NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Dewa Perang

Reinkarnasi Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: amar basalamah

dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.

aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.

tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.

jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ayo kita kalahkan ragas..!

aku masuk ke dalam bar yang terlihat kumuh ditemani dengan sans dan opi. kami bertemu dengan pemimpin geng hembusan angin. aku cukup terkejut melihatnya, bukan kah dia hanya bocah. tapi melihat sans dan opi sangat menghormati bocah itu, artinya ini bukan candaan.

bocah di depanku bernama ragas. awalnya dia menolakku untuk melihat pertarungan, namun setelah sans dan opi membujuknya dia membolehkan asalkan aku membuat sumpah kontrak dengannya.

Karena isi kontrak tidak mencurigakan, hanya untuk merahasiakan semua yang ada disini kecuali dengan anggota geng hembusan angin, aku tidak keberatan.

hari masih pagi, namun orang-orang disini bersemangat untuk latihan fisik. aku hanya melihat mereka dari samping menunggu waktu pertarungan dimulai. dan ketika sudah waktunya semuanya mundur hanya menyisakan ragas di tengah.

opi maju ke sisi lain berdiri berhadapan dengan ragas. kedua tangannya menggunakan sarung tangan besi yang aku buat.

"kau sudah siap..?" tanya ragas. aku malah melihat sebenarnya bocah itu yang tak memiliki persiapan. pedangnya masih tertutup di pinggangnya, kakinya tak membentuk kuda-kuda, hanya tatapannya yang terlihat siap. sedangkan opi sudah memasang kuda-kuda, tangannya mengepal. begitu ia menggunakan manna, cahaya biru muncul di sela-sela sarung tangan yang ia gunakan.

"aku siap". opi melompat langsung ke ragas. tinjunya langsung mengarah ke wajah ragas. uap keluar dari sarung tangan besi mendorong pukulan opi menjadi lebih kuat. namun walaupun begitu ragas dapat menghindari pukulan dengan bergerak sedikit kesamping.

'buk' ragas meninju perut opi. aku tak akan percaya jika tak melihatnya langsung, tangannya yang terlihat kecil itu mampu memberikan serangan yang hebat. opi terdorong beberapa meter tapi segera maju kembali.

kali ini opi melancarkan pukulan-pukulan ringan. ragas tanpa ragu menyelimuti tinjunya dengan aura dan membalas dengan pukulan yang sama. disini aku sangat terkejut, bagaimana mungkin manna milik bocah itu tak tersebar ketika bersentuhan dengan sarung tangan besi.

selain pengguna sarung tangan besi, manna yang bersentuhan dengannya akan kacau sehingga menggangu Teknik yang dilancarkan. tapi aku tak melihat tanda-tanda ragas yang kehilangan momentum dari teknik pukulannya.

"ada apa opi, kau terlihat ragu". sesaat kemudian ragas menyapu kaki opi dan membuatnya terjatuh. namun sebelum terjatuh opi sempat mengayunkan pukulan berat dengan dorongan uap.

'BUM' suara dentuman terdengar mencongkel tanah lapangan. ragas mundur menjaga jarak. opi kembali bangkit dengan cepat. ia menatap sarung tangannya sekilas, lalu menatap ragas. apa yang dia rencanakan..!?

Aura putih berkobar menyelimuti dua tangan opi, cahaya biru yang memancar dari sarung tengan besi semakin terang. sepertinya dia akan menggunakan teknik hebat.

Ragas mengangkat tangan kanannya. aura putih muncul, tapi itu tidak berkobar, itu tenang menyelimuti tangan.

uap muncul mendorong kedua tangan opi. dia mengayunkan kedua tangan bersamaan kedepan menembakkan aura putih sebesar tubuhnya. serangan itu hampir tak terlihat karena sangat cepat. walaupun ragas jauh, tapi ia tak akan dapat menghindarinya tepat waktu.

