Laura Menikahi Mafia Posesif

Air mata mengalir tak bisa tertahan, Lucas baru saja membuat Laura merasa sakit, bukan hanya sakit secara fisik, tapi luka juga tertoreh di hatinya.

Lucas menggarap tubuh Laura dengan sangat tidak manusiawi, tubuhnya bergetar hebat, dia berusaha merapihkan gaunnya yg sudah terkoyak karena ulah Lucas, sedangkan pria itu dengan tidak ada penyesalan sama sekali duduk sambil mengaitkan kancing kemejanya kembali.

Aku benci kamu... Batin Laura.

Dia duduk menempel dengan pintu, menjauhi Lucas, setelah selesai merapihkan pakaiannya Lucas, mendekati Laura, lalu dia menutupi tubuh istrinya yg penuh dengan luka memerah tanda kepemilikan dan gigitan hasil karyanya, dia memasangkan jas miliknya.

"Kamu itu hanya milikku Laura, milikku, kamu harus ingat itu" Desis Lucas.

Laura menjauhkan pandangannya dari Lucas, dia tidak ingin berdekatan dengan lelaki yg dicintainya itu.

"Kamu memang brengsek Lucas, dan sampai kapanpun kamu tidak akan pernah berubah, jangan pernah menyentuh aku lagi, aku lebih baik mati daripada harus disentuh iblis seperti kamu!!!!" Hardik Laura.

Plakkkkk.... 

Laura menampar Lucas dengan sekuat tenaga, lalu mendorongnya agar menjauh.

"Kau mengancamku hah? Ha.. Ha.. Ha.. " Lucas menertawakan Laura.

"Aku akan bunuh diri jika kamu berani menyentuhku lagi Lucas, aku tidak sedang mengancammu, kau mungkin orang berkuasa tapi ingat, walaupun aku lemah, tapi dalam tubuhku mengalir darah orang hebat, dan aku tidak akan berfikir dua kali untuk pergi meninggalkan mu selamanya, aku lebih baik mati!!!! Kau tau, mati lebih indah dari pada seumur hidup harus tersiksa dengan iblis seperti dirimu!!! "

Mata Laura menyalang, amarahnya sudah diambang batas, dia sudah lelah menghadapi sifat Lucas yg sulit ditebak, kadang lembut dan seketika berubah menjadi kasar.

Bugh... 

Bugh.. 

Bugh... 

Lucas memukuli kursi tepat didekat kepala Laura berulang-ulang. Dia emosi mendengar perkataan Laura.

"Mulai saat ini, kau tidak ku izinkan kemanapun!!!" Bentak Lucas.

Laura menutup matanya, menahan ledakan emosi yg ingin keluar saat itu juga.

"Aku menyesal sudah mencintaimu Lucas, aku menyesal karena kamu adalah orang yg sangat aku cintai" Lirihnya.

Hati Lucas seperti ter-iris mendengar kalimat itu keluar dari mulut istrinya.

Shit!!! Apa yang sudah ku lakukan. Batin Lucas.

Lucas baru saja menyadari sikap kasarnya terhadap Laura, tapi itu semua sudah terlambat, gadis itu hanya menyingkur di sudut kursi menghindari kontak fisik dengan Lucas.

"Baby.... " Lirihnya.

•••

Sisilia, Italy. 

Setelah perjalan menggunakan helikopter Laura dan Lucas tiba di Sisilia, tanah kelahiran Lucas, mereka akan tinggal di kabin yg ada di kebun anggur milik Lucas, bisnis bersih yg dijalaninya termasuk dengan kilang anggur yg diproduksi sendiri oleh Lucas.

Laura duduk di tepi kasur, bangunan yg di dominasi material kayu mahoni itu tampak hangat, tapi tidak dengan hatinya yg merasa dingin, Lucas sejak tadi berusaha mendekati istrinya kembali, tapi hati Laura sudah terlanjur sakit.

"Bisakah tinggalkan aku sendiri, aku rasa bukan hal yang baik jika kita satu ruangan, dan aku mohon jangan memaksaku Lucas, aku benar-benar ingin sendiri" Pinta Laura.

