NovelToon NovelToon
Tuhan Kita Tak Merestui

Tuhan Kita Tak Merestui

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Cinta Terlarang / Keluarga / Cinta Murni / Trauma masa lalu
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Pertemuan antara Yohanes dan Silla, seorang gadis muslimah yang taat membawa keduanya pada pertemanan berbeda keyakinan.

Namun, dibalik pertemanan itu, Yohanes yakin Tuhan telah membuat satu tujuan indah. Perkenalannya dengan Sila, membawa sebuah pandangan baru terhadap hidupnya.

Bisakah pertemanan itu bertahan tanpa ada perasaan lain yang mengikuti? Akankah perbedaan keyakinan itu membuat mereka terpesona dengan keindahan perbedaan yang ada?

Tulisan bersifat hiburan universal ya, MOHON BIJAK saat membacanya✌️. Jika ada kesamaan nama tokoh, peristiwa, dan beberapa annu merupakan ketidaksengajaan yang dianggap sengaja🥴✌️.
Semoga Semua Berbahagia.
---YoshuaSatio---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjodohan pertama

Hari pun berlalu tak ada yang spesial. Yohan yang pekerjaannya tak bisa menetap di satu kota, kali ini pun tengah menjalani aktivitasnya di kota M.

Sedangkan Silla tetap sibuk dengan pekerjaan yang mulai disukainya, di tempat sang paman.

Pagi itu, Silla terbangun di jam subuh seperti biasanya lalu melaksanakan sholat subuh juga seperti biasanya.

“Sil, kamu seneng nggk sih, kerja di tempat Om?” tanya sang paman saat keluarga itu berkumpul untuk menikmati teh pagi sebelum melanjutkan kegiatan yang lebih berat.

“Kok Om nanya gitu? Apa Silla bikin kesalahan ya?” alih-alih menjawab pertanyaan sang paman dengan benar, Silla justru melontarkan pertanyaan baru versinya.

“Justru enggak, kamu bisa membantu Om meng-handle banyak hal, Om ngerasa terbantu dan berterimakasih banget."

“Ya terus fungsi dari pertanyaan aneh Om tadi apa dong?”

Keadaan berbalik, bukan pak Abdi yang mengejar jawaban, justru silla yang menuntut penjelasan. Bukan dalam perdebatan serius tentunya, hanya percakapan ringan di pagi hari.

“Hahaha … Ayah tuh kayak nggak hapal aja sama Silla,” Usna pun terkekeh, tak bisa menahan gelaknya.

“Tante juga setuju, pertanyaan aneh macam apa itu, mending kalau tanyanya tuh yang bikin surprise gitu ya Sill, misalnya, ‘Silla pengen liburan nggak,Om lagi banyak duit nih’ … gitu kek!” timpal Bu Lilis seraya menirukan aksen bicara suaminya.

“Setuju!” seru kompak dua gadis membuat suasana semakin hangat.

“Heleh … kalian ini kalau liburan kompaknya nggak diragukan lagi!” gerutu pak Abdi merasa terjebak.

“Jadi kapan kita ….”

“Assalamualaikum!”

Tak selesai Usna menyahut ucapan sang ayah, seseorang pun tiba, berjalan santai masuk ke ruang tengah rumah itu. Seseorang yang telah terbiasa dengan situasi di sana.

“Waalaikumsalam!” jawab kompak penghuni rumah menyambut tamu yang datang.

Silla segera bangkit menyambut sosok yang dirindukannya, mengecup punggung tangannya lalu memeluk dengan bahagia.

“Kok Ayah nggak bilang kalau mau dateng? Surprise banget loh ini!”

“Memang itu tujuannya. Apa kabar? Kalian semua sehat?”

“Alhamdulilah … langsung dari seberang pulau atau dari rumah, Kang? Kok masih bawa koper?” sambut pak Abdi pada sang kakak.

“Dari seberang, mau pulang tapi keburu mau lihat si tengil,” kelakar Pak Burhan, Ayahnya Silla.

Perbincangan santai pun berlanjut hingga pak Burhan akhirnya mengutarakan maksud lain dari kedatangannya.

“Kerjaannya banyak nggak, Di? Kalau misalnya Silla minta libur barang dua atau tiga hari, repot nggak nanti? Mau tak ajak pulang dulu,”

“Bisalah Kang, nanti bisa diatur,” sahut Bu Lilis dengan senyum teduhnya. “Bawa dia liburan, Silla itu kalau di sini, paling jauh keluar sama Usna ya cuma jajan es krim.”

“Ya, rencanaku begitu.”

Setelah ijin dan restu dari sang paman dan bibi didapatkan, pak Burhan mengajak Silla untuk sejenak pulang, dengan pak Abdi yang mengantarnya.

“Malah bikin kamu repot, Di.”

“Nggak apa-apa Kang, sekali-kali.”

“Kan kita juga bisa ketemu Nenek, Paman!” sahut Usna yang juga ikut mengantar kepulangan Silla.

Perjalanan lumayan jauh, hampir tiga jam baru akhirnya mereka sampai.

Waktu berjalan sangat lambat, entah kenapa Silla terkadang merasa tak bisa menikmati waktunya jika di rumahnya sendiri. Ada saja hal-hal yang justru membuatnya merasa sungkan.

Masa kecilnya yang sering habiskan bersama sang nenek dan keluarga dari paman, membuat Silla memilih berjarak. Meskipun ia tahu semua terjadi karena kedua orang tuanya bekerja di tempat yang jauh, bukan karena tak menyayanginya.

