap Arjuna yang langsung memperkenalkan dirinya, akhirnya ketiganya duduk santai sambil memandangi air terjun di depan mereka.
Mereka mengobrol cukup banyak hingga akhirnya sujono jujur kepada Arjuna, "pak Arjuna, sebenarnya kami di sini mengejar siluman babi yang sebentar lagi akan menjadi raja siluman babi..." ucap sujono.
Arjuna langsung terperanjat kaget ketika mendengar apa yang di ucapkan oleh sujono.
"Si... siluman babi? Apakah benar hal hal semacam itu ada?" Tanya Arjuna dengan ekspresi gugup.
Baik sujono, niken maupun sunarto bisa melihat ekspresi ketakutan dari Arjuna ini, mereka sudah melihat banyak sekali orang ketakutan ketika mendengar cerita ini.
"Siapa sebenarnya kalian bertiga?!" Akhirnya mau tidak mau Arjuna bertanya tentang identitas ketiga orang aneh ini.
Niken menghela nafas panjang, kemudian berucap, "siapa kami bertiga sama sekali tidak penting bagi anda, pak Arjuna. Bahkan lebih baik anda tidak perlu mengetahui identitas kami."
Ucapan Niken membuat Arjuna menelan ludahnya secara ngeri, ucapan Niken seolah terdengar sangat misterius dan menyeramkan.
Sunarto kemudian menambahi, "kami pada saat ini sudah melacak bahwa siluman babi itu datang ke tempat ini, namun entah mengapa tiba tiba kami kehilangan jejaknya begitu saja. Apakah anda tadi malam benar benar tidak bertemu dengan siluman itu?"
Arjuna langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat, "sumpah, aku tidak bertemu dengan siluman babi itu, kalaupun aku bertemu apa iya aku masih selamat?" Tanya Arjuna kepada ketiganya.
Ketiganya terdiam, apa yang di ucapkan oleh Arjuna juga tidak salah, Arjuna hanyalah orang biasa apa iya apabila arjuna di serang oleh siluman babi arjuna masih bisa bertahan?
"Namun aku harus jujur kepada kalian, kemarin sore menjelang malam aku di serang oleh seekor babi hutan, lihat itu... itu adalah busur panah yang aku gunakan untuk membunuh bahi hutan sialan itu yang mencoba untuk menyerudukku!" Ucap Arjuna.
Baik Niken, Sunarto, dan sujono terlihat tersenyum kecut pada saat ini, babi hutan biasa dengan siluman babi yang hendak menjadi raja siluman babi merupakan kedua entitas yang sangat berbeda.
Kalau babi hutan memang sangat banyak dan sering kali menyerang pendaki, hal itu sudah sangat wajar.
Niken kemudian berucap, "babi hutan dengan siluman babi itu adalah dua hal yang sangat berbeda, lebih baik kamu pulang saja ke rumahmu, bagaimana pun juga kamu hanyalah manusia biasa..."
Tanpa basa basi lagi Arjuna menganggukan kepalanya dengan sangat cepat seperti burung pelatuk, "kalau begitu saya pamit untuk undur diri terlebih dahulu." Ucap Arjun yang kembali mengambil busur dan tabung berisi anak panahnya.
Dengan cepat Arjuna berjalan menuju ke arah pulang.
Sujono, sunarto dan niken menganggukan kepalanya sambil memandangi Arjuna yang pergi dari tempat ini. Bagaimana pun juga Arjuna hanyalah manusia biasa, tidak seharusnya manusia biasa ada di tempat yang sangat berbahaya seperti ini.
"Tunggu, apakah itu taring babi hutan?" Niken langsung mengomentari sepasang taring melengkung yang berada di pinggang Arjuna.
Kedua temannya juga langsung memandangi taring itu.
Sujono berucap, "mungkin itu adalah taring yang dia ambil dari babi hutan yang sebelum ini dia katakan..."
"Benar, itu sepertinya taring milik babi hutan yang di bunuhnya, tidak mungkin bukan itu adalah sepasang taring yang di miliki babi itu?" Sahut sunarto.
***
Waktu kembali berjalan dengan sangat cepat, pada saat ini trio yang terdiri dari niken, sujono, dan sunarto saat ini sedang berdiri di dasar sebuah jurang.
Mereka bertiga memandangi mayat manusia bertubuh gempal dengan kepala babi yang mulai membusuk. Wajah mereka bertiga terlihat begitu tegang pada saat ini.
"Siapa gerangan yang mampu membunuh siluman babi inu dan membuang bangkainya di dasar jurang?" Tanya sujono dengan ekspresi ngeri.
"Yang pasti orang itu bukanlah orang biasa, dan memiliki kesaktian yang sangat tinggi, mengingat sedikit lagi siluman babi ini menjelma menjadi raja siluman babi!" Sahut Niken.
Sunarto kemudian memandangi mukut siluman babi ini dengan tatapan dalam, "namun mengapa taring milik siluman babi ini menghilang, seolah di curi?" Tanya sunarto.
Baik Niken dan sujono menggelengkan kepalanya secara perlahan, merema juga tidak tahu mengapa orang yang menghabisi siluman babi ini mengambil sepasang taringnya.
Tiba tiba baik Niken, sunarto, dan sujono langsung membeku. Wajah mereka telrihat kaku beberapa detik sebelum mereka memandang satu sama lain.
Pada saat ini pelpis mereka mulai meneteskan keringat dingin, "ja-- jangan-jangan?!" Kini mereka bertiga menyadari bahwa mereka sedang memikirkan hal yang sama.
Mereka bertiga saat ini sedang memikirkan cerita Arjuna yang menceritakan bahwa dia berhasil mwmbunuh babi hutan yang berusaha menyeruduknya.
Mereka bertiga terdiam di tempat, mencoba memikirkan siapa identitas pemuda bernama Arjuna tadi.
"Ahli! Dia adalah ahli tersembunyi!"
Hanya ada satu fikiran yang menyelimuti hati mereka.
"Benar, dia adalah ahli yang sedang bersembunyi!"
"Benar! Beliau pastinyabadalah ahli yang sedang bersembunyi, kalau tidak, tidak mungkin beliau repot repot menyamar menjadi manusia biasa di depan kita!"