Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.
Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"ahh aku puas, terima kasih ara" ucap defan.
"lain kali cari perempuan lain" jawab clara jutek dan merapikan selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
"tidak, kamu milikku" jawab defan kemudian bangun dari tempat tidurnya.
"jangan mengatakan seenaknya" jawab clara tegas.
"kenapa? Tidak puas dengan ku?" tanya defan.
"mau kemana?" tanya clara yang melihat defan mengenakan pakaiannya, tanpa menjawab pertanyaan defan.
"ayo ikut dengan ku, kita cari informasi lebih dalam mengenai anggota red apple" jawab defan sambil merapikan pakaian yang baru saja dipakainya.
"tengah malam begini?" tanya clara.
"ya, tenang saja, aku akan melindungi mu, ku tunggu di ruang tamu" ucap defan, kemudian keluar kamar.
Clara turun dari kasur, kemudian mengenakan pakaiannya, merapikan rambut nya sampai dirinya benar-benar rapi.
"kita mau kemana?" tanya Clara lagi saat ia keluar kamar dan langsung memasuki ruang tamu yang tidak terlalu luas namun tertata rapi. deffan sedang duduk di sofa dengan kunci mobil sudah di meja depannya.
"sebuah bar" jawab defan, kemudian berdiri sambil mengambil kunci mobil itu.
"untuk apa?" tanya clara.
"nanti kamu akan tahu, ayo sebelum terlambat" ajak deffan berjalan ke arah pintu keluar. Clara mengikuti.
Mereka melintasi lorong dan berjalan ke arah lift hingga sampai ke basement apartemen untuk mengambil sebuah mobil.
Mereka mulai melintasi jalan raya dengan kecepatan tinggi.
bukk... Bunyi kencang seperti menabrak seseorang.
Deffan langsung merem mendadak.
"kamu menabrak sesuatu?" tanya clara.
"tidak, kita tidak menabrak apapun, tapi sesuatu jatuh dari atas ke persis ke depan mobil" jawab deffan sambil menekan layar kecil di mobilnya untuk melihat cctv yang ada di depan mobilnya.
"lihat, jangan keluar, ini jebakan, mungkin saja ada yang menunggu kita keluar dari mobil" sahut deffan setelah mengecek kebenarannya melalui rekaman CCTV.
"lalu kita harus bagaimana sekarang?" tanya Clara.
Deffan mengecek cctv yang berbentuk bola di atas mobil, kemudian memutar layar ke segala arah, ada 2 orang yang berjongkok di pagar balkon apartemen yang berbeda.
"ada 2 orang, kita pergi" jawab deffan yang kemudian melanjutkan perjalanannya, menghiraukan apa yang ada didepannya.
Saat sudah jalan beberapa meter, 2 orang itu turun ke jalanan, barulah menyadari bahwa yang jatuh di depannya adalah sebuah mayat.
Defan melihat semua itu dari kaca spionnya.
"dialah assassin nya" sahut clara yang juga menyaksikan itu. Ia sadar salah satunya menggunakan anting panjang di telinga kirinya, sama dengan di foto.
"ya benar, untung saja kita tidak turun, kita tidak boleh berhadapan langsung dengannya" sahut deffan.
Sebuah mobil berjalan melewati jalan tadi, dan 2 pembunuhnya masuk ke dalam mobil, kemudian melaju dengan kecepatan tinggi.
"mereka mengejar kita" sahut clara dengan panik.
"sial" sahut deffan dan meningkatkan laju mobilnya kemudian mengambil jalan memutar beberapa kali.
"mereka tidak mengikuti kita" sahut clara setelah tidak melihat ada mobil yang mengikuti nya lagi.
"jangan lengah, selain kuat, mereka juga cerdas, kita ambil jalan lain" sahut defan, hingga akhirnya mereka masuk ke terowongan bawah tanah, setelah sekitar 3 menit, akhirnya sampai dan memarkirkan mobilnya, lalu masuk ke bar, bar ini berada di bawah tanah sebuah toko roti. Bar ini tertutup.
"2 gelas wine" pesan deffan saat sudah di bar.
"bagaimana kamu tau ada bar disini?" tanya clara.
"tempat ini sebenarnya cukup terkenal di dunia bawah, banyak pelacur, penjahat, mafia, pembunuh, semuanya bersatu, bisa dibilang ini bar dunia bawah tanah, bukan hanya tempat tapi memang banyak digunakan oleh orang-orang bawah tanah seperti kita" jelas deffan.
"silahkan dinikmati" ucap seorang pelayan bar wanita dengan pakaian sexy nya sambil memberikan 2 gelas wine.
"terima kasih" ucap deffan kemudian berjalan dan duduk bergabung di keramaian.
Mereka berbincang-bincang akrab dengan orang-orang disana, berkenalan dan berusaha menggali informasi tentang red apple.
"hei hei, itu adikku kemari, ada apa? Tidak biasanya kamu kemari" sahut seseorang yang mabuk berat di tempat kerumunan deffan dan clara bergabung.
