Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Ngidam
Amanda menjalani kehamilan dengan biasa saja tapi ada yang tidak biasa di sini. Ya, aturan yang terlihat tidak biasa saja karena pria itu terus saja mengomel kesana kemari hanya karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Sebenarnya apa yang Tuan inginkan?" tanya Amanda ketika melihat aturan terus saja kesal sejak tadi.
"Apa urusannya dengan mu?" jawan Arthur karena dia tidak ingin Amanda ikut campur dalam urusannya.
"Bukan seperti itu Tuan, aku hanya penasaran kenapa Anda terus saja mengomel sejak tadi."
"Sudah aku bilang itu bukan urusan ku Amanda!" teriak Arthur hingga membuat tersentak.
Dia hanya penasaran apa yang terjadi pada pria itu hingga terus saja mengomel sejak pulang dari kantor. Tapi, ketika dia hendak mengetahuinya dan bertanya baik-baik pria itu malah membentaknya seperti itu.
"Maaf," jawab Amanda yang berlalu begitu saja dari hadapan Arthur. Dia kembali naik ke atas tempat tidurnya karena tidak ingin membuat pria itu semakin marah hanya karena sesuatu yang mungkin saja sepele.
Melihat Amanda yang terlihat begitu sedih membuat arti merasa bersalah. Dia tidak bermaksud untuk membentak wanita itu. Hanya saatnya dia menginginkan marmer cake buatan Amanda saat dia sakit kemarin, tapi dia tidak mungkin menyuruh wanita itu membuatnya karena keadaannya saat ini sedang mengandung. Arthur sendiri sudah berusaha untuk menyuruh chef khusus membuat marmer cake tapi tetap saja rasanya beda dengan apa yang Amanda buat.
Karena merasa kesal dengan semua itu akhirnya Arthur memilih pergi meninggalkan kamar itu. Dia memilih untuk mencari ketenangannya di luar sana dari pada harus melihat Amanda bersedih seperti itu.
Amanda tetap diam di tempat tidurnya sampai tiba-tiba saja Lia datang membawa makan malam untuknya.
"Nona, ada harus makan." ucap wanita itu padanya hingga membuat Amanda yang berada di atas tempat tidur langsung menjalankan kepalanya. Dia tidak berselera untuk makan karena sudah mendapatkan bentakan dari Arthur tadi. Entah sampai kapan dia harus merasakan hal ini. Dia hanya ingin Arthur bersikap baik. Setidaknya tidak bersikap kasar lagi padanya. Tapi tetap saja, rasanya sulit sekali untuk merubahnya.
"Aku tidak lapar Lia," jawab Amanda karena dia merasa bahwa dirinya memang tidak lapar.
"Tapi anda harus makan Nona, jika tidak maka-"
"Aku akan makan!" jawab Amanda hingga membuat Lia tersenyum. Dia tau, jika seperti ini maka Amanda akan menurut padanya dan mau makan.
Saat Amanda sedang menyantap menu makan malamnya, tiba-tiba saja Lia mengatakan sesuatu yang membuat Amanda tidak bisa lagi menelan makanannya.
"Tuan Arthur juga makan, tapi dia terlihat kesal karena sejak sore tadi, chef hotel tidak bisa membuat marmer cake seperti yang anda buat Nona. Beliau mengatakan jika yang Chef buat tidak enak. Bukan hanya itu saja, dia juga masih terus menyuruh mereka membuat cake tersebut hingga seperti yang anda buat,"
"Kau yakin Lia?" tanya Amanda tersenyum karena dia tidak tau jika apa yang di buatnya beberapa waktu lalu di makan oleh Arthur.
"Untuk apa aku berbohong? Jika tidak percaya turun dan lihat apa yang sedang tuan Arthur lakukan. Mungkin saja dia sedang ngidam nona,"
Deg!
Jantung Amanda berdebar kencang ketika mendengar yang Lia katakan tentang ngidamnya Arthur sementara dua yang sedang mengandung.
"Ngidam?"
"Iya, dan itu mungkin di sebabkan oleh bayi yang anda kandung saat ini,"
***