Hendrik seorang mafia kejam luluh dengan seorang wanita muda cantik, walau umur mereka berbeda. Cinta membutakan seseorang seperti halnya dengan Hendri yang kini jatuh cinta kepada Gersya gadis dibawah umur yang terpaksa menikah karena utang ayahnya. Seorang wanita yang sabar dan sholeh tapi setelah perjanjian pernikahan selesai yang dikonyrak selama 1 tahun.
apakah mereka akan bercerai atau cinta menyatukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Mala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 30
Disisi lain Steve sedang beristirahat dengan tenang disebuah apartemen, pikirannya kacau dengan hilangnua Gersya ditambah lagi Dokter centil.
"Aduhh...apaaan lagi sih ini," kesal Steve mendengar suara ponselnya berbunyi, ia mengambil ponselnya dan melihat nomor WA yang tidak dikenalinya.
"Pasti orang iseng...," ucap Steve mematikan ponselnya dan melemparkan tubuhnya dikasurnya yang empuk, dengan memejamkan matanya.
Tiba-tiba suara telepon berbunyi, Steve dengan kesal mengambil hpnya.
"Halo...," ucap Steve ketus.
"Halo Steve tolong aku dong, tolong beliin aku obat maag yah," ucap Cahay dengan memegang perutnya.
"Bukannya kamu dokter yah, kok bisa kehabisan obat," ucap Steve.
"Aduuh...sakit banget..tolongin aku Steve," ucap Cahaya memohon.
Dengan berat hati Steve menyetujuinnya, karena ia juga mengingat perkataan Bossnya untuk mendekati Cahaya.
Seorang wanita cantik terbangun dari tempat tidurnya, dengan memegang kepalanya yang sedikit pusing apalagi sebuah perbang yang melekat pada kepalanya.
"Dimana ini...?" tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar, wanita itu pun berpura-pura tidur, suara pintu terbuka suara langkah kaki itu pun mendekat.
"Gersya...kamu akan menjadi milikku, kamu sedang hilang ingatan jadi kamu tidak akan mengingat dia selamanya hanya aku yang harus kamu ingat," ucap Seorang lelaki mencium punggung tangan Gersya, siapa lagi kalau bukan Yukvi.
"Aduuhh siapa nih cowok nggak sopan banget...." batin Gersya.
Setelah beberapa lama, akhirnya Yukvi pergi dari kamar tersebut. Gersya membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya.
"Jadi nama aku Gersya, aduhh kenapa aku nggak bisa ingat apa-apa," batin Gersya memegang kepalanya.
Gersya kemudian membuka jendela, ia melihat kebawah ternyata penjaga Yukvi begitu ketat.
"Aduhh tinggi banget...aku harus gimana yah, penjaganya juga kayak pengawal di istana," ucap Gersya mulai memikirkan sebuah ide.
Gersya tersenyum, melihat pintu keluar dari kamarnya lampunya masih menyala terlihat dari celah-celah pintu.
"Aku harus menunggu lampu itu mati pasti mereka semua sudah tidur," ucap Gersya kembali ke kamarnya dan menunggu.
Deka kemudian pergi ke apartement Nisa bersama beberapa pengawalnya, dengan sekali tendangan pintu apartement Nisa terbuka.
"Kalian siapa, kenapa pintu kamarku kalian rusak!!!" Bentak Nisa bangun dari kamarnya.
"Hehehe...kenapa marah-marah begitu, aku datang kesini menagih janji kamu," ucap Deka berjalan mendekati Nisa.
"Tu...tuan Deka...." ucap Nisa dengan takut.
"Bukankah kamu sudah dengar Gersya meninggal dan menghilang,"
"Iya, aku akan mengambil uangnya dulu," ucap Nisa ingin mengambil uang tapi dicegat oleh Deka.
"Tunggu, aku berubah pikiran aku tidak butuh uangmu," ucap Deka memegang tangan Nisa.
"Terus...Tuan mau apa?" tanya Nisa.
Deka mulai tersenyum, kemudian ia menarik tangan Nisa dan membawanya pergi.
"Tu..tuan mau bawa aku kemana?" tanya Nisa sedikit berlari kerena Deka berjalan dengan cepat.
"Diam!!" Bentak Deka membuat Nisa diam dan mengikuti iblis yang sedang menarik tangannya dengan keras.
Setelah ditarik begitu kuat, akhirnya mereka berhenti disebuah mobil megah dan di dalamnya ada seorang wanita berpakaian aneh.
"Kamu keluar," ucap Deka menyuruh wanita tersebut keluar dari mobil.
Wanita itu pun keluar rambut terurai berwarna merah, ia tersenyum dan mendekati Deka bersama Nisa.
