Sistem Uang Tak Terbatas

Dulu aku diadopsi oleh Pak Andra Pratama. Setelah Pak Andra, ayah angkatku meninggal, aku diusir oleh istri dan anak-anaknya dari keluarga Pratama. Hanya Kak Ririn, kakak angkatku yang mau menerimaku sebagai adiknya. Meski demikian, hubungan yang rumit tumbuh di antara kami. Sekarang, Kak Ririn tinggal bersamaku dan kami berdua sudah resmi menikah.

"Kenapa, Ian?" tanya Kak Ririn melihatku bingung.

"Aku hanya terkejut bahwa menikah bisa semudah ini," kataku seraya melihat dokumen nikah yang baru saja kami tandatangani.

Kak Ririn tersenyum, "Kita memang sudah seperti keluarga sejak dulu, Ian. Aku tidak akan membiarkan kamu sendirian setelah kehilangan ayah kita."

Aku balas tersenyum dan mengajaknya segera pulang meninggalkan kantor KUA.

Saat ini, aku merasa hangat di dalam hati. Meskipun awalnya hubungan kami rumit, namun seiring berjalannya waktu, kami semakin dekat dan saling memahami satu sama lain. Dan akhirnya, kami memutuskan untuk menikah agar bisa selalu saling mendukung dan menjaga satu sama lain.

Aku mungkin terkesan seperti ingin menghindari denda dari sistem, tapi aku benar-benar tulus ingin menikahinya. Faktanya, awal aku mendekati Putri itu adalah pelarian dari perasaan rumit yang aku rasakan pada Kak Ririn. Perasaan rumit yang kian tak jelas saat dirinya pergi keluar negeri.

[Ding][Misi Selesai][Hadiah : 500 Juta SP]

[Total SP : 1,5 Miliar Rupiah]

[Anda telah naik level][3>4]

Nama : Rian Al Fariz.

Level : 4

Usia : 21 tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Kekuatan : 50/100 SP.

Kelincahan : 60/100 SP.

Kecerdasan : 60/100 SP.

Daya hidup : 50/100 SP.

Skill : Ilmu Bela Diri, Membaca Pikiran, Penulis, Dewa Pengobatan, Akting, dan Sutradara film.

Sub Skill : Menilai Barang, Pro Gaming, Literasi, Perjalanan astral, dan lain sebagainya.

Keterangan : Dibutuhkan 100 juta SP untuk menaikan statistik kekuatan.

"Sistem! Gunakan 500 juta SP untuk menambahkan ability secara acak!" perintahku pada sistem.

...[Ding][+5 kekuatan/power]...

...[Kekuatan : 55/100 SP]...

......Sistem Uang Tak Terbatas.......

"Sayang, terima kasih selama 1 minggu ini karena kamu selalu ada di rumah," ungkap istri baruku.

Aku tersenyum dan menjawab, "Kita baru menikah jadi wajar saja aku betah di rumah. Hehe."

Setelah menikah rasanya lebih leluasa melakukan terhadap Ririn. Aku bisa bebas memeluk, mencium, bahkan melakukan hubungan suami-istri di kolam renang. Keputusanku membeli rumah yang ada kolam renangnya cukup bagus.

"Sepertinya kau bersemangat kembali, Sayang!" kata Ririn saat aku merangkulnya lagi di kolam renang.

"Satu kali lagi ya, Sayang," bisikku di kupingnya.

Ririn pun tersenyum, "Janji ya? Kita sudah 3 kali melakukannya hari ini. Aku gak sanggup berdiri nanti kalau kamu meminta lebih dari itu."

Kami pun mulai saling rangkul dan berciuman dengan penuh kelembutan di kolam renang yang sunyi. Senyuman bahagia terpancar di wajah kami berdua.

[Ding][Tingkat kesukaan Ririn 200%♥️]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

Setelah menikah, SP yang didapatkan menjadi lebih banyak. Aku pun kepikiran untuk segera menikahi wanitaku yang lainnya. Tapi yang penting, hari ini kami berdua menikmati kebersamaan kami sebagai suami istri yang baru saja menikah.

"Kamu benar-benar sudah tumbuh banyak dan lebih besar daripada dulu," singgung Ririn tersenyum.

"Apanya yang lebih besar?" tanyaku pura-pura tak tahu apa maksudnya.

"Memangnya apa lagi?" jawab Ririn sambil mencubit lenganku sambil terkekeh.

Harus kuakui bahwa mungkin ini seperti keinginanku yang paling ku inginkan akhirnya terwujud. Kak Ririn mungkin bisa dibilang adalah cinta pertamaku. Inilah alasan kenapa aku begitu senang dan semakin ingin terus selalu bersamanya setelah menikah.

Setelah itu, kami pun berenang bersama di kolam renang sambil bercanda dan tertawa. Rasanya begitu indah saat Ririn selalu ada di sampingku, ia selalu siap menemani dan mencintaiku setiap saat.

"Aku sangat menyayangimu, Sayang," ucapku sambil memeluk Ririn erat.

"Aku juga menyayangimu, Sayang. Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku," balas Ririn sambil membalas pelukanku.

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

[Ding]Memanen Madu][+10.000.000 SP]

Akhirnya, kami tetap melakukannya lebih lama meskipun tadi Ririn tadi sempat protes. Setelah keluar dari kolam renang, kami melanjutkan di kamar mandi dan di tempat tidur.

