Ini cerita seorang gadis yang berjuang mempertahankan rumah tangganya dan untuk mendapatkan cinta suaminya.
Bagaimakah kisah mereka?kuy lah di baca😊
jangan lupa like n komennya ya,biar aku tambah semangat buat up cerita nya lagi.
"Entah aku yang terlalu bodoh atau aku yang terlanjur jatuh akan pesonamu.Hingga membuatku tak bisa untuk tidak memaafkanmu.Walaupun kau berulang kali menyakitiku.
KIRANA ADELIA PUTRI
"Kamu tak akan pernah bisa hidup tenang gadis si****,kamu akan menyesal berani mengusik kehidupanku"
PUTRA BAGAS ATMAJA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richacymuts, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Selamat pagi...mumpung lagi nggak terlalu banyak kerjaan jadi sekarang aku sempetin buat update lagi... author lagi seneng ini hihihi😁
Walaupun begitu author masih sering bingung kalo harus membuat paragraf awal seperti sekarang ini...
Jadi kalo kalimatnya agak acak acakan tolong di komen ya..kasih sarannya biar cerita ini bisa jauh lebih baik lagi...
udah ah sampai sini dulu cuap cuapnya...Happy reading...
Keesokkan harinya Kirana tengah sibuk memindahkan pakaian dan barang barangnya untuk pindah ke kamar Putra.
Setelah perubahan sikap dan pernyataan Putra tempo hari,Kirana berfikir Tak ada salahnya memulai semuanya dari awal.
"Kirana semuanya sudah aku angkat ke kamar,ada lagi yang harus aku angkat?"tanya Putra setelah sampai di kamar yang di tempati Kirana selama ini.
"emmm udah nggak ada mas,aku juga udah selesai merapikan tempat ini.Lebih baik sekarang aku rapikan barang barangku yang ada di kamarmu"ucap Kirana menuju kamar Putra.
Saat Kirana akan keluar kamar tiba-tiba tangannya di cekal oleh Putra.
"ada apa mas?"
"kamu belum bilang terima kasih padaku?"
"untuk apa?"
"ck aku dari tadi mondar mandir ngangkatin barang barang kamu ke kamar loh"
"terus?kan yang minta aku pindah kamar kamu,yang menawarkan diri untuk bantuin aku juga kamu!terus aku harus terima kasih untuk apa?"tanya Kirana merasa aneh.
"kamu ya"ucap Putra gereget..
Putra yang tak tau harus menjawab ucapan Kirana lebih memilih menarik Kirana ke pelukannya.Dan ia langsung mencium Kirana tanpa persetujuan.
Yang sontak membuat Kirana membulatkan matanya"😳aiiisss kecolongan lagi"batin Kirana.
"kebiasaan deh mas,seneng banget nyuri ciuman dari ku"ucap Kirana pura pura cemberut,karena aslinya dia juga suka perlakuan putra terhadapnya.Bahkan kini pipinya nampak merona.
"Halah pura pura keselkan kamu,aslinya juga suka"ucap Putra sambil menoel dagu Kirana.
"udah ah aku mau ke kamar kamu"ucap Kirana berusaha kabur agar Putra tak menggodanya lagi.
"eits mau kemana?mulai sekarang itu kamar kita,bukan cuman kamarku faham"ucap Putra sambil mengecup pipi Kirana yang masih nampak merona.
"iya kamar kita,puaskan.Sekarang lepasin pelukannya"ucap Kirana sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Putra yang cukup erat.
"mau aku bantu?"
"tak perlu aku bisa sendiri"ucap Kirana sambil berlalu.
Sedangkan Putra lebih memilih pergi ke ruang kerjanya untuk mengecek email yang mungkin di kirimkan oleh Siska asistennya.
Yah walaupun weekend terkadang putra masih saja bekerja.Memang dasarnya dia workaholic.
