NovelToon NovelToon
"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

"Rediscovering Love: A Tale Of Relationships"

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Penyesalan Suami
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: mibrenebon

"Siapa sangka di balik tirai kehidupan rumah tangga yang tampak sempurna, ada kisah yang tak terduga?

Dalam "Rediscovering Love: A Tale of Relationships" Sebastian Dwiantara dan Luna Aurora adalah pasangan yang tampaknya memiliki segalanya.

Namun, apa yang terjadi ketika hubungan mereka diuji oleh tantangan besar?

Dari pertengkaran yang memanas hingga godaan dari luar, kisah ini memperlihatkan sisi lain dari pernikahan yang penuh lika-liku.

Jadi, siapakah yang akan bertahan, dan bagaimana mereka menghidupkan kembali cinta di antara semua rintangan?

Baca kisah yang penuh emosi ini dan temukan jawabannya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mibrenebon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan dari orang yang tidak dikenal

Mereka berbaring di lantai kamar mandi untuk beberapa saat, menikmati pelepasan yang baru saja mereka bagi. Setelah beberapa saat, Sebastian membantu Sarah berdiri, dan mereka kembali ke bawah shower untuk membersih kan diri sekali lagi, kali ini dengan senyum puas.

Mereka menyelesaikan mandi dengan tenang, saling membantu mengeringkan tubuh satu sama lain, Sarah merasa sangat kelelahan. Tubuhnya terasa lemas, dan setiap gerakan terasa berat.

Sebastian memperhatikan keadaan Sarah dan dengan penuh perhatian membantunya berdiri. Namun, saat Sarah mencoba melangkah, ia hampir terjatuh.

"Sayang, kau terlihat sangat lelah," ujar Sebastian dengan nada khawatir. "Sini biar aku bantu." Sebastian dengan lembut mengangkat tubuh Sarah, membopongnya dengan penuh kasih sayang menuju tempat tidur.

Sarah melingkarkan lengannya di leher Sebastian, merasa aman dan nyaman dalam pelukannya. Sesampainya di tempat tidur, Sebastian dengan hati-hati menidurkan Sarah di atas kasur yang empuk.

Sarah tersenyum lemah, "Terima kasih, Bas" ucap Sarah dengan suara lemah namun bahagia. Sebastian mengecup kening Sarah dengan lembut. "Kamu istirahat saja, sayang. Aku akan pesan sarapan untuk kita."

Setelah memastikan Sarah nyaman di tempat tidur, Sebastian mengambil ponselnya dan memesan layanan makan dari hotel.

Dia memilih berbagai hidangan lezat untuk sarapan, memastikan ada cukup makanan yang bergizi untuk memulihkan tenaga mereka berdua.

Beberapa menit kemudian, layanan kamar mengetuk pintu,

membawa nampan besar yang berisi sarapan lengkap. Sebastian membukakan pintu dan mengambil nampan dengan senyuman ramah. Dia membawa nampan tersebut ke meja kecil di samping tempat tidur, menyiapkan semuanya dengan rapi.

Sarah yang masih berbaring di tempat tidur, mengamati Sebastian dengan tatapan penuh cinta. Melihat bagaimana Sebastian mengurus semuanya membuatnya merasa sangat dihargai dan dicintai.

"Bas, kamu benar-benar tahu bagaimana membuatku merasa istimewa," kata Sarah dengan senyuman manis.

Sebastian duduk di tepi tempat tidur, mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Sarah. "Karena kamu memang istimewa, sayang. Aku ingin memastikan kamu selalu bahagia."

Sebastian membantu Sarah duduk dengan nyaman, menyandarkan punggungnya pada beberapa bantal. Dia kemudian mengambil nampan sarapan dan meletakkannya di pangkuan Sarah, memastikan semuanya dalam jangkauan.