Esok harinya, aku pun pergi meninggalkan rumah dengan alasan pekerjaan. Siapa sangka aku punya ide menggunakan skillku dan ramuan obat agar kami bisa melakukannya lebih lama. Hehe.

Makan, tidur, berhubungan cinta, makan, tidur, berhubungan lagi, itu saja yang kami lakukan. Aku memutuskan pergi karena takut terjadi suatu hal buruk pada Ririn jika terus melakukannya. Sebagai gantinya, kini giliran Kiara yang menjadi sasaran selanjutnya saat aku berkunjung ke kantornya.

"Astaga! Apa yang telah terjadi pada priaku ini setelah beberapa hari tidak bertemu?" kata Kiara sangat heran.

"Bagaimana kalau kita menikah saja?" ucapku pada pacarku, Kiara.

Kiara terkejut dan terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Tapi, apakah kamu yakin dengan keputusan ini? Kita harus memikirkannya dengan matang sebelum mengambil langkah besar seperti itu."

Aku mengangguk setuju, "Tentu, Kiara. Aku yakin bahwa kita sudah siap untuk melangkah ke tahap yang lebih serius dalam hubungan kita. Ayo kita bicarakan lebih lanjut tentang rencana masa depan kita."

Kiara tersenyum dan mengangguk, "Baiklah, aku juga percaya bahwa kita bisa menghadapi segala tantangan bersama-sama. Ayo kita mulai merencanakan hari yang istimewa itu."

Aku tidak boleh menunda terlalu lama lagi, terlebih dengan kemungkinan mereka yang bisa saja sewaktu-waktu hamil. Tidak mungkin aku membiarkan anakku terlahir tanpa ayah.

Singkat cerita, pernikahan dengan Kiara juga berlangsung sederhana, mengingat ia tidak punya anggota keluarga lain lagi jadi tidak perlu mengadakan pesta terlalu besar. Ayahku, Herman Al Fariz, hanya terkejut denganku yang tiba-tiba sudah memiliki dua istri saja.

"Bagaimana dengan Mia?" tanya Ayah tentang hubungan kami.

"Tentu saja aku sebisa mungkin akan menikahinya juga," jawabku dengan santai.

Ayahku terlihat lega dan sedikit bangga. Biar bagaimana pun, ia senang melihatku bisa bahagia atau mendapatkan yang ku inginkan. Ia akan selalu mendukungku dalam setiap keputusan yang aku ambil. Dan aku juga tahu bahwa Ayah akan selalu menjaga dan melindungi aku serta keluargaku. Aku bersyukur memiliki Ayah yang penyayang dan sangat mendukung dalam hidupku.

Malam pernikahanku dengan Kiara berlangsung indah dan penuh cinta. Meskipun sederhana, namun kebahagiaan kami tidak tergantikan. Aku yakin bahwa keputusan untuk menikahi Kiara, Ririn, dan wanitaku yang lainnya adalah yang terbaik bagiku, terlepas dari hukuman sistem yang memberi misi agar aku tanggung jawab.

"Setelah aku berhasil menikahi mereka semua, barulah aku akan berusaha membicarakannya," gumamku pada diri sendiri.

Setelah menikah dengan Kiara, Putri juga akhirnya mendesak dan aku pun menikah lagi. Masalahnya, Putri mulai menjalin hubungan baik dengan Mia.

"Sekarang Ayahmu ini tak bisa berkata-kata," ucapku saat aku menikah Putri dan Mia sekaligus.

Ibuku hanya tersenyum dan berkata, "Rian mewarisi wajah rupawan dariku. Wajar saja kalau ia disukai banyak wanita," ucapnya bangga.

Sekarang aku tahu sifatku ini menurun dari siapa setelah melihat ibu selalu sepemikiran denganku. Putri dan Mia pun datang serta langsung menarikku ke kamar untuk menikmati malam pengantin.

"Rian, kau akan kesulitan dengan kami berdua malam ini!" kata Putri meremehkan.

"Benarkah? Mari buktikan!" tantangku.

[Ding][Skill Kaisar Malam Aktif]

[0 SP telah digunakan]

Putri dan yang lainnya tidak tahu bahwa aku sudah mendapat skill baru. Skill tersebut tidak memakai SP selama dilakukan untuk bermain dengan istriku. Ini juga alasan aku ingin menikahi semua. Selain mendapat SP lebih banyak, aku juga mendapat skill yang sangat menguntungkan untukku.

Cinta? Apa itu cinta? Aku menekankan pada semua wanitaku bahwa apa yang ku sebut cinta itu bukan lah sebuah perasaan yang khusus atau mengikat satu sama lain. Aku akan membiarkan mereka untuk memilih apakah ingin tetap bertahan denganku atau mencari pria lain.

"Vika, ini adalah kartu kredit khusus yang hanya diberikan kepada istri-istriku," kataku saat menemui wanita terakhir untuk diajak menikah.

Aku sudah memberitahu pada semua wanitaku soal aku menikahi mereka semua dan memberi pilihan. Singkatnya, aku menjanjikan kehidupan yang baik untuk mereka selama mau menjadi istriku.

Faktanya, ada banyak pria di dunia ini yang memiliki banyak istri meskipun ia hanya lah orang biasa saja. Lalu, adakah alasan bagi wanita-wanitaku menolak diriku setelah begitu banyak yang telah aku berikan untuk mereka?

Season 1 end.