Ragas tak menghindar, ia menerimanya dengan satu tangan. begitu aura putih opi mengenai ragas, aura putih tersebar ke segala arah. itu mirip seperti kemampuan sarung tangan yang opi gunakan. tapi beberapa tekanan masih gagal di netralkan dan menggores sedikit kulit ragas, walaupun beberapa saat kemudian lukanya hilang diregenerasi. apakah semua yang ada di geng ini memiliki kemampuan pemulihan, mereka sudah bukan seperti manusia lagi.

"huh.. akhirnya aku berhasil melukaimu". opi terlihat sangat kelelahan. sepertinya dia menggunakan semua manna miliknya pada serangan itu. dia tak lagi memiliki manna, tapi opi tetap maju menyerang dengan tinjunya.

Ragas dengan sigap bergerak kesamping, mengambil tinjunya dan membantingnya ke sisi lain. tanpa aku sadari ragas sudah mengambil pedangnya dan menodongkan ke leher opi.

"aku kalah".

"kau telah bertambah kuat. tapi kau harus biasakan dulu dirimu dengan alat itu. masih banyak gerakan yang kaku karena kau sibuk dengan sarung tangannya" Ragas membantu opi bangkit.

"akan aku lakukan".

bocah bernama ragas ini bukan main. aku sudah hidup lebih dari 150 tahun, tapi aku tak pernah melihat ada bocah sekuat ini. apakah bocah ini beneran umur 15 tahun.

"aku siap". kali ini sans yang berdiri di lapangan berhadapan dengan ragas. ia menggunakan pedang pendek yang aku berikan. itu memiliki kemampuan yang dapat membuat penggunanya mengilang jika diberikan beberapa manna.

"serang aku kapanpun". kali ini ragas mencabut pedangnya dari awal. sans menggunakan kemampuan pedang miliknya di awal, ia menghilang begitu saja.

'ting'. percikan api muncul begitu ragas mengayunkan pedangnya. beberapa kali ragas menangkis tebasan tak terlihat dari sans, sesekali dia juga menghindar. walaupun sans tak terlihat di mata orang biasa, tapi ragas dapat melihatnya dengan menggunakan teknik penglihatan manna, dengan cara menyalurkan manna ke bagian mata.

teknik penglihatan manna adalah teknik umum yang mudah dipelajari. teknik ini memang bagus untuk melihat manna dalam tubuh seseorang, mengidentifikasi sebuah teknik, melihat dalam kegelapan, tapi semakin lama digunakan akan semakin menyakitkan. anehnya aku sama sekali tak melihat ragas mengalami efek samping walaupun sudah satu menit lebih mereka beradu pedang.

Sans mengerti kalau serangan tak terlihatnya sia-sia, jadi dia siap ke rencana berikutnya. mengeluarkan sebuah bola dari balik bajunya dan melemparkan ke arah ragas.

Ragas merentangkan tangan ke depan membuat penghalang manna tipis, berjaga-jaga jika itu meledak. tapi begitu bola itu mengenai penghalang asap ungu keluar. asap ungu mulai mengepul dari tempat ragas hingga memenuhi lapangan. tak ada yang dapat melihat apapun sekarang, kecuali aku dan sans.

aku dan sans mengenakan penutup mata yang aku buat khusus. walaupun terlihat seperti penutup mata, ini dapat membantu untuk melihat suhu panas. karena ras manusia memiliki darah panas aku dapat melihat panas dari ragas. penglihatan manna tak akan berguna disini, karena asap ini mengandung manna. jika menggunakan penglihatan manna, itu malah akan terlihat bercahaya dimana pun.

Sans maju mencoba menebas ragas, kali ini ragas sedikit telat untuk menghindar dan itu melukai sedikit bahunya. tapi itu hanya sekali, serangan sans berikutnya dapat dihindari dengan mudah. aku sampai dibuat kebingungan melihatnya.

'tidak mungkin.., apa dia menggunakan teknik pendengaran manna'. tak ada hal lain kecuali itu untuk menjelaskan kejadian ini.