Beberapa jam kemudian Kirana tlah selesai membereskan semua barang-barang nya,saat ia akan menuju dapur untuk memasak tiba tiba putra memanggil Kirana.
"Kirana kita makan di cafe aja,nggak usah masak"
"owh ya udah aku siap siap dulu,bau keringat"ucap Kirana berlalu pergi
POV Putra
"gadis itu semakin hari kenapa semakin cantik saja"batinku saat melihat Kirana turun dari lantai dua.
"ah sepertinya tak salah aku jatuh cinta padanya"batinku lagi.
"sudah siap?"tanyaku saat dia sudah sampai di depanku.
Dan ya dia hanya tersenyum dan mengangguk.
Akhirnya setelah beberapa menit perjalan kami sampai di sebuah mall terbesar kota ini.
Aku berencana setelah makan siang Kirana akan ku ajak nonton dan sedikit berbelanja,mungkin....
POV end.
Saat Kirana dan Putra tengah asyik makan tiba tiba ada yang menyapanya yang sontak mengalihkan atensi Kirana.
"eh pak Dion,bapak di sini juga?"tanya Kirana.
"ya kebetulan aku tadi lagi nyari kado buat mama."
"oh..eh ya kenalin ini suamiku mas Putra,dan mas kenalin ini dosenku pak Dion"ucap Kirana.
"kamu udah nikah??sudah berapa lama?"tanya Dion kaget.
"emm hampir satu tahun pak"
"emm silahkan duduk,mas kalo pak Dion ikut makan kita nggak papa kan?"tanya Kirana meminta izin suaminya.
Putra tak menjawab,ia hanya menganggukkan kepalanya tanda ia setuju,walaupun aslinya Putra tak mengizinkan.Namun terpaksa karena Putra tak ingin nantinya Kirana berfikir negatif tentangnya.
"ah tak apa tak masalah?"tanya Dion
"suamiku sudah mengijinkan jadi nggak papa,mbak"panggil Kirana pada seorang pelayan.
"Nana kalo di luar kampus jangan panggil pak ya,kesannya aku tua banget"ucap Dion setelah menyelesaikan makannya.
"siapa Nana?"tanya Putra tiba tiba.
"oh itu nama kecil aku mas,Olivia juga biasa manggil aku Nana"ucap Kirana menjelaskan.
"nama kecil ya?mengapa aku tak tau"batin putra sambil mengepalkan tangannya.
"sepertinya kalian akrab sekali ya,hingga tau nama kecilmu segala"ucap Putra dingin.
Kirana yang merasa Putra mulai berubahpun mulai khawatir,sepertinya ada yang salah dengan ucapan ku"batin Kirana mulai gelisah.
"kami memang akrab"ucap Dion sambil tersenyum licik.
"ah ya kami memang akrab tapi dulu saat masih kecil,dulu pak Dion kakak kelasku,tepatnya kakak temen sekolah.tapi setelah lulus sekolah dasar pak Dion pindah,terus kita lost contact."papar Kirana.
"ayo pulang"ucap Putra tiba tiba,ia mulai gerah dengan tatapan Dion yang begitu memuja pada Kirana.
Padahal jelas jelas di sana ada suaminya.
"oh ya udah Ayuk,maaf pak saya duluan assalamualaikum"ucap Kirana berlalu pergi dengan Putra,tak lupa Putra juga menggandeng tangan Kirana.
Selama di perjalanan Putra sama sekali tak bicara,hatinya begitu panas mengingat bagaimana Dion menatap Kirana,walaupun Kirana tak memberi respon berlebihan pada Dion namun Putra takut bila suatu saat Kirana akan berpaling.
Sesampainya di apartemen Putra langsung masuk tanpa memperdulikan Kirana tangannya pun terus menggenggam dengan begitu kuat,tanda ia sedang menahan amarah.
Kelakuan Putra yang tiba tiba berubah sontak membuat Kirana bingung.
"ada apa dengannya?sepertinya tadi berangkat masih baik baik saja"batin Kirana.