NovelToon NovelToon
JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Lahir dari pasangan milyuner Amerika-Perancis, Jeane Isabelle Richmond memiliki semua yang didambakan wanita di seluruh dunia. Dikaruniai wajah cantik, tubuh yang sempurna serta kekayaan orang tuanya membuat Jeane selalu memperoleh apa yang diinginkannya dalam hidup. Tapi dia justru mendambakan cinta seorang pria yang diluar jangkauannya. Dan diluar nalarnya.
Nun jauh di sana adalah Baltasar, seorang lelaki yang kenyang dengan pergulatan hidup, pelanggar hukum, pemimpin para gangster dan penuh kekerasan namun penuh karisma. Lelaki yang bagaikan seekor singa muda yang perkasa dan menguasai belantara, telah menyandera Jeane demi memperoleh uang tebusan. Lelaki yang mau menukarkan Jeane untuk memperoleh harta.

Catatan. Cerita ini berlatar belakang tahun 1900-an dan hanya fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanya merupakan sebuah kebetulan. Demikian juga mohon dimaklumi bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian tempat dengan keadaan yang sebenarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 24

Jeane berbaring gelisah di atas ranjang kamarnya. Suara suara dari kamar sebelah memang sudah berhenti sama sekali, tetapi tetap saja rasa kantuknya tidak mau menghampiri. Sambil telentang di atas kasur kasar itu, Jeane menatap langit langit kamarnya, dengan sepenuh hati membenci semua pria dan nafsu kebinatangannya, tidak seorang pria pun yang dapat dipercaya. Mereka semua adalah binatang binatang tidak berperasaan, memikirkan diri sendiri, memikirkan kebutuhan kebutuhan lahiriah mereka sendiri. Cinta itu sebuah jebakan, yang dibuat oleh kaum pria untuk memperbudak wanita untuk memenuhi semua kemauan mereka. Ia ingat Edgar, pria yang pada mulanya sangat dicintainya, tetapi justru membuatnya kesakitan justru pada malam pengantin mereka, meluluh lantakkan semua impian indahnya tentang malam pengantin, dan membawanya pada situasi seperti saat ini. Menjadi tahanan gerombolan bandit Spanyol. Dalam hati Jeane bersumpah tidak akan mau lagi terjebak dalam cinta................

    Kesunyian meliputi rumah itu.. Di luar gubuk, suasana juga terasa sunyi dan gelap gulita. Rasa gelisah menguasai Jeane, mendorong dirinya untuk bergerak. Jeane melemparkan selimutnya ke bagian kaki ranjang, lalu bangkit berdiri dan berjalan pergi ke jalan masuk menuju ruang utama.

    Jeane baru saja melangkah masuk ke dalam ruangan utama yang berpenerangan redup ala kadarnya, ketika ia merasakan bulu kuduk di lehernya berdiri menggerinjang. Dengan cepat Jeane berputar ke arah jalan masuk yang baru saja ditinggalkannya.

    Baltasar ternyata sedang berdiri di lubang pintu itu, sinar rembulan yang mencuri masuk lewat jendela depan bercahaya di atas rambutnya yang hitam kelam. Pria itu bertelanjang hingga batas pinggangnya, batang tubuhnya berkilauan tertimpa sinar bulan. Celana panjangnya ketat membungkus pinggul dan pahanya, menampakkan kakinya yang panjang.

    "Senora?" alis pria itu naik melihat kehadiran Jeane di situ.

    Jeane berdiri mematung di tempatnya, memandang dan mengetahui bahwa pria itu bertanya mengapa ia tidak bisa tidur. Namun melihat pria itu dalam keadaan setengah telanjang seperti itu, Jeane cuma dapat mengingat bahwa beberapa menit yang lalu, pria itu telah berbaring bertelanjang bulat dengan seorang wanita telanjang dan melakukan perbuatan perbuatan paling akrab dengan wanita itu.....

    Sambil mengerutkan dahi, pria itu memiringkan kepala, mengawasi Jeane dengan penuh kewaspadaan. Suatu keinginan yang kuat untuk meloloskan diri mencekam diri Jeane. Ia tidak bisa mengatakan dengan pasti bahaya apa yang dilihatnya pada pria itu. Ia cuma mengetahui bahwa ia harus meloloskan diri dari pria itu. Oleh karena itu, dengan setengah melompat ia menyerbu ke arah pintu.

    "Jeane!" pria itu memanggil dengan menyebutkan nama Jeane sebagai suatu perintah agar ia berhenti. Namun justru karena itu, Jeane berlari lebih kencang, mencapai pintu kamarnya dan menyentaknya hingga terbuka. Namun ternyata gerakan pria itu lebih cepat dari Jeane, tangannya mencegah Jeane membuka kamarnya sebelum lengannya menyambarnya dan memutar tubuh Jeane hingga mereka bisa berhadap hadapan.

    "Lepaskan aku!" Jeane melawan dengan nekat. Mulutmya mengeluarkan sumpah serapah. "Kau babi keparat! Binatang!"