"Apa yang Tuan lakukan?" tanya Nisa penuh ketakutan walaupun wanita itu tersenyum tapi auranya sangat menakutkan.
"Bukannya kamu sangat mencintai Hendrik yah," ucap Deka melihat Nisa.
"Iya, tapi apa maksud kamu membawaku kesini," ucap Nisa.
"Hendrik itu orangnya cerdas, ilmu bela dirinya tidak perlu diragukan dan dia juga kejam. Apa yang dia akan lakukan jika tahu kalau kamu dibalik semua ini," ucap Deka memegang dagu Nisa tapi dengan cepat Nisa menghindar.
"Apa maksud Tuan, apa Tuan ingin memberitahu Hendrik soal kecelakaan itu? tapi Tuan juga terlibat jadi Hendrik akan menghabisin Tuan juga," ucap Nisa dengan berani.
"KAMU BERANI MENGANCAMKU HAH!! bentak Deka menampar Nisa dengan Keras.
"Argh...," rintih Nisa memegang pipinya.
"Aura...cepat bawa wanita ini dalam mobil," ucap Deka.
"Baik, ayo...jangan membantah atau kamu akan mati secara mengenaskan," ancam Aura dengan tatapan membunuh.
Nisa hanya diam tidak membantah, ia sangat takut dengan Wanita itu.
"Kalau waktu bisa diputar aku tak akan berurusan dengan Genk ini," batin Nisa masuk dalam mobil.
Setelag lama menunggu, lampu pun mati, Gersya yang dari tadi menguap gara-gara mengantuk tersenyum dengan sangat hati-hati Gersya berjalan mendekati pintu.
"Terima kasih Tuhan pintuya tidak terkunci," batin Gersya dengan pelan-pelan membuka pintu.
Gersya berjalan dengan hati-hati dengan pakaian tidur dengan rambutnya panjang terurai, dan tanpa menggunakan alas kaki.
"Kok aku merasa aneh yah, rambutku terurai tidak ditutupi," batin Gersya merasa tidak enak.
"Yasudahlah, aku harus pergi dari sini," batin Gersya dengan hati-hati
Dengan langkah sangat pelan-pelan, Gersya mencari jalan untuk pintu keluar. Suasana sangat gelap membuat Gersya sangat kesulitan.
"Aduhh dimana sih jalan keluarnya," batin Gersya.
Tiba-tiba lampu menyala, Gersya dengan cepat bersembunyi dibalik tembok terlihat Yukvi sedang pergi kedapur untuk minum.
"Kesempatan yang bagus," batin Gersya dengan cepat berjalan ke pintu keluar, setelah melihat Yukvi pergi kedapur.
Clekk...(suara pintu terbuka)
Dengan takut Gersya membuka lebar pintu, Gersya melihat pengawal didepan pagar/ gerbang. Ia kemudian keluar dari rumah Yukvi dan bersembunyi.
"Bagaimana cara untuk menghindari mereka," batin Gersya.
Kriiing...kring...(suara alarm)
"Nyonya Gersya hilang sekarang kalian berpencar dan cari dia," ucap Yukvi kepada para pengawalnya dengan menggunakan mikrofon.
"Gawat aku ketahuan, aduhh cepat banget aku ketahuan." batin Gersya.
Para pengawal yang berjaga di pagar pun pergi untuk mencari Gersya.
"Kesempatan tidak boleh dilewatkan," ucap Gersya dengan berlari kencang kepintu Gerbang.
Sesampai digerbang Gersya melihat gerbang terkunci, dengan cepat ia memancat diatas gerbang.
"Hey...,"
"Gawat aku ketahuan," batin Gersya dengan cepat memancat dan turun digerbang tersebut.
"Jangan kabur...." ucap pengawal Yukvi.
Gersya berlari kencang dijalan raya, walaupun hari sudah gelap kendaraan tidak henti-hentinya lewat.
"Aku harus minta bantuan," batin Gersya kemudian berlari ditengah jalan.
Sementara itu Steve dengan kesal, menuruti perkataan Cahaya sedang mengendari mobilnya, tiba-tiba ia melihat seorang wanita berlari ditengah jalan. Dengan cepat Steve menghentikan mobilnya.
"Hey..kamu mau mati yah," teriak Steve keluar dari mobilnya.
"Tuan...tolong aku...ada yang mau mengerjarku," ucapnya dengan terengah-engah.
"Nyonya...astaga..akhirnya aku menemukan Nyonya," ucap Steve melihat Gersya.
"Ayo kita pulang," sambung Steve.
"Kamu siapa?" tanya Gersya.
"Aduhh...lupa Nyonya hilang ingatan," batin Steve menepuk jidatnya.
"Hey...jangan kabur,"
"Ayo...kita pergi dari sini," ajak Steve mengajak Gersya masuk ke dalan mobil.