Mereka mulai menikmati sarapan bersama di kamar, berbagi senyuman dan tawa. Hidangan yang beragam memberikan energi baru untuk mereka berdua. Setiap suapan terasa lebih nikmat karena dinikmati bersama dengan orang yang dicintai.

"Ini sarapan yang sempurna," ujar Sarah sambil menggigit roti croissant yang renyah.

"Segalanya terasa sempurna ketika aku bersama dengan mu," balas Sebastian, memandang Sarah dengan penuh cinta.

Setelah sarapan, mereka berdua tetap di tempat tidur, berbicara tentang banyak hal sampai Sarah merasa semakin lelah dan matanya mulai terpejam. Sebastian memandangnya dengan penuh kasih, menyadari bahwa Sarah benar-benar membutuhkan istirahat. Dia membantu Sarah berbaring kembali di tempat tidur, menyelimutinya dengan lembut.

"Tidurlah yang nyenyak, sayang. Aku akan berada di sini," bisik Sebastian sambil mengecup kening Sarah.

Sarah tersenyum lemah sebelum tertidur dengan cepat, merasa nyaman dengan kehadiran Sebastian di sisinya. Melihat Sarah tertidur dengan tenang, Sebastian memutuskan untuk memanfaatkan waktu untuk mengerjakan beberapa tugas kantor yang sempat tertunda.

Dengan hati-hati, Sebastian bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju meja kecil di sudut kamar. Dia mengambil laptopnya dan membuka beberapa dokumen penting yang perlu diselesaikan. Setelah memastikan bahwa Sarah sudah benar-benar tertidur nyenyak, dia mengenakan earphone untuk mengikuti rapat daring yang telah dijadwalkan.

Rapat dimulai dengan para staf kantor yang sudah bergabung dalam panggilan video. Sebastian menyapa mereka dengan ramah, menjaga suaranya agar tetap rendah agar tidak mengganggu tidur Sarah.

"Selamat pagi, semuanya. Maaf atas penundaan ini, mari kita mulai rapat," ujar Sebastian dengan profesional.

Rapat berjalan lancar, meskipun dilakukan secara daring. Sebastian membahas berbagai agenda penting, memberikan arahan kepada timnya, dan mendengarkan laporan dari para staf. Meskipun fokus pada pekerjaannya, sesekali dia melirik ke arah Sarah yang masih tertidur dengan tenang di tempat tidur.

Beberapa staf memberikan laporan mengenai proyek-proyek terbaru, dan Sebastian memberikan masukan serta keputusan yang diperlukan. Dia memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, meskipun harus menangani beberapa masalah yang mendesak.

"Terima kasih atas kerjasamanya, semuanya. Jika ada hal lain yang perlu dibahas, kita bisa lanjutkan di rapat berikutnya. Saya akan tetap memantau perkembangan melalui email," kata Sebastian, mengakhiri rapat dengan nada puas.

Setelah rapat selesai, Sebastian melepaskan earphone dan mematikan laptopnya. Dia merapikan kembali meja kecil tersebut, memastikan semuanya tertata rapi. Kemudian, dia kembali ke tempat tidur, duduk di samping Sarah yang masih tertidur lelap.

Melihat Sarah yang tidur dengan lembut, Sebastian membelai rambut Sarah, menikmati keheningan pagi itu.

...****************...

Di tempat lain, Luna, istri Sebastian, menikmati waktu luangnya di rumah. Duduk di sofa ruang tamu yang nyaman, dia menonton acara favoritnya di TV sambil menyeruput secangkir teh hangat. Hari itu terasa tenang dan damai, memberikan kesempatan bagi Luna untuk bersantai sejenak dari rutinitas sehari-hari.

Namun, ketenangan itu tiba-tiba terganggu oleh suara notifikasi dari ponselnya yang tergeletak di meja samping. Luna mengambil ponselnya dan melihat notifikasi dari WhatsApp. Pesan itu berasal dari nomor yang tidak dikenal. Penasaran, Luna membuka pesan tersebut dan melihat satu foto yang dikirim oleh pengirim anonim.

