NovelToon NovelToon
My Husband Mantan Santri

My Husband Mantan Santri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amari Antares

Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.

Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.

Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)

Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OTW Main.

         𖤓HAPPY READING𖤓

"DHILAN!!!!!!!!!!!" teriak Meina ketika melihat adik bungsunya itu hendak pergi keluar dengan cara diam-diam.

"Mau ke mana?" tanyanya dengan nada ketus.

"Mau pergi, aku mau jalan-jalan, bosen di rumah terus." tukas Dhilan sambil mendorong sepeda listrik kesayangannya.

"Emangnya pergi ke mana, paling kalau pakai sepeda listrik punya mu ini, 15 kilo nyampenya, itu juga pulangnya nuntun.

"Terserah Dhilan dong kak, mau di dorong, mau di gotong, mau di terbangin, mau di tinggal juga gak apa-apa." balas Dhilan sambil terus mempompa ban sepedanya.

"Di bilangin ngeyel terus kamu ini iya." ujar Meina sambil mencubit pinggang adiknya itu.

"Udah ah, gak kakak, gak abang sama-sama nyebelin." Dhilan pun mulai menyalakan sepeda listriknya itu.

"Tuh kah, kualat gak nyala kan sepedanya, makanya pakai motor." ejek Meina sambil menggerung-gerungkan motor miliknya.

"Sombong amat." batin Dhilan.

"Kakak mau pergi dulu, bye..." Meina pun melajukan motornya meninggalkan Dhilan yang masih saja mencoba menyalakan sepeda listriknya.

"Ahhh.... kok gak nyala-nyala!" gerutu Dhilan.

"Kenapa dek sepedanya?" tanya Delvin yang sudah bersandar di pintu sambil melipatkan tangan di perut.

"Gak kenapa-napa." jawabnya dengan ekspresi datar 😑

"Ahh... masa sih, sini abang lihat sepedanya." Delvin pun menghampiri Dhilan.

Dhilan sebenarnya merasa tidak enak hati, tapi demi bisa jalan-jalan ia harus pendem gengsinya dulu.🤣

Setelah di coba beberapa kali, ternyata sepeda listriknya tidak bisa nyala.

"Duh... gimana nih Lan, sepedanya gak bisa nyala." ujar Delvin sambil bertolak pinggang.

"Gimana kalau kamu naik motor aja." sambung Delvin.

"Lah, badan ku pendek suruh naik motor abang ya kakiku gak nyampe." balas Dhilan sambil tertawa.

"Ah bisa aja kamu." tukas Delvin sambil menyentil dahi Dhilan.

"Abang yang bawa motornya, kamu naik aja." ucap Delvin sambil menaik turunkan alisnya.

Dhilan pun berpikir sejenak, "Kalau kaya gini gimana iya, apa aku harus ikut nih orang bau tanah ini." batin Dhilan.

Setelah berpikir rumit kaya rumus Pythagoras, akhirnya Dhilan pun menyetujuinya.

"Yaudah, tapi jalan-jalannya harus sesuai sama yang aku mau." Delvin pun sepakat, ia kembali memasuki mansion untuk mengambil jaket, kunci motor dan dompet.

Sedangkan Dhilan menunggu sambil berdiri di luar gerbang.

"Den... ngapain di sana." tanya seorang nenek-nenek paruh baya.

"Lagi, mau pergi Nek." jawab Dhilan sambil tersenyum.

"Hati-hati ya di jalan." peringat nenek tersebut.

"Nggeh, Nek..." sahut Dhilan.

Brum..

Brum..

Brum..

"Ayo dek naik." Delvin memalingkan wajahnya ke arah jok belakang.

Dhilan pun sedikit kesusahan menaiki motor tinggi abangnya ini. Delvin yang melihatnya pun menahan tawanya.

"Pegang bahu abang aja kalau naik lain kali." ujar Delvin.

"Bodo amat, udah ah jalan." gerutu Dhilan.

Mereka berdua pun melaju meninggalkan kawasan perumahan tersebut.

Dhilan hanya menunjuk ke arah mana mereka pergi, dan Delvin hanya diam saja mengangguk.

*

*

*

*

*

"Dhilan! Delvin! Ema!!" teriak Kinaan ia benar-benar bingung di mana ketiga putra putrinya ini.

"Lah ini anak pada ke mana, gini amat kalau umur udah tua." gerutu Kinaan sambil mengambil minuman kaleng di dalam kulkas.

"Assalamu'alaikum..." sapa Amari dari pintu luar.

"Wa'alaikumussalam..." sahut Kinaan menghampiri Amari.

Mereka ber dua pun saling menyambut layak nya suami istri lainnya, mesra.......

"Anak-anak pada ke-" belum juga selesai ngomong telunjuk Kinaan sudah menempel di bibir Amari.

"Udah jangan di omongin pusing aku bee..." keluh Kinaan sambil menundukkan kepalanya di bahu Amari.

Amari makin heran, anak-anaknya gak ada tapi nih suaminya kok malah bad mood.

"Emangnya kenapa ini." tanya Amari. Kinaan pun mengangkat wajahnya dan berbisik.

"Udah ah, mumpung sepi, ke kamar yuk." bisik Kinaan pada Amari.

Tanpa menunggu aba-aba Kinaan pun mengangkat tubuh Amari, Amari yang kaget pun menepuk-nepuk pundak Kinaan sambil berteriak, para bodyguard yang berjaga pun mengintip mereka

visual iya...

-

-

See you again🥰

1
Tamirah
ganteng tuh visual nya tapi kok para author selalu orang pakai orang Korea.
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea
shiv: terimakasih kak sarannya/Pray/
shiv: oleh kak, saya Terima masukannya saya ganti kok/Smile/
total 2 replies
shiv
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!