Kembali Padaku, Istri Kecil

Dara terlonjak kaget saat dengan tiba-tiba sepasang tangan kekar melingkar di perut nya di iringi dagu pemilik tangan itu yang bertumpu di bahu nya.

"Kak!" Tegur Dara saat mengetahui siapa pemilik tangan yang mengagetkan nya itu.

Dariel terkekeh kemudian mengecup pipi Dara, tak sampai di situ pria itu juga semakin mengeratkan pelukan nya dan bermanja di leher Dara.

"Dimana Daniel?" Tanya Dariel.

"Tidur di kamar Echa" Jawab Dara seraya mencoba melepaskan pelukan Dariel.

"Bagus!" Dariel langsung menegakkan tubuh nya dan dengan cepat membalik tubuh Dara.

"Ini kesempatan kita untuk membuat adik nya!" Lanjut nya semangat.

Tanpa segan Dariel juga memajukan kepala nya hendak mencium bibir Dara yang tentu nya langsung di hindari oleh wanita itu dengan memalingkan wajah nya.

Cup!

Alhasil bibir Dariel mendarat di pipi Dara membuat pria itu menggeram kesal.

"Sayang.."

Dara melepaskan tangan Dariel di tubuh nya kemudian mengambil gelas yang sudah terisi air setengah nya dan berbalik melangkah.

"Aku lelah dan ingin tidur" Ujar Dara santai.

"Baiklah ayo--"

"Aku akan tidur di kamar Echa" Potong Dara saat Dariel hendak merangkul

Mata Dariel sontak melotot, dengan gerakan cepat ia mengangkat tubuh Dara ala bridal hingga air di dalam gelas bertumpahan mengenai piyama berwarna broken white yang dipakai oleh Dara.

Alhasil gundukan gunung tanpa penyanggah itu terlihat jelas dan membuat mata Dariel semakin melebar.

"Ishh basah kan, turunkan aku!" Amuk Dara memberontak.

Seringai terbit di wajah pria itu yang kini beralih menatap bergantian wajah serta choco chips di balik piyama basah Dara yang menonjol menantang.

"Nakal ya?" Seru berat Dariel.

"Nakal apa nya huh? Cepat turunkan!" Dengus Dara yang menyilangkan satu tangan nya di atas dada nya.

"Kamu menunggu aku pulang 'bukan? Kamu juga ingin membuat adik untuk Daniel 'kan?"

"Tidak!" Sahut cepat Dara yang mulai menggeliat meminta di turunkan.

Tanpa memperdulikan rontaan istri nya, Dariel mulai melangkah menuju kamar lama nya.

"Ekhemm"

Dariel langsung berhenti dan menoleh, di sana ia mendapati sang Daddy yang tengah memegang IPad nya dan mata nya pun tertuju pada layar terang itu.

"Ke sini lah sebentar, ada yang ingin Daddy bicarakan" Ucap Luca tanpa menatap Dariel.

Pria itu di salah satu sofa yang letak nya tak jauh dari ruang tengah, itu tempat favorit Luca sedari dulu saat bersantai di malam hari seraya mengerjakan pekerjaan nya.

"Turunin!" Bisik Dara menepuk-nepuk bahu Dariel, sungguh malu.

"Bicara besok saja" Jawab Dariel malas.

Ia tahu bahwa Daddy nya hanya ingin menganggu nya seperti saat di Korea kemarin. Dan saat ini ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.

"Kak" Peringat Dara saat Dariel kembali melangkah.

"Mulai membangkang 'ya sekarang?" Ucap dingin Luca mengangkat pandangan nya menatap bahu kokoh putra nya.

Dariel menoleh melihat tatapan sang Daddy dan hal itu pun mampu membuat pria itu berdecak pelan lalu menurunkan Dara.

"Tunggu di kamar, jangan kemana-mana!" Tekan Dariel tegas seraya melampirkan jas untuk menutupi dada istri nya.

"Cih!" Dara berdecih kemudian langsung melangkah meninggalkan Dariel.

"Siall!" Maki Dariel saat baru tersadar dengan piyama tidur yang Dara pakai.

Dengan model celana namun celana itu berada di atas lutut hingga kaki indah Dara terekspos.

"Mulai besok jangan pakai piyama seperti ini lagi kecuali hanya ada aku!" Seru Dariel sedikit kuat.

Dara masih mendengar nya namun ia memilih mengabaikan perkataan Dariel.

Selain malas meladeni nya Dara pun merasa malu dengan Luca dan sedikit takut saat mendengar nada bicara mertua nya itu.

"Ada apa?" Tanya langsung Dariel yang saat ini berdiri di hadapan Luca.

"Sopan kah begitu?" Tanya balik Luca dingin.

Dariel menghela pelan kemudian duduk di samping sang Daddy.

"Ada apa Dad?" Tanya Dariel dengan nada berbeda seperti sebelumnya.

"Kamu bertemu wanita itu lagi?" Tanya Luca dengan wajah tanpa ekspresi.

Dariel langsung bungkam, ekspresi yang semula terlihat kesal kini langsung berubah.

"Daddy masih terus mengikuti ku?" Tanya balik Dariel.

"Kamu masih belum jera ternyata" Sahut Luca penuh arti.

Mendengar kalimat penuh ancaman itu membuat tangan Dariel terkepal.

"Aku tidak menemui nya, tetapi dia yang menghampiri ku" Jelas Dariel.

"Lalu kamu dan dia pergi, begitu?" Lanjut Luca.

Dariel mengacak-acak rambut nya dan hal itu tak lepas dari mata elang milik Luca.

"Ada pria jahat yang terus mengutit dan mengirimi nya pesan, dan tadi pria itu memaksa untuk menemui nya dan mengancam Jennita. Jadi aku--"

"Apapun alasan nya, Dad tidak terima jika kamu masih dekat dengan dia" Potong Luca.

"Tidak Dad, aku sudah menolak nya dan tadi aku hanya--"

"Daddy akan mencarikan pria lain untuk Dara dan cocok menjadi Papa untuk Daniel" Potong Luca lagi seraya berdiri.

...****************...