NovelToon NovelToon
BUKAN IBLIS

BUKAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan
Popularitas:598
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.

tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BI BAB 22 - Ketua kelas.

Aku berjalan cepat menuju kelasku yang tidak mungkin sepi. Persetanlah dengan hujatan! Aku tahu bagaimana orang dikelas akan menghujat ku ketika aku sampai kesana namun daripada aku dihantui oleh makhluk hitam kegatelan yang setia mengikutiku ini, maka, lebih baik dihujat saja, kan?

Hmph!

Milikku milikku ndasmu! Kalau dipikir-pikir lagi, yang menambahkan genre horror dalam hidupku itu adalah sosok yang sedang mengikutiku sekarang.

Ia adalah salah satu dari 'mereka' yang menjahili ku pada malam itu.

Aku manggut-manggut. Ya, kalau dipikir-pikir lagi pemikiran polos bin imut ku barusan benar juga.

...(( komentator Z : nih anak apa gak bisa berhenti buat terus menerus muji diri sendiri? ))...

Awal mula aku mendapatkan rentetan pengalaman membagongkan seperti sekarang dimulai oleh prolog tiang listrik, alias awal mula diriku bisa aktif mengalami terror itu karena ya kejadian tiang listrik, tapi kenapa? Apa kejadian tiang listrik tersebut semacam pembuka untuk genre horror menerobos masuk kedalam genre hidupku yang teramat santai plus biasa-biasa saja ini?

Bisa jadi.

Lagi-lagi aku manggut-manggut sampai tak menyadari bahwa aku sudah berada di pintu kelas.

Aku menghentikan langkah dan memejamkan mata ku selama beberapa detik. 'jurus gak perduli hiyakk!' batinku.

Dengan wajah datar juga mulut terkunci rapat seperti biasa, tanganku terangkat, ku tarik gagang besi tersebut dan yang menyambutku dari dalam sana tentu saja adalah..

"HHUUUUUUUUUUUUUU"

..yoi, sorakan berisik itu.

'berisik woii'

Aku melangkah santai, masih diiringi dengan sorakan ricuh seisi kelas, tetap dengan wajah datar tak berdosa aku melewati gerombolan-gerombolan para murid yang ada.

"Lemparin lempariinn!" murid Dajjhal mengintrupsi dengan ajakan tercela plus sialannya itu. Sontak, seisi kelas dengan kompak merobek buku mereka masing-masing lalu menggulung kertas tersebut dan di lemparkan ke arahku.

...(( komentator W : najis fomo, ngikutin sesuatu yang udah jelas-jelas ngerugiin ))...

...(( MissThor : marahin. ))...

...(( komentator L : hahahaha~ ))...

'sue!'

Aku sedikit melayangkan tatapan tajam kepada mereka-mereka yang menghujani ku dengan bola-bola kertas.

Aku paling benci kalau di lempar-lempar begini, dalam satu hari ini sudah dua kali aku terjerat kasus 'lempar-lempar' baru saja tadi pagi aku dilempar setan bak bola ping-pong eh sekarang malah di lemparin pake bola ping-pong berbentuk kertas beneran oleh bocah kelas.

Kampret.

Kalau dipikir-pikir lagi perlakuan para murid di kelas memang selalu begini. Selain di kucilkan aku juga kerap kali di-bully tapi yeahh... Apa perduli ku? Toh, kalau aku melawan, Bully-an mereka tidak akan otomatis berhenti juga.

Aku terlalu menyayangi tenagaku.

...(( komentator Z : idiot. Pembulli adalah pembulli, diem bukan upaya tepat buat ngeberhentiin itu. Lo pikir dengan lo diam pembullian mereka terhadap lo bakal berkurang? Bakal mereda? Bakal berhenti? Yang ada, makin lo diem, makin semena-mena mereka. jadi, lakuin upaya apapun buat berontak.  ))...

...(( komentator X : poor Queen:'< ))...

...(( komentator D : ngapa gua disebut juga vangkee!! ))...

Masih setia santai, tungkai ku berayun namun tanpa sengaja aku lengah dan berakhir tersandung oleh kaki durjana yang memang dengan  sengaja menghadang ku.

Gedubrakk!

