Rahmat Azmi, begitulah namanya, tidak akan ada yang menyangka kalau cowok itu masih berumur 24 tahun, karena kumis tebal yang dimilikinya, membuat dia seperti cowok yang sudah berusia 30 tahun.
Dia adalah lelaki playboy yang suka gonta ganti pacar, hingga kebiasaan itu perlahan hilang karena kehadiran seorang perempuan bernama Lili, gadis cantik yang merupakan temannya saat SMP dulu. Apakah Lili akan menjadi cinta sejatinya?
Ayo ikuti kisah mereka di "Cinta sejati buaya berkumis."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rijal Nisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alamat Palsu
"Aku enggak suka terlalu dekat sama dia,aku enggak mau nanti pacar-pacarnya datang dan ngelabrak aku,"
"Lho,bukannya Rahmat sudah putus sama pacar-pacarnya,ya?" Aleta jadi bingung,ternyata Lili masih belum tahu akan kejadian sebenarnya dibalik kedatangan Intan hari itu.
Sera tertawa mendengar perkataan Lili.
"Kenapa tertawa?" Aleta mengerutkan keningnya.
"Kamu sadar nggak dengan omongan Lili tadi? Dia itu udah kayak orang yang lagi jatuh cinta aja!" Sera menatap Lili seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Jatuh cinta?
Siapa? Lili? Masa sih? Kayaknya nggak mungkin deh. Tapi,setelah dipikir-pikir... Bisa jadi ada benarnya juga perkataan Sera tadi.
"Aku jatuh cinta sama dia? Mimpi! Nggak akan pernah,dia itu cowok Playboy!" ucap Lili dengan lantang.
"Semangat banget bilang nggak akan pernah jatuh cinta,awas hati-hati kamu Li,entar kemakan omongan sendiri loh!" Aleta mengingatkan.
"Al,dari tadi kalian ngomongin Rahmat terus,Rahmat itu yang mana sih? Aku enggak kenal." Tutur Sera. Dia merasa tidak nyambung saat membicarakan orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Rahmat itu cowok yang tadi manggil aku pas ketemu di depan gerbang kos,ingat enggak?"
"Ingat,jadi dia yang namanya Rahmat?" Sera manggut-manggut sambil memegang dagunya dan melihat ke atas,kayaknya dia sedang kepikiran sesuatu.
Ada yang aneh,Sera baru teringat sesuatu. Tiba-tiba dia berkata dengan suara agak keras
"Aku baru ingat! Kamu bilang Rahmat itu kumisnya tebal kayak om-om. Tapi... yang tadi itu lumayan tampan,enggak berkumis dan cukup keren,apa itu Rahmat yang kamu maksud?" Sera memastikan.
Lili yang mendengar hal itu terlonjak kaget,apa lagi saat Sera mengatakan dia tidak berkumis. Mungkinkah Rahmat sudah mencukurnya?
"Ya,itu Rahmat yang aku ceritakan sama kamu." Aleta membenarkan.
"Di-dia sudah mencukur kumisnya itu,Al?" Lili tercengang begitu mengetahui perubahan drastis cowok kumis itu.
"Makanya kamu jangan menghindar terus dari dia,dia itu sudah banyak berubah Lili,semua itu demi kamu!" saat mengatakan demi kamu,Aleta menekan sedikit suaranya.
"Heh!" Lili tersenyum sinis, "Bukan demi aku,tapi itu semua dia lakukan untuk mencari target baru," ucap Lili,dia masih kesal dengan kejadian hari itu di warungnya Mbak Chika.
"Cie... cie ada yang cemburu ni!" ledek Sera seraya senyum-senyum.
"Enak aja bilang aku cemburu,bukan cemburu tapi aku memang nggak suka aja sama orang kayak dia." Lili menyangkal omongannya Sera.
"Ngaku aja kenapa sih?" desak Aleta.
"Orang memang nggak suka,masa harus ngomong suka,Aleta ada-ada saja!" ucap Lili meniru gaya bicaranya Lala,yang lagi viral itu.
"Eh,Edi ngechatt aku ni,nanyain alamat rumah kamu." Celetuk Aleta seraya memperlihatkan chatt dari Edi pada Lili.
"Em,jangan dibilang! Kasih aja alamat palsu!" suruh Lili bersikap cuek.
"Duh,jangan dong,kasian tahu!" cegah Sera tidak setuju.
"Iya Lili. Lagian kan kejadian hari itu enggak seperti yang kamu pikir. Rahmat sama Intan itu sudah putus beberapa hari sebelum kalian janjian untuk ketemu. Karena Edi sama Jojo tahu kalau kalian akan bertemu siang itu jadi dia sengaja menyuruh Intan untuk mengganggu kalian,dan anehnya lagi Rahmat sendiri bahkan lupa kalau dia sama Intan sudah putus." Tutur Aleta menjelaskan kejadian sebenarnya.
