NovelToon NovelToon
Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:49k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Hannah, seorang perempuan yang tuli, bisu dan lumpuh. Ketika melihat perut Hannah terus membesar, Baharudin—ayahnya—ketakutan putrinya mengidap penyakit kanker. Ketika dibawa ke dokter, baru diketahui kalau dia sedang hamil.

Bagaimana bisa Hannah hamil? Karena dia belum menikah dan setiap hari tinggal di rumah.
Siapakah yang sudah menghamili Hannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Kenapa? Apa kakinya sakit?" tanya Pak Baharuddin dengan cemas.

Hannah mengangguk pelan, matanya sedikit mengecil menahan rasa pegal. Ia mengangkat kedua tangannya. Telapak tangannya memerah, tampak lecet karena terlalu lama menggenggam kruk logam.

"Kalau begitu bapak ambilkan dulu kursi rodanya," ucap Pak Baharuddin sebelum bergegas pergi.

Arka hanya bisa menghela napas. Dalam hatinya ia ingin sekali menawarkan diri untuk menggendong Hannah, seperti ia menggendong Yasmin. Tapi lidahnya terasa kelu. Jarak antara niat dan tindakan kadang memang tak terjembatani oleh keberanian—terlebih jika takut melukai harga diri seseorang.

Akhirnya mereka duduk di kursi kayu yang disediakan panitia, di bawah rindangnya pohon ketapang. Angin sore bertiup lembut, membawa aroma manis dari stan makanan tak jauh dari sana.

"Apa kakimu bengkak?" tanya Arka.

Hannah melihat kedua kakinya yang memerah dan agak bengkak. Dia buru-buru menutupinya biar tidak terlihat oleh Arka.

"Apa sebaiknya kita ke dokter?" tanya Arka dan Hannah menggeleng.

Yasmin masih terlelap di pangkuan Arka. Pria itu menatap gadis kecil itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada rasa tenang, bahagia, dan kagum dalam diam. Ia memperhatikan pipi chubby Yasmin yang memerah karena lelah dan seulas senyum kecil di bibir mungilnya yang sedang bermimpi.

"Kasihan sekali Yasmin. Gadis selucu ini tidak bisa merasakan kasih sayang seorang ayah," batin Arka.

Arka hampir mencium kening Yasmin, namun ia tahan. Ia tidak ingin Hannah salah paham. Padahal, di dalam hati kecilnya, ia mulai merasa gadis kecil itu seperti anaknya sendiri.

"Apa kamu pernah berobat ke dokter ahli saraf?" tanya Arka tiba-tiba, suaranya pelan tapi serius.

Hannah menggeleng. Isyarat yang ia berikan setelahnya cukup panjang dan cepat.

Arka menatap Hannah dalam, lalu menunduk. Ia tidak mengerti. Tangannya menggaruk pelipis, merasa frustrasi dengan dirinya sendiri.

"Aku harus belajar bahasa isyarat. Kalau tidak, bagaimana aku bisa mengenalnya lebih dalam?" batinnya. Ia ingin tahu lebih banyak, lebih dari sekadar siapa Hannah dan seperti apa masa lalunya.

Tak lama kemudian, Pak Baharuddin datang membawa kursi roda. Arka segera berdiri dan membantu Hannah duduk dengan hati-hati menggunakan sebelah tangannya, memastikan tidak ada yang membuat wanita itu kesulitan.

Mereka pun meninggalkan lokasi pameran dengan langkah perlahan. Yasmin masih tertidur dalam pelukan hangat Arka. Hannah duduk tenang di kursi rodanya, dan Pak Baharuddin menuntun mereka dengan senyum tenang.

Hari itu ditutup dengan kehangatan yang tak terduga—meski semua masih dalam diam dan perasaan yang belum terucap. Dalam hati masing-masing, benih-benih perasaan telah tumbuh pelan-pelan.

