Dikhianati, oleh mantan suaminya dengan sahabat baiknya, lalu dicerai paksa tanpa diberi harta Gono gini membuat Maura Larasati sangat hancur.
Ditengah rasa terpuruk juga sakit hati, Maura berniat menjebak seorang pria hidung belang yang bisa membantunya balas dendam.
Tapi ternyata, dia malah tanpa sengaja melakukan ONS itu dengan Mantan kakak Iparnya. Arkana Angkasa, CEO Angkasa Groups yang selama ini dikabarkan menderita Impo*en, karena tidak pernah dekat dengan perempuan manapun.
Lalu akhirnya, siapa diantara mereka berdua yang merasa dijebak dan yang terjebak karena kesalahan itu?
Penasaran cus baca ya reader🥰
Tolong tinggalkan like komen dan tap love setelah membaca sebagai penyemangat otor supaya terus up.
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Pura pura Sakit.
Maura tidak tau saat itu pukul berapa, tapi dia terbangun karena ada beban berat yang berada diatas tubuhnya.
Dengan kondisi masih mengantuk dan lelah Maura berusaha membuka matanya, tapi begitu matanya terbuka,dia sangat terkejut dan hampir berteriak saat itu juga.
Kenapa? Karena hal pertama yang dilihatnya begitu membuka mata adalah Arkana yang sedang menyesap bagian dadanya dengan rakus, seperti seorang bayi raksasa.
" Apa ...yang ..."
Maura tidak sempat menyelesaikan perkataannya, karena pria itu sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan ciumannya.
Otak Maura masih sedikit bingung, meski perlahan mulai bisa mencerna dengan apa yang terjadi sekarang.
Tentang kenapa pria itu ada didalam kamar bersamanya, serta kenapa pria itu dengan berani langsung menciuminya seperti ini, begitu membuka mata.
Alasannya tentu saja, karena mereka sudah menikah kemarin dan statusnya sekarang, adalah nyonya Arkana Angkasa.
Tapi rasanya ini tetap tidak wajar, pria itu sekarang menyergapnya dengan beringas sementara tadi malam mereka sudah melakukannya tidak cuma sekali, tapi beberapa kali. Sampai yang terakhir dia merasa hampir jatuh tertidur, karena kelelahan.
Setelah melihat kondisinya itu baru Arkana tadi malam mau melepaskannya, tapi sekarang dipagi buta seperti ini, pria itu sudah punya niat untuk bercinta dengannya lagi.
Apa dia sebenarnya maniak, batin Maura ngeri sendiri memikirkan kalau itu benar dan mumpung sekarang akal sehatnya masih berfungsi, dia harus bisa kabur dari kungkungan Arkana yang seperti monster kelaparan itu.
" Sstop mas Arka! Hentikan!" pinta Maura, dengan berusaha mendorong tubuh Arkana menjauh darinya.
Arkana masih tidak ingin melakukannya, dia masih terus berusaha menjelajahi tubuh Maura seperti orang kelaparan yang menemukan makanan lezat juga favoritnya, membuat Maura dibuat kewalahan dan hampir ikut terbuai.
Sampai akhirnya terlintas sebuah akal diotaknya, yang dirasa bisa membuatnya lepas dari kungkungan pria itu sekarang.
" Auwww....Mas lepaskan aku perutku sakit, auwww...issh," rintihnya dengan suara se memelas mungkin, supaya pria itu percaya.
Dan benar juga mendengar Maura merintih kesakitan Arkana langsung menghentikan kegiatannya yang sedang mengeksplore bagian dada Maura.
Pria itu reflek langsung mendongak, menatap kearah Maura yang pura pura terlihat kesakitan.
" Kenapa?" tanyanya dengan ekspresi wajah terlihat khawatir.
" Perutku sakit," rintih Maura, dengan menyentuhkan tangannya kebagian perut, yang tadi dikatakannya sakit.
Arkana menatap kearah yang disentuh oleh Maura, dengan ekspresi wajahnya terlihat cemas yang nyata.
Tanpa ragu dia ikut menyentuh bagian yang tadi dikatakan sakit oleh perempuan itu dan tanpa diminta, lalu membelainya dengan lembut, seolah sedang berusaha membuat supaya rasa sakitnya hilang.
" Apa sakit sekali?" tanyanya yang tiba tiba sudah duduk bersimpuh di samping Maura, dengan terus saja membelai bagian yang dibilang Maura tadi sakit.
" Masih, tapi tidak terlalu seperti tadi, mungkin tadi hanya kram perut karena aku sangat terkejut melihat Mas Arka. Tiba tiba sudah berada diatas tubuhku," terangnya.
Arkana mengerutkan dahi mendengar alasan yang diucapkan oleh Maura.
Dia memang cemas waktu mendengar perempuan itu tiba tiba bilang sakit perut, tapi dia tidak bodoh untuk membedakan mana sakit asli dan hanya pura pura saja.