Dia tidak mau Lili salah paham sama Rahmat gara-gara ulahnya Edi sama Jojo.
"Bagus banget cerita karangan kamu,Al." Ujar Lili masih belum percaya.
"Gini aja deh Li,aku enggak akan maksa kamu buat percaya. Kalau ingin tahu lebih jelasnya kamu bisa nanya sama Edi dan jojo." Ucap Aleta memberi saran.
"Kamu enggak bohong?" Lili bertanya,kayaknya dia mulai percaya.
"Enggak!" Aleta menggelengkan kepalanya.
"Berarti sekarang kamu sudah mau ketemu dong sama Rahmat?" tanya Sera penuh semangat.
Hehehe... kok dia yang bersemangat ya? Jadi kebalik ni.
"Masih nggak mau untuk saat ini,biarin aja dia nyari aku ke sana ke sini,kita lihat sampai kapan dia bisa bertahan." Lili tiba-tiba saja dapat ide aneh.
"Lalu aku harus gimana ni? Alamat siapa yang harus aku kasih?" Wajah Aleta terlihat gelisah,Sebab,dari tadi Edi terus menanyakan alamat rumahnya Lili.
Lili berpikir sejenak,dia sedang menimang-nimang alamat siapa yang kira-kira cocok diberikan untuk mereka,dan membuat mereka yakin bahwa itu adalah rumahnya.
"Aha!" Lili berseru,dia mendapat ide cemerlang.
Sekilas senyuman usil menghiasi wajah cantiknya.
"Kasih aja alamatnya pak Wendi!" Lili menyuruh Aleta untuk memberikan alamat rumah tetangganya. Kebetulan juga rumah Pak Wendi tergolong rumah mewah di sana,jadi Edi tidak akan curiga.
"Kenapa harus rumah Pak Wendi?" gumam Sera,kecil hampir tak terdengar.
Dia memperhatikan Lili yang tak lepas dari senyumannya dari tadi,kayaknya ada sesuatu yang dia sembunyikan.
\_\_\_\_\_
"Gimana Ed,sudah dikirim belum sama Aleta?" tanya Rahmat,dia sudah tidak sabar ingin cepat-cepat ketemu sama Lili.
"Sabar Mat,gue lihat dulu!" Edi kembali menghidupkan layar ponselnya dan segera melihat chatt dari Aleta.
"Sudah dikirim,katanya rumah yang di depannya pagar besi,dan dikelilingi tembok berwarna hijau muda." Ucap Edi memberitahu.
"Ya sudah,tunggu apa lagi? Ayo kita ke sana!"
Rahmat sangat bersemangat,dalam bayangannya sekarang dia akan bertemu dengan gadis pujaannya,dan Lili pasti terkesima melihat perubahan penampilannya yang sekarang.
Huh! Dia kebanyakan ngehalu,enggak tahu apa,bahaya sedang menunggunya,Lili sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjai mereka.
Begitu sampai ditempat yang mereka tuju,ketiga cowok itu segera turun dari mobilnya.
"Lo yakin ini rumahnya Lili?" Jojo tampak ragu.
"Kenapa enggak yakin,rumahnya besar gini kok." Jawab Rahmat.
Edi masih berdiri mematung,tidak mengeluarkan sepatah katapun. Cowok itu mulai melihat dengan seksama rumah yang dikatakan Aleta sebagai tempat kediamannya Lili. Dia meyakinkan hatinya sendiri,berharap Aleta tidak membohongi mereka.
"Gerbangnya nggak ada yang jaga Mat,kita masuk aja atau gimana ni?" tanya Jojo meminta pendapat.
"Em... gimana ya?" Rahmat berpikir sejenak. "Ed,coba deh lo bilang sama Aleta suruh dia keluar." Ucap Rahmat.
Edi segera mengirim pesan kepada Aleta,untuk menyuruhnya keluar.
"Aleta bilang,kita disuruh masuk aja Mat." Edi memberitahu setelah menerima pesan balasan dari Aleta.
Mereka dengan sikap penuh hati-hati membuka gerbang yang sengaja tidak di gembok itu.
Ketiganya masuk dengan mudah tak ada kendala sama sekali,berarti tak ada jebakan,lalu kenapa Lili terlihat begitu aneh tadi saat menyuruh Aleta memberikan alamat yang salah kepada mereka.
Guk...
Guk...
Krek.... Mampus deh,ternyata itu anjing,mereka mulai saling pandang penuh ketakutan.