    Jeane mendengar ada nada bertanya dalam suara pelan pria itu, tetapi ia tidak menghiraukannya. Sambil menendang nendang tulang kering pria itu, Jeane meronta ronta bagaikan binatang liar untuk melepaskan diri dari cengkeraman kuat pria itu. Ketika pria itu merasakan bahwa Jeane berada di ambang histeria, ia memegang bahu Jeane dan menggoncangnya dengan sedemikian keras, hingga Jeane mengira bahwa tulang lehernya bakal patah.

    Guncangan itu membuat Jeane menjadi lemas. "Babi!" ia cuma bisa berbisik, ketika pria itu berhenti menggoncang dirinya. Kegelapan membayang di depan mata Jeane sehingga ia terpaksa bergelayut pada daging keras bahu telanjang pria itu untuk menjaga keseimbangan agar ia tidak sampai jatuh ke lantai. "Kau binatang mesum! Apakah terlalu mudah Estela kau taklukkan sehingga kau memutuskan untuk memperkosa diriku sekarang?" Jeane terus mengeluarkan sumpah serapahnya walaupun ia tahu bahwa pria dihadapannya tidak mengerti semua ucapannya.

    Mulut Baltasar merapat dengan geram dan sebaris otot pada rahangnya bergerak gerak, sementara matanya yang seperti butir butir batu bara hitam yang membara itu memandang kepada wajah Jeane. Sebelum Jeane sempat berbuat sesuatu, ke dua tangannya telah dipelintir ke belakang punggungnya dan ia di desak merapat pada dada pria itu.

    Bau tubuh pria itu kuat dan memabukkan, mampu membius panca indera Jeane. Didorong oleh rasa takut yang amat sangat, Jeane meronta dan menggeliat melawan, jantungnya berdebar debar memukul tenggorokannya.

    Suara pria itu mendesis, mengeluarkan suatu perintah dalam bahasa Spanyol ke dalam telinga Jeane. Jeane memalingkan kepala untuk menghindari suara itu, dengan begitu ia membuat suatu kesalahan dengan memalingkan mukanya dari wajah pria itu.

    Sentuhan tidak sengaja dari bibir pria itu membekukan Jeane. Ia tidak dapat bergerak sedikit pun dan dirasakannya sekujur tubuhnya dilanda rasa dingin, kemudian terasa panas menganga. Waktu seakan akan berhenti berputar ketika sentuhan bibir mereka satu sama lain berkelanjutan. Jeane menahan napasnya, dalam suatu ketakutan yang amat sangat bahwa sentuhan bibir dengan bibir iru tidak akan berhenti hingga di situ saja.

    Jeane teringat akan serangan brutal yang dilakukan Edgar atas dirinya, ia memejamlan mata. "Jangan lagi," isaknya dan memohon pengampunan.

    Sangkutan rapuh itupun putus. Baltasar menegakkan punggung dan mengangkat kepalanya. Sikapnya mengandung suatu keangkuhan tertentu. Salah satu lengan pria itu meluncur turun hingga ke belakang ke dua lutut Jeane, mengangkat dan menggendong Jeane.

    "Tidak! Tidak!" Jeane terengah engah memprotes dan melawan lagi dengan kalap.

    Tetapi semua tindakan yang dilakukan Jeane itu dengan mudah ditindas ketika pria itu menggendong Jeane menuju kamarnya. Setibanya di kamar Jeane, Baltasar menurunkan kaki Jeane menginjak lantai kamar itu lalu memutar tubuhnya menghadap pada dirinya. Jeane mencoba menggunakan ke dua lengannya untuk merenggangkan diri dari pria itu. Tangan pria itu setengah melingkari leher Jeane, lalu mengangkat dagu Jeane. Dan Jeane menegang kaku dicekam rasa terkejut ketika mulut pria itu menguasai mulutnya, mendarat di atas bibir Jeane dengan hangat dan tidak dapat dilawan. Jeane menggunakan ke dua tangannya untuk mencoba menjauhkan diri, tetapi tekanan pada lehernya menggagalkan semua usahanya. Pria itu telah memaksa Jeane untuk menerima ciumannya hingga pria itu menganggapnya cukup dan berhenti.

    Ketika pria itu mengakhiri ciumannya, dengan kasar didorongnya Jeane dari dekapannya, sehingga Jeane terhuyung ke belakang dan jatuh setengah telentang di atas ranjangnya. Dengan semua kelakuannya itu, pria itu seolah mau mengatakan bahwa kalau saja ia mau, maka ia dapat menjadikan Jeane sebagai miliknya sekarang juga. Tetapi ia tidak menghendaki Jeane dan semua ketakutan Jeane itu salah sasaran.

    Lalu.... tanpa mengucapkan sepatah kata pun Baltasar berbalik dan meninggalkan kamar Jeane.

    Bergidik merasakan sikap dingin Baltasar, Jeane berbaring di atas ranjang dan meringkukkan badannya. Matanya terasa panas, tetapi tidak ada air mata yang keluar. Dan tidur pun tidak kunjung datang padanya....

1
Atikah'na Anggit
kok keane...
julius: Barusan sudah diperbaiki kak. thx
julius: waduh... salah ketik. Mohon maaf ya kak? Terima kasih koreksinya, nanti segera diperbaiki 👌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!