Meski begitu dia tidak ingin memperpanjang masalah itu, karena dia tau alasan Maura pura pura seperti itu, pasti karena khawatir dia akan mengajak perempuan itu untuk bercinta lagi.
Sebenarnya kalau boleh jujur, Arkana juga merasa dia cukup keterlaluan pada Maura.
Mereka sudah bercinta hampir sepanjang malam tadi malam, tapi tadi saat terbangun dan merasakan gesekan kulit polos Maura pada tubuhnya, hasratnya seketika langsung bangun dan entah kenapa dia tidak bisa mencegahnya. Meski sejujurnya dia tidak tega kalau harus mengajak Maura untuk bercinta lagi pagi ini, karena dia yakin perempuan itu masih sangat kelelahan.
Awalnya dia hanya berniat ingin sekedar melakukan foreplay ringan saja dan berharap, itu tidak akan membuat perempuan itu terbangun tapi ternyata dia salah.
Maura terbangun karena sentuhannya dan begitu melihat mata sayu dari perempuan itu, libidonya sebagai seorang pria normal langsung bangun.
Dimatanya penampilan Maura saat ini, terlihat sangat menggoda dan niatnya langsung berubah begitu saja dari hanya menggoda jadi benar benar menginginkan.
Tapi akhirnya tidak berhasil juga, karena ternyata selain perempuan yang sangat menarik, Maura juga rupanya punya banyak akal bulus, yang rasanya tidak akan membuat dirinya bosan mulai sekarang.
karena Arkana yakin, Maura akan membuat hari harinya menjadi terasa lebih berwarna mulai sekarang, dan semuanya itu dimulai sekarang.
Perempuan itu punya akal yang cepat dalam mengerjainya, jadi rasanya sayang kalau dia tidak ikut bermain dan membalasnya sedikit.
Jadi meski dia sudah gagal mengajak perempuan itu untuk bercinta sekarang, tapi meladeni permainan perempuan itu juga pasti sama menyenangkannya, pikir Arkana senang.
" Bagaimana kalau ku panggilkan dokter sekarang untuk memeriksa kondisi mu, Maura," saran pria itu, dengan wajah cemas.
Mendengar itu buru buru Maura menggelengkan kepalanya.
" Nggak perlu Mas, aku hanya kram perut sebentar lagi juga akan sembuh," tolaknya tegas.
"Kram perut, itu yang kau pikir? Tapi jangan anggap itu penyakit sepele. Mungkin diawal rasanya seperti itu, tapi siapa tau saja itu sebenarnya penyakit serius dan aku khawatir, kalau kau tidak diperiksa sekarang kondisimu akan jadi bertambah parah dengan cepat."
Maura sedikit bergidik mendengar kemungkinan yang dikatakan pria itu, sakit saat mau datang bulan aja terasa luar biasa sakitnya. Apalagi kalau dia sakit lain yang lebih parah, dia tidak bisa membayangkannya.
Tapi memikirkan akan pergi kerumah sakit sekarang, lalu diperiksa dan ketahuan kalau ternyata dia sebenarnya berbohong pada pria itu, membuat perempuan itu jadi merasa seperti benar benar sedang mengalami kram perut betulan.
" Nggak, aku yakin ini karena kram perut biasa , mungkin karena aku akan datang bulan jadinya perutku sakit sekarang,'' elaknya.
" Datang bulan? Apa ini jadwalmu?" tanya pria itu serius.
Tanpa perasaan curiga Maura pun mengangguk" Iya, biasanya. Kenapa Mas?" tanyanya bingung.
" Tidak, hanya saja kalau sampai Minggu depan kau tidak datang bulan juga sebaiknya kau pergi kedokter kandungan untuk periksa," saran pria itu.
Mendengar itu Maura langsung terdiam, seketika dia ingat kalau mereka sebenarnya sedang menunggu kepastian tentang kondisinya sekarang. Apakah sebenarnya dia hamil atau tidak, akibat malam yang mereka habiskan saat sedang mabuk waktu itu.
" Iiya, nanti akan aku lakukan, sekarang aku mau kekamar mandi dulu," ucapnya dengan menggeser tubuhnya menjauh dari Arkana karena berniat turun dari ranjang.
Tapi begitu kakinya menginjak lantai, tiba tiba dia sedikit limbung, akibat kakinya yang tidak kuat menahan beban tubuhnya, karena terlalu lemas.
Maura segera kembali duduk diranjang untuk mengumpulkan kekuatannya, sebelum kembali bangun untuk berjalan, sambil menyumpah dalam hati pada Arkana.
Karena akibat pria itu terus saja mengajaknya bercinta tadi malam sekarang dia sampai kelelahan, dan kalau tadi mereka melakukannya lagi, sepertinya sekarang dia benar benar akan pergi kerumah sakit, batin Maura dongkol selalu pada pria itu.
..