Teknik pendengaran manna. menggunakan manna untuk memperkuat pendengaran. itu mudah untuk menggunakannya dan tak ada efek samping. tapi untuk melakukannya dalam pertarungan, itu sesuatu yang sangat berbeda. aku yang sudah lama hidup menggunakan teknik pendengaran untuk lebih detail dalam memalu sebuah besi bahkan tak dapat melakukan itu. aku jadi semakin ragu apa dia sungguh seorang bocah umur 15 tahun.

'bum' tanah sedikit bergetar. ragas baru saja menghantam tanah lapangan dan menyebarkan aura tipis ke sekitar untuk mengusir asap ungu.

"aku kalah". melihat semua rencananya gagal dia tak lagi merasa dapat menang.

Sans adalah seorang assasin, petarung yang menggunakan senjata tersembunyi dan serangan diam-diam. melawan petarung yang lebih kuat dalam pertarungan hadap-hadapan adalah bunuh diri.

"cobalah melatih langkahmu agar lebih lembut, dan gunakan juga senjata lempar yang minim suara" saran ragas.

"terima kasih".

"ada apa?, apa kau kecewa dengan peralatanmu yang gagal". aku terkejut bukan karena kata-katanya tapi karena jaraknya yang begitu dekat. bukan ragas yang datang padaku, tapi... itu aku.

Tanpa sadar setelah pertarungan berakhir aku melangkah. aku terlalu kagum, dengan sosok dihadapanku. dia bertarung melawan petarung tangan kosong dengan tangan kosong juga. bertarung melawan assasin juga dengan teknik yang sering digunakan assasin. secara langsung dia mengajari kemampuan masa depan dari mereka yang berhadapan dengannya, membuat mereka semakin termotivasi untuk menguasai teknik selanjutnya.

ah... masa bodo dengan umur. suatu saat nanti orang ini pasti akan menjadi orang terkenal. bukan hanya di kerajaan ini, kehebatannya pasti akan terdengar bahkan sampai ke kerajaan tetangga yang ada di benua lain. untuk orang seterkenal itu, aku ingin membuatkan senjata untuknya.

"aku ingin membuatkan senjata untukmu, senjata apa yang kau inginkan..?".mataku berbinar ingin mendengar senjata yang dia inginkan. apakah itu pedang atau sebuah sarung tangan besi.

"aku ingin semua... semua senjata yang bisa kau buat. karena aku menguasai semua senjata". seharusnya mendengar hal itu membuatku jengkel, karena orang mengatakannya pasti untuk mengejek atau hanya bercanda, tapi aku tidak merasakan jengkel sama sekali. tapi butuh waktu berapa lama...

"atau buatkan saja satu senjata yang dapat menjadi semua senjata, apa sekarang kau sudah termotivasi sekarang". dia mengatakan itu sambil tersenyum dan kemudian pergi meninggalkan kami. seorang ras iblis mengikuti disampingnya lalu mereka saling berbicara, tapi aku hanya memikirkan senjata dikepalaku.

"senjata yang dapat menjadi senjata lain, jika aku berhasil... ini akan menjadi terobosan baru". tak pernah ada dalam hidupku orang yang meminta 2 senjata dalam satu, paling-paling meminta senjata dalam bentuk cincin yang dapat menjadi pedang.

aku awalnya hanya berniat melihat senjataku digunakan agar seorang mencapai tujuannya. tapi siapa yang mengira aku malah bertemu seorang yang luar biasa.

"eh... maaf kami gagal, jadi ini kami kembalikan senjatanya".

"DIAMLAH... AKU SEDANG BERPIKIR". aku sedang tak peduli hal lain, aku harus segara datang ke bengkel aku dan menempa senjata.

"aku kira dia melembut setelah bicara sama tuan kita, tapi sepertinya masih sama". aku seperti mendengar sesuatu, tapi aku tak peduli.

1
إندر فرتما
semoga bagus alur cerita ini,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!