KETOS ALAY yang sedang mengincar murid baru disekolahnya, namu sitaf pria itu sangat dingin dan cuek, namun apakah dengan kealayannya dia bisa mendapatkan cinta Pria itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERUSAHA MASUK KEHIDUPANNYA
KETOS ALAY DAN BAD BOY - Berusaha masuk kehidupannya
Memasuki kehidupanmu susah bagiku, karena engkau menutup pintu hatimu, kau itu bukan pagar yang dikunci gerbangnya yang akan dapat ku naikin, tapi kau bagaikan tembok yang tidak ada sela untuk masuk.
SIAPA YANG DIA SUKA?
Kini hati Nifa bagaikan ditusuk panah yang beribu ribu. Dia merasa tak pantas harus bersaing dengan Desti, Desti yang menyandang model di sekolah mereka. Walaupun dirinya ketua osis, tapi dimata laki laki yang dilihat itu fisik. Dan ternyata bukan hanya Desti tai adik tiri yang tak pernah ia sukai.
“Sar, lo tau kan siapa yang disuka Farel?” Ujar Hanifa kepada Sarah
“Iya kayak yang gue bilang kemarin” ucap Sarah kepadanya
“Menurut lo Sar, dia suka sama model SMA kita juga gak?” Ujar hanifa yang melihat Farel emang sedekat itu ke Desti. Justru dia jarang melihat Farel dekat ke Silvi.
“Bisa aja” ucap Sarah sedikit memberi pandangannya, ternyata bukan hanya Hanifa yang merasa melainkan juga Sarah.
“Lo beneran gak tau yah Sar kalau tentang yang ini?” Tanya Hanifa bingung melihat Sarah.
“Malas Nif ngurusnya” Ujar Sarah yang mulai malas.
“Kayaknya gue harus ngalah aja yah sama Desti” ucap Nifa yang sangat pasrah.
“Kenapa lo bilang Desti?”
“Kan dia suka sama Desti Sarah” ucap kesal Nifa yang melihat sahabatnya itu tidak tau apa yang diceritakan dari tadi.
“Kalau itu bukan Farel yang suka tapi Destinya” Ujar Sarah lagi-lagi membuat Hanifa semakin bingung. Tadi bilangnya bisa jadi.
“Terus yang disukai Farel siapa dong?, tadi lo bilang model sekolah kita” Ujar Hanifa mulai kesal.
“Emangnya model sekolah kita cuman dia apa?” Ujar Sarah mulai malas.
“Maksud lo Selvi? yah kan lu udah bilang kemarin sar, lagian dia kan bukan model asli sekolah ini” Ujar Hanifa memutar bola matanya dengan malas.
“Tapi yang gue tau sih itu, dia suka sama Silvi, bahkan dia pindah kesekolah ini karena satu alasan, yaitu mau dekat sama Silvi, lo yang sabar yah Nif, gue juga bingung sama kehidupan lo kenapa harus selalu bermasalah sama Silvi” ucap Sarah ibah melihat sahabatnya itu. Rasanya Hanifa ingin sekali marah, karena harus bahas nama Silvi.
Mendengar fakta yang menyakitkan itu Nifa hanya diam terpaku, entah apa yang dipikirkannya, dia bingung, kenapa harus Silvi yang selalu peran Antagonis dalam kehidupannya. Dia benci kenyataan yang pahit ini, tapi bagaimana pun dia harus bisa menerima semuanya.
………..
“Rel, lo kenapa sih akhir akhir ini suka termenung?” Ujar Refan melihat kakanya yang belakangan ini nggak kayak biasanya.
“Gak papa ref, kakak cuman lagi bingung aja” Ujar Farel dengan tenang.
“Bingung kenapa lo Rel” tanya Agung yang super kepo dan heran. Ternyata seorang Farel bisa bingung, padahal mah biasanya dia nggak pernah mikirin orang apalagi tentang kehidupannya.
“Gue kemarin jumpa sama Silvi, dia bilang kalau dia masih berharap sama gue, tapi dia masih butuh sama rendi” ucap Farel berdusta, karena yang sebenarnya dia sedang mikirin Nifa yang aneh sikapnya.
“Lo gimana sih, cewek kayak gitu o pertahanin, cewek lugu lo lepasin, mendingan sama gue aja Rel” ucap Agung pada Farel. Agung sangat serius dengan ucapannya. Dia sangat malas membiarkan wanita yang dia sukai harus di sia-siakan. Farel emng tidak ingin bersamanya tapi Farel juga enggan melepaskan Nifa, entah apa yang ada dipikiran pria itu saat ini, dia sangat plin plan dengan perasaannya sendiri.