***

Arman masih terpaku di depan layar laptop, matanya menatap angka-angka laporan keuangan yang seperti tak ada habisnya. Tumpukan dokumen di meja kerja menambah berat beban pikiran yang sejak pagi belum sempat ia lepaskan. Lampu meja menyala temaram, menyisakan bayangan samar di ruangan kantor yang mulai sepi. Di luar jendela, langit malam telah menjingga gelap, tapi Arman masih menolak untuk berhenti. Bahkan ponselnya pun ia matikan, agar tak ada satu pun panggilan mengusik konsentrasinya.

Pintu ruangannya terbuka tiba-tiba tanpa ketukan. Arka masuk dengan langkah ringan dan santai, mengenakan kaus polos dan celana santai. Rambutnya masih basah sisa mandi, wajahnya tampak segar.

"Bekerja keras boleh, tapi jangan sampai lupa makan," ujar Arka sambil meletakkan sebuah cooler bag berwarna hitam di meja kerja Arman.

Aroma ayam bakar dan nasi hangat langsung menyeruak keluar, membuat perut Arman meronta seketika.

"Saudaraku ini tahu saja aku sedang kelaparan," Arman menyeringai lebar. Ia buru-buru membuka tas makan itu, seolah menemukan harta karun di tengah lembur yang melelahkan.

Mata Arman membelalak kagum. Di dalamnya tersusun rapi ayam bakar madu yang mengilap dengan lelehan bumbu kecokelatan, lalapan segar, sambal merah menyala, dan nasi liwet dalam daun pisang. Tidak butuh aba-aba, ia langsung menyantapnya tanpa banyak bicara. Aroma dan rasa yang bersatu membuat setiap suapan seperti menghapus penat di kepalanya.

"Enak sekali makannya, Kak! Dari mana kamu beli ini? Boleh, lah, nanti kalau mau makan, kita beli di sana," ujar Arman sambil membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Warung makan SEDAP," jawab Arka, nada suaranya terdengar lebih hidup dari biasanya. "Mereka jual banyak menu Nusantara. Rasanya otentik, murah juga. Cuma ya, harus cepat-cepat datang kalau mau dapet menu spesial karena jumlahnya terbatas. Kadang bisa kehabisan."

Arman mengerutkan dahi dan menatap Arka dengan heran. Nada bicara kakaknya terdengar tidak biasa—ada semacam semangat terselubung yang jarang muncul kalau hanya karena makanan.

“Hmm … ada apa sebenarnya di warung makan itu?” batin Arman curiga. “Kayaknya bukan cuma soal rasa makanannya enak.”

Kecurigaan Arman makin menguat ketika melihat raut wajah Arka berubah ketika membicarakan tempat makan itu. Wajah sang kakak yang biasanya tenang, kini tampak sedikit berbinar—terlihat jelas ada sesuatu yang disembunyikan. Arman pun menyimpan niat untuk menyelidiki langsung tempat itu suatu hari.

"Tadi aku bertemu dengan Inggrid di acara pameran UMKM," ucap Arka tiba-tiba, suaranya turun satu oktaf lebih dalam dan berat. Nada bicara yang jelas-jelas menggambarkan rasa kesal yang ditahan.

Arman langsung berhenti mengunyah. "Apa? Setelah lima tahun menghilang, dia datang juga?"

"Sebenarnya aku juga nggak sengaja. Tapi begitu lihat dia, rasanya langsung males. Apalagi dia masih bareng Dion. Lengkap sudah, bikin mual," kata Arka sambil memijat pelipisnya. Seketika, semangat yang tadi muncul karena bicara makanan seolah menguap.

Arman tertawa, bukan karena lucu, tapi karena tahu betul bagaimana Arka begitu alergi terhadap orang-orang yang sudah mengkhianatinya.

"Jadi ingat Dion. Kira-kira sekarang dia di mana, ya?" tanya Arman, suaranya agak merendah.

"Mana aku tahu! Dan aku juga enggak peduli," jawab Arka cepat, nadanya ketus. Jelas ada luka yang belum benar-benar sembuh.