Tapi rasa sedikit asing itu masih tak bisa ditepis dari benaknya.

“Apa kabar, Sayang … kalau Mamah nggak nelpon duluan, kamu tuh kok jarang mau ngabarin Mamah dulu,” sapa sekaligus protes Bu Aida seraya memeluk lembut sang putri kesayangan.

Silla tak pernah memiliki jawaban walaupun sekedar alasan setiap kali ibunya menanyakan hal seperti itu. Ia tak ingin berbohong, tapi ada rasa yang sulit diungkapkan Silla, rasa canggung yang seharusnya tak hadir diantara seorang putri terhadap ibu kandungnya sendiri.

Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat bagi seorang bocah yang terpaksa harus berpisah dengan sang ayah yang harus bekerja keluar pulau demi sekolah kedua kakaknya Silla. Lalu hanya berselang beberapa bulan kemudian, sang Ibu juga harus bekerja bahkan lebih jauh lagi tempatnya bila dibandingkan sang ayah.

Jika sang ayah masih bisa sering menjenguk pulang setiap dua bulan sekali, berbeda dengan Bu Aida yang hanya bisa pulang setiap satu tahun sekali.

Rasa kosong dan bingung masih sering mengganggu dan membuat Silla kehilangan tempat sebenarnya ia berasal.

“Kabar baik, Mah … Mamah sehatkan?”

Seperti itulah, Silla tak pernah mau menjawab protesnya sang ibu, dan akan mengalihkannya dengan pertanyaan lain.

“Mamah tahu, kamu lebih merasa kerasan tinggal di rumah Pamanmu. Tapi, sesekali tuh lihatin rumah yang udah susah payah dibangun buat kalian.”

Terdengar lembut, namun menyiratkan makna lain dari ucapan Bu Aida. Ada cinta yang begitu besar, namun diikuti rasa kecewa yang sulit terucapkan. Ada kerinduan yang sangat dalam, namun diikuti penyesalan yang sulit tergambarkan.

Silla tertunduk sibuk memilin ujung jilbabnya, berusaha menahan bulir air mata. Digigitnya ujung bibir hingga tak mampu mengucap sepatah pun balasan karena ia tahu apa yang dirasakan sang ibu, namun ia pun belum bisa mengatasi perasaan aneh setiap kali berada di sekitar ibunya sendiri.

Bu Aida mendekat, memangkas jarak dengan sang putri yang duduk tertunduk lalu kembali memeluknya.

Silla masih merasa sangat berat untuk mengulurkan lengannya membalas pelukan sang ibu, namun usapan lembut telapak Bu Aida di punggungnya, membuat Silla tak mampu lagi menahan tangis.

Melihat hal itu, membuat Bu Aida semakin merasa sesak dan tercekat, seakan sesuatu yang sangat berat menumpuk di rongga dadanya. Bu Aida pun menitikkan air mata.

Dengan bibir yang bergetar, Bu Aida kembali berkata, “Mamah tahu kamu masih marah … tapi ini sudah terlalu lama kamu menghindari Mamah … kasih mamah kesempatan untuk semakin mengenalmu, lagi … putriku.”

Permohonan yang sederhana, namun terasa tak mudah bagi Silla. “Aku sudah berusaha Mah … tapi semakin Mamah memaksa, aku … aku ….”

Silla kembali terisak. Ia bukan marah pada sang ibu, tapi ada rasa tak nyaman yang membuatnya tak bisa dengan mudah menghapus jarak yang terlanjur terbangun kokoh tanpa sengaja.

“Baiklah jika kamu terus keras kepala! Kesabaran Mamah ada batasnya! Jangan jual mahal lagi sama Mamah, bulan depan kamu harus menikah dengan pria yang Mamah pilihkan, jadi persiapkan dirimu baik-baik!”

...****************...

Bersambung ....

1
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Jadi penasaran sama kata goplok tau nya galfok 🤭🤭
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Oh begitu tho
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕌𝔸ˢ: annu umma, ceritanya Silla mmg suka pakai kata 'goplok' kalau meledek si Yohan. 🥴
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Setuju 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Aamiin 🤲
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
wah berarti udah sembuh nih Silla 🤭🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
gak masalah, yg masalah justru knp tiba tiba ada tyo nongol dimari /Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: bang bayiikkk/Facepalm/
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕌𝔸ˢ: annu, kurang ngopi itu🥴
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
seonsaengnim apa artinya thor?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: ooohhh...gitu
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Semoga Fardan lebih pengertian 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Yohan 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
waduh😣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
sejak kapan tyo pindah lapak ini thor?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Waduh,ga semua orang gitu Bu 😤
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
laaahhh...kok ada tyo di sini???
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
diihh...siti yg bikin masalah orang lain yg suruh selesai in..situ waras kah???
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
astaghfirullah... ibu aida ini sepertinya baru keluar dari lembah tempatnya raise lee disekap keknya 🤭
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
ibu aja temannya, berbeda beda, tetapi tetap rukup dan menjaga toleransi tuh...
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
tak lantas mungkin?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
kok bu lilis thor... bu aida mereun?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Silla pingsan 🥺
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: lah baru mau ngetik udah ada yg duluan 🤭🤧
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Nenek aja ngerti 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Hadeuh, Bu Aida sempit banget pemikirannya 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!