Terjungkal lah aku kedepan dengan tidak astetoknya. Lagi-lagi terjungkal secara tidak astetok. Bisakah beri aku sedikit keastetokan agar kalau aku di bully seperti sekarang aku masih bisa nge-sigma dikit?

Haish.

Masih sempat-sempatnya mikirin sigma.

Aku ingin bangkit namun sesuatu yang menduduki di atas menghentikan aksi 'jatuh bangun' ku. Pasti murid Dajjal ber twe-twe besar.

"Ini nih yang tadi pagi buat keributan? AHAHAHAHAA, pake ada acara bonyok segala lagihhh, pfttt,.. heh! Lo effort banget ya capernya?? ajarin gueee dongg ahahahahaa!!" Ia berujar sembari menggeplak-geplak kepala bagian belakangku. Siswi tobrut yang luar biasa berat tersebut menduduki diriku yang mungil ini dengan tidak berperasaan.

'sialan..'

"Ehh, jangan di dudukin dongg, Clarine!! Kasian itu dia udah bonyok malah elu gituiiinnn AHAHAHAHAHAA!!" Siswa yang berparas bagus menimpali.

Sayang sekali, paras dan sifatnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, ya? Walaupun kalimatnya tadi seperti membelaku, namun aku tahu betul bahwa sebenarnya siswa tersebut tidak membelaku sama sekali. Aku bisa tahu dari nadanya yang mengejek juga menyebalkan.

"AHAHAHAHAHAHAHAAAAHAHAA!!"

Wajahku yang datar menjadi satu tingkat lebih datar ketika gelak tawa mereka yang tentunya mentertawakan itu bergema memenuhi seisi kelas. Bahkan murid dari luar kelas juga ikut masuk untuk sekedar menonton dan mentertawakan.

Cih.

Aku memang sudah terbiasa di perlakukan begini namun kadang-kadang aku bisa merasa muak juga, tahu? Sekujur tubuhku jelas-jelas dipenuhi memar yang membiru, apalagi bagian wajahku, murid-murid kamvret disini tidak mungkin tidak melihat itu.

Tetapi mengapa.. mengapa mereka dengan seenaknya masih aktif merundung dan meremehkan ku seperti biasa? Binatang saja tidak diperlakukan sebegini buruknya, kan?

Huhh...

Aku membuang nafas panjang.

Aku tidak sedih karena itu bukan gaya ku, namun kadang kala aku juga bisa merasa muak.

"Jangan gitu, aku juga bisa marah, iho.." ujarku datar laluku dorong lah siswi ber twe-twe besar yang dengan santainya duduk di punggungku yang terdapat luka memar, apalagi di bagian pantatku yang tidak semok. bagian pantat itu yang tersakit menurutku.

Siswi tersebut terjungkal lalu menatapku nyalang, jari telunjuknya dengan mantap ia sodorkan kepadaku. "Bangsat lo, ya! Udah berani lo ama guee?!!" teriak siswi tersebut.

'bodo amat..'

Aku kembali merajut langkah untuk menuju bangku milikku lalu ingin duduk tanpa menghiraukan seruan siswi ber twe-twe besar yang heboh mengajakku by one juga para murid yang juga masih aktif melemparkan kalimatnya yang bak boncabe tersebut.

Huh, untuk aku keturunan anggun si raja cabe.

Grebb,,

"I-i-iku-t gue! IKUT GUE!!"

Belum sempat bokongku hinggap di kursi, tarikan kasar pada lenganku kembali membuatku berdiri.

'apalagi astaga..'

Aku dengan ogah-ogahan terpaksa mengikuti murid yang berstatus ketua kelasku tersebut. Oh iya, dia adalah cowok yang adu kepedasan mulut yang aku dan Starla tonton saat dalam perjalanan mengantar gadis terompet itu ke UKS. Ia menarik ku untuk mengikutinya dengan sangat kencang sampai-sampai rasanya aku bukan berjalan lagi melainkan terbang saking kencangnya siswa tersebut membirit ku.

Ternyata selain bermulut pedas, ia juga tidak tanggung-tanggung kasarnya.

Hadeh.

Laki-laki yang agak lembut yang pernah hadir di hidupku memang hanyalah Rama dan Sebastian saja.

Aku terus di birit siswa tersebut. Tanpa membuka suara apalagi bertanya, dengan patuh aku mengikutinya. Sebenarnya bukan patuh sih, melainkan 'pasrah' lebih tepatnya.

