Cinta Bukan Sedarah

"Kau dimana?”

“Sebentar lagi pulang.”

“Cepatlah, Lili sendirian di rumah. Aku ada meeting sebentar lagi.”

“Kenapa tidak kau suruh pulang saja dia?”

“Cinta!” terdengar nada tidak suka saat mama Cinta meminta Bayu untuk mengusir Lili.

“Baiklah-baiklah aku segera pulang.”

Panggilan terputus. Mama Cinta pamit pulang. Ia tidak ingin Bayu memarahinya gara-gara Lili.

“Mama akan mencari waktu yang tepat untuk memberitahu hal ini kepada papa kalian. Kalian bisa beri mama sedikit waktu kan?”

Selby menggenggam tangan mamanya. Ia tidak akan menyulitkan mamanya. Ia bisa menunggu. Hal ini memang tidak mudah. Mungkin akan berimbas ke hubungan mereka. Selby sedikit khawatir. Ia takut papa tidak dapat menerima kenyataan jika Bagas bukan anak mereka. Ia takut papa akan salah paham dengan mama. Takut mengira jika Bagas anak selingkuhan mama Cinta dengan pria lain.

“Tidak perlu buru-buru ma. Jika terjadi sesuatu kasih tahu Selby. Apapun yang terjadi mama tetap mama Selby.”

“Terima kasih sayang sudah mencintai mama sedalam ini.”

“Selby sayang mama.”

Ibu anak itu saling berpelukan. Mencurahkan segala cinta mereka dalam sentuhan fisik. Bagas mendekat membelai punggung mamanya. Pelukan terurai setelah beberapa detik berlalu. Mama Cinta pamit, Selby dan Bagas mengantarnya sampai pintu.

“Hati-hati ma.”

“Jangan lupa tutup pintu.”

Setelah kepergian Cinta, Selby masuk Bagas menutup pintu tidak lupa menguncinya. Bagas mengejar Selby menarik lengannya lalu menudutkan wanita itu ke dinding tembok. Mereka saling menatap. Tatapan yang penuh dambaan. Kedua mata mereka memancarkan cinta. Penuh dengan hasrat.

Bibir Selby menggoda. Bagas tidak tahan.

Oh Sial

Bagas memegang dagu Selby. Wajah Bagas perlahan mendekat. Selby memejamkan mata. Kedua bibir mereka saling bertemu. Bertaut saling menyentuh. Lidah mereka tidak tinggal diam saling berbelit bertukar saliva. Cukup lama hingga sesuatu bergejolak di dalam tubuh Bagas dan Selby. Rasa panas. Rasa yang mendorong mereka untuk lebih. Gairah yang lebih dari sekedar ciuman.

Tangan Bagas tidak tinggal diam. Mulai bergerilya di paha Selby. Perlahan naik seiring dengan ciuman yang terus terjadi. Terus naik hingga berhenti tepat di dada Selby. Meremas dengan lembut benda kenyal yang masih terbungkus oleh baju.

Selby melenguh. Sensasi beda yang dia rasakan membuatnya terbang. Tidak puas Bagas membuka kancing baju Selby. Hingga terlihat dua gundukan yang menyembul di balik bra renda berwarna hitam. Kabut ga*irah sudah memenuhi mata Bagas. Mulut Bagas berpindah. Hisapan disana membuat Selby tersadar lalu mendorong Bagas dengan kuat.

“Bagas ini salah.”

Selby membenarkan kembali bajunya yang berantakan. Bagas merasa bersalah. Dia menggenggam tangan Selby lalu meminta maaf. Ia tidak ingin kehilangan Selby. Ia baru saja mendapatkan gadis pujaannya.

Bodoh

Sungguh bodoh.

Bagaimana bisa tadi dia melewati batas. Tidak terkontrol dan tidak bisa menahan diri. Bukan tidak mampu tetapi ada dorongan lebih yang membuat pertahanan dirinya runtuh. Membuat ia tidak kuat melawan rasa yang bergejolak lebih di dalam tubuhnya.

“Selby, maaf. Aku tidak bermaksud…”

“Tidak apa. Aku juga salah. Aku terlena dengan sentuhanmu. Maafkan aku, sebelum menikah aku tidak ingin melewati batas. Aku tidak ingin menjadi pezina seperti mami.”

Salah satu alasan Selby mendorong Bagas tadi adalah bayangan maminya yang dulu bercinta dengan laki-laki tanpa ikatan pernikahan terlintas di pikirannya. Selby tidak ingin seperti maminya. Menjadi pezina yang hina. Dia ingin melakukan itu setelah menikah. Setelah halal dan sah. Tanpa harus takut apapun. Tanpa takut hamil dan membuat malu dirinya maupun keluarga. Selby ingin menjadi orang baik dia tidak ingin bayang-bayang maminya terus menghantui hidupnya.