"Padahal dia dulu sahabat dekat kamu, bisa-bisanya nusuk dari belakang. Aku rasa dia itu iri. Iri sama semua yang kamu punya—kedekatan sama orang-orang, kemampuan bisnis kamu, bahkan mungkin karena kamu selalu satu langkah lebih maju dari dia," ujar Arman, serius kali ini.

Ucapan Arman membuat Arka terdiam. Matanya menatap kosong ke arah dinding, seperti memutar ulang semua kenangan tentang Dion. Bagaimana ia pernah mempercayai orang itu sepenuhnya. Bagaimana dia selalu hadir saat Dion butuh bantuan—dan akhirnya dikhianati tanpa peringatan.

“Mungkin memang benar. Selama ini aku terlalu mudah mempercayai orang yang dianggap baik,” batin Arka pahit.

Keduanya kini diam. Hanya terdengar bunyi lembut kipas angin langit-langit yang berputar perlahan. Di luar, malam sudah turun sepenuhnya, tapi bagi Arka dan Arman, malam ini menyisakan lebih dari sekadar rasa kenyang—ada masa lalu yang perlahan mulai muncul kembali ke permukaan.

***

1
Wanita Aries
Penasarannnn
Kar Genjreng
siapa orang dewasa' itu yang menakutkan buat Hannah,,, kenangan memang terkadang membuat kita seolah ,,,berada di masa lalu,,,, yang paling nyesek seandainya masa lalu yang kelam,,,beda kalau masa lalu menyenangkan,,,baru happy
Susi Akbarini
siapa laki2 yg ngusir hannah dalm mimpi...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
jgn2 Karin hamil...

❤❤❤❤❤
ken darsihk
Achhh Karin misteri bngt dwehhh 🤨🤨
ken darsihk
Trauma apa yng di alami Hana sebegitu parah kah , sampai Hana sering pingsan bila mengingat kenangan itu
Sugiharti Rusli
ceritanya semakin menarik dan bikin penasaran sih dengan semua rahasia yang masih belum terbuka kaitannya sih,,,
Sugiharti Rusli
apa nanti si Hannah akhirnya akan mempertanyakan jatidiri laki" yang membuat dia shock ke si Samsul yah🤔
Sugiharti Rusli
rahasia kepergian si Karin juga sangat misterius dan mencurigakan bagi Arka dan Arman, seperti ada sesuatu yang janggal yah
Sugiharti Rusli
siapa sebenarnya yang telah membuat Hannah terperangkap dalam trauma panjang yang sekarang ketrigger lagi akibat melihat gambar seseorang dari photo lama sahabat masa kecilnya
Sugiharti Rusli
dari masa lalu Hannah yang menimbulkan trauma berkepanjangan tanpa ada yang tahu, bahkan sang ayah sekalipun
Sugiharti Rusli
wah banyak hal" rahasia yang menyelimuti cerita ini yah rupanya,,,
Ita rahmawati
apakah ada yg menculik atau mengancam keluarga karin 🤔
siapakah pelaku yg udah buat trauma hannah 🤔
kalo krna trauma berarti hannah masih bisa disembuhkan ya,,suara yg hilang sm kelumpuhan kakinya dn pendengarannya kan bisa pake alat dengar 🤔
masih banyak yg blm terjawab dn bikin makin penasaran 🤗🤗
Ema
Siapa yang sudah jahat sama Hannah yaa
Eonnie Nurul
semakin banyak clue-nya semakin penisirin ☺️
Wiek Soen
makin bikin penasaran thor
Wiek Soen
kayaknya hanas pernah dicelakai orang itu sampai trauma
Wiek Soen
pak agung juga kayaknya sdh tidak tulus lagi di percaya, nyatanya dia minta syarat baru menolong...mungkin pk agung ada main dg Soraya deh
Wiek Soen
kayaknya ada foto orang yg di kenali Hannah di situ yg menyebabkan dia sakit tp dia GK berani cerita
juwita
cerita nya penuh misteri blm ke ungkapan semuanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!