“Rel, lo harus bisa nentuin pilihan lah, apa lo pilih Nifa atau Silvi, sakit di gantung kak” ucap Refan pada kakaknya itu.
“Dan lo jangan sampai salah langkah Rel apalagi langkah lo lama! gue lihat si Nifa mulai ikhlaskan lo rel sama orang, dia nggak seperti dulu lagi” sambung Refan menceramahi kakaknya itu dengan sudut pandangnya.
“Menurut gue cinta itu bukan siapa paling cepat atau dekat, tapi siapa yang tepat dan nyaman” ucap Agung yang sok puitis.
“Apaan sih lo pada ceramahin gue, tanpa kalian ingatin gue juga tau kali” ucapnya pada kedua orang yang sok sokan ngasih saran keFarel.
…………..
Mentari pagi yang indah telah memunculkan diri hingga sinarnya dapat membuat orang orang semangat untuk mengawali pekerjaannya.
“Hai Des, jangan lupa yah ngasih ini lagi, pekerjaan lo tinggal tiga hari lagi kok, semangat yah” ucap Nifa dengan sangat ramah. Yah seperti biasanya dia tetap menitipkan makanan itu ke Farel. Jujur dia masih mengharapkan Farel, namun melihat waktu tiga hari lagi, sepertinya dia sudah pasrah.
“Dia bilang masakan lo enak, tapi kasihan lo nya sih, karena yang dia tau itu kan masakan gue bukan masakan lo, maaf yah” Ujar Desto sok merasa bersalah, padahal mah dia sangat memanfaatkan hal ini. Tapi Hanifa lebih memilih melakukan ini, setidaknya makanannya dimakan oleh Farel.
“Lo gak salah ko, itu kemauan gue” Ujar Hanifa tersenyum tulus ke Desti. “Yaudah gue pigi luan yah” Nifa pun pergi ninggalin Desti, rasanya sakit mendengar kata-kata Desti, waktu Nifa yang ngasih makanan dia selalu buang, tapi waktu Desti yang bawaai, bahkan dia muji-muji masakan tersebut. Apa sebenci itu dia sama Nifa?, apa gak selayak itu dia di hadapan Farel. Nifa menghapus semua air matanya, dia harus bisa tersenyum. Alasannya untuk tersenyum yaitu Farel, namun dia telah melukainya.
……..
“Nifa, nifa” panggil seseorang pria dari belakang, yang suaranya sangat dikenal Nifa, yaitu Farel. Ada apa dia memanggil NIfa? Apakah dia ingin menyuruh Nif pergi jauh dari kehidupannya. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Eh Farel, ada apa pagi-pagi gini?” tanya gadis itu dengan senyuman, walau senyuman penuh keterlukaan tapi dia bisa membuat seakan-akan tidak terjadi apa apa.
“Lo gak ngasih gue bekal?” Tanya farel ke Hanifa. What kok dia yang nanya? Biasanya dia yang nolak kan?
“Maaf yah, gue tadi gak sempat, gue cuman ada jus, tapi ini untuk Agung dan sarah, soalnya gue dah janji ke mereka” Ujar Hanifa lembut dan kelihatannya saat ini dia tidak alay lagi.
“Oh, lo nanti ada urusan gak?” Tanya Farel lagi-lagi mencari topik perbincangan. Posisi mereka sedang di koridor kelas Hanifa. Tentunya akan ada wartawan bertanya seperti halnya Sarah.
“Iya, gue nanti banyak kerjaan” Ujar Hanifa berbohong. Bohong? Nggak juga sih, kan dirumahnya dia selalu jadi pembantu.
“Lo kenapa sih Nif?, lo berubah banget sih, biasanya kan lo yah manggil manggil gue, sekarang lo cuek” Ucap farel to the point. Ibaratnya nih, dia gak suka matahari makanya dia selalu menghindar dan hinggap di rumah, ehh giliran malam dia nyari matahari itu dimana. Aneh.
“Bukannya gue cuek Rel, tapi gue sibuk, lagi pula lo kan senang kalau gak gue ganggu, ada Desti atau Silvi yang nemani lo, gue senang ada yang bisa buat lo tersenyum, gue senang lihat senyuman lo Rel, lo makin keren” Ucap Nifa dengan tenang. Sungguh Farel gak pernah lihat Nifa seperti ini, kenapa Nifa lebih sedewasa ini. Kenapa Farel tiba-tiba Farel merindukan Nifa yang dulu, Nifa yang super alay.