'Kepergian' istri tercinta membuatnya begitu patah hati. Sang Mama yang termakan hasutan membuatnya menjadi seorang duda untuk kedua kalinya. Bertahun-tahun lamanya seorang Prabayudha terpuruk dalam ribuan rasa bersalah dan duka lara yang membekas dalam dada. Hingga kemudian garis tangan Tuhan mempertemukan dirinya dengan gadis nan ayu.
Kisah masa lalunya membuatnya tidak seperti dulu lagi pada sosok wanita. Sikapnya begitu dingin dan tidak peduli dengan wanita manapun. Namun gadis yang di temuinya kali ini begitu berbeda.
Apakah sang Kapten mampu melupakan masa lalunya demi sosok yang baru?
Konflik tajam dan berliku. Tidak tahan konflik harap dengan hormat untuk SKIP.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Belut dan lele nya Bu Danki.
Gita melenggang berjalan ke arah kompi. Arah matanya melihat keributan yang terjadi di sekitar gedung barak.
"Ada apa ya? Apa ada kegiatan makan bersama?" Gumamnya kemudian menikung arah.
~
"Astaghfirullah.. Ya Allah.. ada apa ini????" Bang Probo melihat lantai barak bersimbah darah. Raut wajah Taja dan Baja sangat ketakutan.
Bang Probo mengusap wajahnya melihat Prada Hakam bersimbah darah dan sangkur untuk menusuk berada di tangan Prada Heidi.
"Kenapa kamu menyentuh barang bukti??? Kamu ada masalah apa dengan Hakam?? Kenapa harus begini penyelesaian nya?????" Tegur keras Bang Probo sampai emosi. Bang Probo mendekati Prada Heidi namun pria tersebut mundur dan berontak.
"Tidak usah ikut campur, Danki..!!" Pekik Prada Heidi.
Situasi semakin memanas. Bang Probo menyergap Prada Heidi kemudian merebut sangkur dari tangan pria tersebut.
"Jangan buat ulah kamu, Heidi..!!!!" Bentak Bang Probo.
Prada Heidi pun tersenyum dan Prada Hakam berdiri. "Yeeaaayyy..!!!!"
"Selamat ulang tahun Dankiiiii..!!!"
Bang Probo masih syok.. seorang anggota berlari menuju lemarinya untuk mengambil sesuatu namun sialnya Gita melangkahkan dan melihat sesuatu yang salah.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa..........."
bruugghh..
"Ibuuuuuu..!!!!!"
"Gitaaa..!!" Bang Adrian lumayan panik tapi kemudian lebih memilih untuk menahan diri.
"Dek.......!!!!!" Bang Probo tersadar dari syok nya dan panik melihat Gita jatuh terduduk. "Kalian ini benar-benar ya..!!!!!!!!!!!" Bentak Bang Probo menggelegar.
:
Gita sudah sepenuhnya sadar, tapi tangannya masih dingin dan gemetaran. Matanya melihat seluruh Om-om dengan perasaan cemas.
"Siapa yang kena tusuk??" Tanya Gita.
Para anggota yang gugup akhirnya saling tunjuk karena ikut cemas.
"Heeeehh.. wudune unyeng-unyeng. Bicara yang benar..!!!! Berani sekali kalian ngerjain anak Danki?????" Bang Probo seakan habis kesabaran. Di moment ulang tahun nya, dirinya mendapatkan kejutan unik dari anggotanya namun sekaligus membuat jantungnya nyaris terlepas melihat Gita menjadi syok karena tiba-tiba muncul disaat yang tidak tepat.
"Ijin Ibu, tidak ada yang kena tusuk. Kami hanya berniat memberi surprise pada Danki karena beliau berulang tahun. Kami sungguh tidak menduga kalau ibu akan muncul di saat yang tidak tepat." Jawab Prada Heidi penuh rasa bersalah.
Bang Probo masih berkacak pinggang dengan geram. Ulah para anggota remaja nyaris mencelakai bayi yang masih ada di dalam kandungan.
"Maaf ya ibu..!!"
"Saya maafkan." Jawab Gita berbesar hati, dirinya pun merasa bersalah karena sempat melupakan hari ulang tahun Bang Probo.
-_-_-_-_-_-
Bang Ghatan tertawa melihat ekspresi wajah takut sang adik. Meskipun Gita sudah paham apa yang terjadi tadi adalah sebuah lelucon untuk mengerjai Bang Probo tapi pada kenyataannya, Gita masih sangat takut. Wajahnya pun masih memucat.