Bagas memeluk Selby. Gadis itu tidak menolak.

“Ayo, aku antar kau bekerja.”

Selby mengurai pelukan. Lalu mengambil tas miliknya. Dan pergi ke tempatnya bekerja. Tidak butuh waktu lama hanya sekitar 10-15 menit sudah sampai. Selby melepas sabuk pengaman. Saat ingin membuka pintu Bagas memegang lengan Selby. Membuat gadis itu menoleh ke arah Bagas.

“Kau tidak marah kan dengan kejadian tadi?”

Selby menggeleng. Bagas lega Selby tidak marah.

“Aku janji tidak akan terulang. Tapi jika kau yang minta dengan senang hati aku akan melakukannya.”

Bagas langsung mendapat pukulan dari Selby. “Dasar mesum.”

“Mesum dengan pacar sendiri tidak masalah.”

“Kita belum jadian.”

“Sudah, mulai hari ini kau pacarku. Tidak boleh dekat-dekat dengan lelaki lain. Tidak boleh menerima apapun dari lelaki lain. Tidak boleh sentuhan fisik dengan lelaki lain. Tidak boleh menatap lelaki lain lebih dari tiga detik. Tidak boleh…”

“Hussssssst, kau berisik sekali. Sudah, aku harus bekerja.”

“Ingat ucapanku tadi.”

“Iya Bagas bawel.”

Cup

Sebelum keluar Selby memberi kecupan singkat di bibir Bagas yang sedari tadi terus mengoceh seperti burung beo. Bagas langsung terdiam. Ia menatap Selby penuh dengan cinta.

“I love you.”

“Love you too, Sayang.”

***

Di tempat lain

Lili merasa bosan tetapi dia tidak ingin pergi. Di rumah Bayu, Lili sangat dimanja. Membuat Lili sangat suka dan betah berlama-lama di rumah Bayu. Meski Bagas tidak ada tetapi dia sudah dianggap menantu oleh papa Bayu. Dia bebas melakukan apa saja di rumah papa Bayu. Lili tidak peduli Bagas mencintainya atau tidak. Yang terpenting adalah dia bisa menikah dengan Bagas.

“Mama sudah pulang.” Sapa Lili.

“Aku bukan mamamu. Jangan panggil aku dengan sebutan itu.”

“Aku calon menantu tante, jadi tidak ada salahnya mulai sekarang aku panggil tante mama.”

“Belum tentu. Jangan berkhayal. Aku tahu seperti apa tipe perempuan yang dicintai oleh putraku. Tidak usah berpura-pura di depanku. Aku bukan Bayu yang bisa kau tipu dengan segala akal licikmu.”

Mendengar ucapan mama Cinta yang kasar dan ketus, Lili tersenyum sinis. Gadis itu langsung dengan angkuhnya melipat kedua tangannya di dada. Menatap tidak suka dengan mama Cinta.

“Suka atau tidak suka aku akan tetap menjadi istri Bagas. Om Bayu sudah setuju itu. Dan dipastikan Bagas akan tetap menjadi suamiku walau tanpa restu tante. Jadi tante, Lili peringatkan tante jangan macam-macam jika tidak ingin perusahaan om Bayu bangkrut dalam hitungan hari.”

“Kau terlalu percaya diri Lili.”

“Tentu saja. Om Bayu akan melakukan apapun untukku asal kerjasama dengan papa tetap berlangsung. Asal tante tahu, om Bayu lebih mencintai perusahaannya daripada apapun. Dan Lili pastikan om Bayu akan memaksa Bagas untuk menikah denganku. Dan atau tanpa persetujuan dari tante.”

Cinta mendekati Lili yang berdiri di ujung tangga. Lalu membisikkan sebuah kalimat yang membuat Lili naik darah. Telinganya terasa panas. Nafasnya memburu. Dadanya naik turun dengan cepat. Bahkan darahnya ikut mendidih saat mendengar ucapan mama Cinta.

“Bagas tidak mencintaimu. Dia mencintai gadis lain. Mereka akan menikah. Dan kau akan gigit jari saat itu. Usahamu sia-sia. Perusahaan tidak penting lagi karena Bagas memiliki banyak perusahaan dibanding Bayu. Apa kau pikir aku akan takut?”

Lili menggeleng.

Tidak

Bagas tidak boleh mencintai wanita lain. Bagas miliknya. Hanya miliknya. Siapapun tidak boleh merebut Bagas darinya.

Aarrggghh