Foto itu menampilkan Sebastian sedang berjalan menuju mobilnya bersama seorang perempuan. Mereka terlihat dekat, dan foto itu diambil dari sudut yang menunjukkan kedekatan mereka. Hati Luna berdetak lebih cepat saat melihat gambar tersebut. Ia merasa campuran antara bingung dan cemas.

Ada pesan yang menyertai foto itu: "Apa kamu tahu suamimu bersama siapa?"

Luna merasa gemetar dan emosinya campur aduk. Banyak pertanyaan muncul di benaknya. Siapa perempuan itu? Apa yang sedang terjadi? Siapa yang mengirim foto ini?

Luna mencoba menenangkan dirinya dan berpikir rasional. Dia tahu bahwa mengambil keputusan berdasarkan satu foto tanpa konteks bisa berbahaya. Mungkin ada penjelasan yang masuk akal di balik foto itu. Dia memutuskan untuk tidak langsung menuduh atau membuat asumsi yang tidak berdasar.

Dengan tangan yang masih sedikit gemetar, Luna mengetik balasan ke nomor tidak dikenal itu: "Siapa ini? Dan kenapa kamu mengirim foto ini kepadaku?"

Namun, tidak ada balasan yang datang segera. Luna merasa frustrasi dan semakin cemas. Dia menatap foto itu lagi, mencoba mengenali perempuan yang bersama Sebastian, tetapi wajah perempuan itu tidak terlalu jelas dalam foto tersebut.

Luna kemudian memutuskan untuk menghubungi Sebastian langsung. Dia berpikir untuk menelepon atau mengirim pesan, tetapi tidak ingin mengganggunya jika dia sedang sibuk. Akhirnya, dia memilih untuk mengirim pesan WhatsApp dengan harapan Sebastian akan melihatnya segera.

"Sebastian, ada sesuatu yang perlu kita bicarakan. Tolong hubungi aku segera."

Luna duduk kembali di sofa, mencoba mengalihkan perhatiannya ke TV, tetapi pikirannya terus-menerus kembali ke foto itu dan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Dia berharap Sebastian segera merespon, memberikan penjelasan yang bisa menenangkan hatinya yang gundah.

............................

...Sampai jumpa di part selanjutnya guys 😋...

1
afwatun nikmah
semangat luna,kalau sudah g kuat lepas ja...
afwatun nikmah
kayaknya seru ni
afwatun nikmah
kayaknys seru nih
selena d'flonce
rating dulu baru lanjut baca, mangats kak
selena d'flonce
novel sebagus ini sayang banget kaloo sepi😫 kata katanya bagus banget padahal, tertata rapi dan mengikuti pedoman baik, makin sukaa!! sukses selalu thor-nim
selena d'flonce
aaaa proud of you Luna! kamu ga sendiri, ada readers yang setia nemenin kamu!!/Determined/
selena d'flonce
sedih banget jadi Luna, wanita mana yang ga sakit hati digituin sama suaminya?🥹
Suzana Uzis
terlampau ringkas x tau apa kesudahan cerita macam tergantung
nurul hidayati
ceritanya kok gini ya... yang menang kayaknya pelakor ne... pelakor sllu menang hadeehh... nyesek lha
Agus Tina
Thor kenapa nggantung?
CER°: /Sleep/
total 1 replies
Nna_
emg sebastian g blg klo luna istrinya? mrka berdua gda perasaan mau ktmu, serumah lgi? kok bisa slma itu?
CER°: namanya jugaa lagi marahan kak wkwk
total 1 replies
Nna_
Jgn smpe tdk di lnjt novel ini aku udh suka bgt ceritanya bguss!! dpt pljrn dlm berumah tangga sukaa bgt pokoknya/Kiss/
CER°: wahh makasihh yaa. 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!