Gita hanya bisa mengusap perut buncitnya seraya beristighfar agar perasaannya sedikit lebih tenang. Dari jauh ia melihat Bang Probo masih bergembira ria menikmati kebersamaan bersama anggotanya.
"Bukankah Bang Probo galak sekali?? Tapi kenapa para anggota sangat dekat dengannya?" Tanya Gita.
"Memang, tapi ketegasan Bang Probo tidak ada yang mencelakai anggotanya, malah mereka semakin sejahtera. Hmm.. satu lagi, Bang Probo sangat mengutamakan ibu hamil dan anak-anak." Jawab Bang Ghatan.
"Benarkah??? Apa Bang Probo yang melakukan semua itu?? Tanpa campur tangan.. wanita misalnya??"
"Kamu penasaran apakah Annya atau mungkin ada 'pihak lain' yang di balik ketegasan Bang Probo??" Kata Bang Ghatan mempertegas maksud Gita yang mengambang.
Gita mengangguk membenarkan meskipun dirinya sedikit malu untuk menanyakan hal seperti itu.
"Jawabannyaaaaa.. tidak ada. Semua gagasan, ide, maupun keputusan Bang Probo adalah murni pemikiran nya. Kamu jangan terus berburuk sangka, Git. Suamimu itu sangat bijaksana, asalkan kau jangan terus mengacak-acak pikirannya. Abang itu pimpinan, jangan persulit Abang lagi ya..!!" Nasihat Bang Ghana.
Gita mengangguk lagi tanda mengerti, ia pun tak tau apa yang terjadi pada dirinya. Saat ini banyak hal yang tidak ia mengerti selalu mengganggu hati dan pikirannya. Bahkan hal-hal tidak masuk akal seringkali terbersit dalam pikiran nya. Seperti saat ini.
"Bang Ghan.. Gita pengen buat acara yang seru untuk merayakan ulang tahunnya Bang Probo." Pinta Gita sambil mencabut uang dari tas kecilnya. Baru saja dirinya mengambil uang di ATM lalu menyerahkan pada Bang Ghana.
"Kapan?? Jangan mendadak."
"Nggak mendadak ko' Bang. Sore nanti habis Maghrib." Jawab Gita.
"Stress.. ini sudah mendekati adzan dhuhur. Mana sempat dek." Protes Bang Ghana.
"Abang kan tentara." Gita melenggang seenaknya.
"Iiihh.. kalau nggak lagi hamil, ku jegal juga nih." Gerutu Bang Ghana.
"Konsep menyusul ya Bang. Makanannya dulu di siapkan..!!"
"Nggih, ibu Danki." Jawab Bang Ghatan dengan hati meradang.
-_-_-_-_-
Bang Probo tercengang bingung. Sebelah tangannya menumpang di pinggang dan sebelah lagi menyentil puntung rokoknya.
"Untuk apa lele dan belut disini??" Tanya Bang Probo.
"Mana saya tau Bang. Tanyakan sendiri sama Ibu Danki." Jawab Bang Ghatan.
"Apa kita mau nyambel belut?" Bang Probo tak berhenti bertanya-tanya.
"Aku angkat tangan Bang. Badanku sudah capek, pusing cari satu drum lele dan satu drum belut." Jawab Bang Ghatan.
Tak lama Gita datang dengan membawa langkah besar dan cepat.
"Gita ngintip donk, Bang..!! Belut sama lele nya sudah ready, Bang?"
Pipi Bang Probo seketika memerah. Ia menggaruk kepalanya dengan salah tingkah. "Kamu mau Abang ready kan yang mana?"
"Belut, Bang. Belutnya ready kan dulu. Jinak atau tidak?" Jawab Gita serius.
"Aduuhh.. tergantung sikon sih, dek. Kadang kalem, kadang juga nyetrum." Bang Probo tersenyum kalem tapi sungguh Bang Ghana pun sampai jengah dengan tingkah seniornya yang mendadak menyebalkan.
"Kalau lele???" Gita pun membandingkan demi misi yang hanya di ketahuinya seorang diri.
"Kalau lagi moodnya tinggi, kamu kena patil."
"Ko' jadi bahaya, Bang??????" Protes Gita tidak terima begitu saja.
"Memangnya mau buat apa sih?"
.
.
.
.