Yang datang adalah seorang remaja laki-laki menggunakan celana jeans biru dan kaos dengan jaket hitam terbuka dan seutas kertas ditangannya.
"ahh seperti biasa adik mu memang tampan yan" sahut seorang wanita diantara kerumunan itu.
"ya benar" sahut yan, pria berumur 20 tahun.
Saat sudah dekat. seseorang yang di panggil adiknya itu mengambil gelas yang ada di tangan yan dan memindahkannya ke meja lain.
"sudah cukup, kau sudah mabuk berat" kemudian ucap remaja laki-laki yang datang tadi.
"kamu kesini hanya untuk mengambil minuman ku?" tanya yan.
"seorang wanita memberi ku surat, katanya untuk mu, dia meminta ku untuk memberikan kepada mu secepatnya" jawab si adik dengan memberi seutas kertas.
"ahh terima kasih, ingin bergabung juga?" yan berdiri dan merangkul si adik untuk duduk di sampingnya.
"jangan pegang aku" si adik melepaskan rangkulannya. Saat ingin berdiri, yan merangkul si adik lagi untuk menahannya tetap duduk.
Clara menatap deffan dan memegang telinga kirinya, untuk memberi tanda bahwa di telinga kiri si adik ada sebuah tindikan, tanpa berkata deffan langsung mengerti maksud clara.
"hey mau kemana? Berapa umur mu?" tanya deffan dengan akrabnya.
"hmm.. jika ditanya kamu harus menjawabnya" sahut yan sambil menepuk bahu adiknya.
"aku pergi" sahut lelaki remaja itu yang melepaskan rangkulan kakak nya, kemudian berjalan menjauh.
"maaf, dia memang dingin, walau begitu tapi dia orang yang baik" sahut yan sambil menyeringai.
"ya tidak apa-apa, boleh berkenalan dengan adik mu?" tanya deffan.
"jika dia mau" jawab yan, yang membuat clara langsung bangun dari duduknya.
"terima kasih" jawab deffan, kemudian ikut mengejar clara.
"tunggu" teriak clara yang mengejar ray, tapi ia masih berjalan dengan santainya. Deffan ikut mengejar.
"ku bilang tunggu!" ucap clara lagi dengan nada sedikit tinggi yang tiba-tiba sudah berada di hadapan ray yang sudah berada di pintu keluar bar.
Remaja lelaki itu mengangkat sebelah alisnya.
"tidak tuli kan?" tanya deffan setelah menyusul.
"tidak" jawab remaja laki-laki singkat.
"kami memanggil mu" jelas clara lagi.
"owhh ku kira siapa, ada apa?" tanya nya kembali.
"boleh bicara sebentar?" tanya deffan.
"boleh, bicara saja" jawab si adik.
"ada apa dengan lo" deffan dengan sedikit kesal.
"seharusnya gua yang ngomong begitu" jawab remaja laki-laki.
"hmmm.. Tindikan yang bagus, boleh tau dimana kamu menindik nya? Aku juga ingin" sahut clara berusaha mencari topik.
"ini?.. Hmmm..." jawab remaja laki-laki sambil berpikir dan memegang telinga kirinya.
"di sudut kiri bar ada sebuah ruang untuk tato dan tindik" tambah sahutnya dan menunjuk ke sebuah toko kecil di sudut kiri bar dengan ruang kaca.
"siapa nama lo?" tanya deffan.
"ray" jawab remaja lelaki itu.
"tidak menanyakan nama kami?" tanya clara.
"siapa nama kalian?" tanya ray.
"kita seperti bicara dengan orang bodoh" cetus deffan.
"kenalin clara" sahut clara dan mengajak berjabat tangan.
ray berjabat tangan dengan Clara.
"dan ini deffan, teman ku" clara mengenalkan deffan.
"salam kenal" jawab ray dengan wajah datarnya.
"tangan mu dingin sekali" sahut clara.
"maaf, gua pengen istirahat" jawab ray yang kemudian langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
"hey kalian, gimana? Berhasil kenalan dengan nya?" tanya yan yang tiba-tiba datang menghampiri clara dan deffan.
"namanya Ray benar?" sahut clara.
"ahaha hebat, kalian mengetahui namanya dengan cepat, biasanya dia sangat dingin dengan orang baru" seru yan.
"dia membuat ku kesal" sahut daffan.
"ahaha, maaf jika dia membuat mu tidak nyaman" balas yan setelah sedikit tertawa.
"tidak apa-apa kak yan" balas clara.
"kamu wanita yang sopan juga" sahut yan sambil senyum.
"terimakasih, ka yan juga sangat ramah" balas clara.
"baiklah saya pamit, saya sudah lelah, sampai bertemu lagi nanti" ucap yan kemudian meninggalkan mereka berdua sambil melambaikan tangannya.
Setelah itu clara dan deffan pulang, dan melaporkan semua kejadian itu ke ayahnya deffan, evans wiilow, bos mafia willoza.