"Ada hal yang perlu kita bicarain!" tajam pemuda baby face tersebut ketika kami sudah tiba di tempat sepi, Edo namanya. Edo menghempas tanganku kuat, lalu ia lipat kedua tangannya tersebut kedepan dada.

"Ngomong." Tuntutnya dengan wajah sok galak.

Jujur, bukannya takut lalu menjawab tuntutannya, aku malah merasa geli dan ingin tertawa.

Tapi yasudahlah, biar cepet mending jawab aja.

Tapi emang yang perlu dibicarain itu apa? Bukannya selama 2 tahunan ini aku dan siswa yang sudah dua tahun juga jadi ketua kelasku tersebut tidak pernah saling berkomunikasi? Jangankan berkomunikasi, bertegur sapa pun tidak. Jadi, hal apa yang bisa kami bicarakan? Kepalaku miring kesamping, pertanda aku sedang bingung.

"Ck, jawab." Edo berdecak lalu kembali melayangkan kalimat dengan nada menuntut.

'apasih? Jawab-jawab apanya yang dijawab?'

Si dodol di depanku membuat kedua mataku menyipit karena sedikit kesal.

"Lo bisu?!" siswa tersebut tampak geram lalu menyambar kedua lenganku dan menatapku tajam.

'apasih si dungu ini?!!'

Karena tidak ingin berlama-lama terjebak disituasi goblok seperti sekarang, aku memutuskan untuk mendorong kencang si siswa lalu berteriak nyaring tepat didepan wajah pemuda tersebut.

"YA YANG DIJAWAB ITU APA, TOLOLL?!! KAMU TUH GAK JELAS SETAN!" Aku membentak kasar. Huh! Jadi esmosyi kan. Ekhem, btw sudah lama aku tidak membentak seseorang.

Si ketua kelas tertegun ketika mendengar bentakan ku yang luar biasa kasar.

Bagaimana tidak tertegun?

Ini kali pertama aku berbicara kepadanya dan momen pertama kali itu kulakukan dengan nada luar biasa kasar juga raut yang luar biasa beringas. Tapi, apa peduliku dan apa pedulinya?

Aku menatap wajah tampan pemuda jangkung tersebut nyalang, ia balas menatapku, namun.. mengapa sorot yang ia perlihatkan malah itu?

Tap..

Tap..

Tap..

"Cih." aku berdecih ketika reaksi si ketua kelas kepada bentakanku adalah melenggang pergi dengan raut shock. Kampret. Kalau tau gitu mana mau aku repot-repot nurut dibawa kesini.

Karena aku malas untuk berjalan kembali ke kelas, aku memutuskan untuk duduk selonjoran saja.

"Aduhh bokoooongg,," atit jir.

Dengan raut tersakiti netraku mulai bergerak kesana-kemari, mengamati keadaan sekitar yang sepi.

By the way, yang ingin si ketua kelas bicarakan tadi itu apasih? Yaudahlah lupakan. Aku mengangkat bahu. Tidak penting menurutku, toh kalau penting si Edo Edo itu pasti akan mencariku lagi.

Begitu pikirku sembari memarkirkan tanganku diatas lutut, kedua kakiku yang ngedeprak asal itu kugoyang-goyangkan, aku begitu enjoy sampai-sampai aku bersiul beberapa kali.

"Kamu milikku, aku mau kamu."

Nyeh~ Namun tentu ketenanganku tak berlangsung lama karena suara kamvret bin dajjhal itu tak ayal kembali datang dan menciptakan umpatan otomatis dari batin suci ku.

'kampret!'

Sekitar yang tadinya sepi tiba-tiba ramai, seolah sedang ditengah-tengah kerumunan yang sibuk mampus, aku mulai menutup kedua telingaku dengan telapak tangan. Au ah! Aku males kabur jadi aku memutuskan untuk bertahan diposisi ini saja.

1
kalea rizuky
orang mana Thor kok tau pentol/Curse//Curse/
Yoyoo
cemangatt
Yoyoo
kiw
Diana
👍Seru banget, kayak nonton film di bioskop
minsook123
Thor, aku rindu banget sama ceritamu, please update secepatnya!
Jiraiya
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!