"Baiklah baby, aku akan membiarkan kamu sendiri malam ini" Lucas menghampiri istrinya lalu mengecup pucuk Kepala Laura, sang istri hanya bisa memalingkan wajahnya. Lucas pun keluar dari kamar itu meninggalkan Laura sendirian.

Ketika pintu tertutup, Laura segera membuka ponsel lalu mengetik sesuatu dan mengirimkan pesan singkat kepada seseorang.

"aku benar-benar harus meninggalkanmu, Lucas. kau sudah benar-benar keterlaluan!" gumam Laura, lirih.

Air matanya jatuh kembali, lebih deras.

•••

Mansion Moretti. 

Ketika para tamu sudah pulang, lain halnya dengan Lorenzo, dia masih duduk dan berbincang dengan Dominic.

"Jadi kau adalah orang yang seharusnya menikahi adikku? " Tanya Lorenzo, Dominic menceritakan tentang perjodohan antara dirinya dan Laura.

"Seharusnya dia menjadi istriku, bahkan aku sudah menunggunya selama tujuh tahun, sampai aku mendengar kabar dia menikahi Lucas Bendetti." Jawab Dominic, tangannya mengepal kuat.

Tring... 

Ponsel Lorenzo berdering, sebuah pesan singkat masuk, dari Laura.

[Laura: kakak, bisakah menolongku untuk pergi dari Lucas? Aku sudah tidak tahan hidup dengannya, dia sangat melukaiku kak.]

Isi pesan singkat dari Laura cukup menguras emosi Lorenzo, dia memberikan ponselnya kepada Dominic.

"Kita harus membuat rencana penyelamatan Laura! Aku tahu itu, aku sudah memperingatkan kepadanya bahwa Lucas bukan manusia, dia itu iblis!!! " Tangan Lorenzo mengepal kuat.

Sedangkan Dominic seperti mendapat angin segar, dia memiliki kesempatan untuk merebut kembali Laura.

"Aku akan mengurusnya, kita akan menyelamatkan Laura sesegera mungkin, bajingan itu, berani sekali dia menyakiti tunangan ku" Desis Dominic.

•••

Keesokan harinya. 

Laura baru saja terbangun dari tidur panjangnya, dia bangun dengan keadaan yang sudah segar, hari ini dia berencana kabur dari Lucas, dibantu oleh kakaknya Lorenzo.

Dia memutuskan untuk meninggalkan Lucas karena tidak ingin semakin terjebak dengan perasaannya terhadap Lucas.

Setelah membersihkan diri dan berpakaian rapi, dia keluar dari kamarnya.

Seorang pengawal menghampirinya.

"Nyonya, apa anda membutuhkan sesuatu? Makanan untuk anda sudah siap dimeja makan" Ucap sang pengawal.

"Dimana Lucas? " Tanya Laura.

"Don Lucas sudah pergi sejak tadi pagi nyonya, dia bilang akan menemui ibu anda" Jawab pengawal itu.

Good, aku bisa pergi tanpa drama dulu dengan pria menyebalkan itu. Batin Laura.

"Baiklah kamu bisa pergi, dan aku akan berjalan-jalan dikebun anggur" Ucap Laura, pengawal itu pun membungkuk lalu pergi meninggalkan Laura.

Setelah menghabiskan makanannya, Laura pergi keluar menuju kebun anggur, Lorenzo memiliki rencana agar Laura bisa pergi dari sana, diujung kebun anggur ada sebuah bukit,  dan Lorenzo sudah menunggu di sana untuk menjemput Laura.

Dia mulai berjalan menyusuri kebun anggur, entah mengapa sangat sepi, seperti tidak ada penjagaan sama sekali.

"Ini perasaan gue aja, atau memang disini sepi banget ya, masa sih gak ada penjaga sama sekali" Gumam Laura. Dia terus saja berjalan hingga setelah kurang lebih berjalan selama empat puluh menit, dia sampai ujung kebun anggur, dan benar di sana ada perbukitan kecil.

"Kak Lorenzo bilang dia menunggu dibalik bukit itu" Ucap Laura kemudian dia mulai berjalan mendaki perbukitan yg tidak terlalu terjal itu.

Maafkan aku Lucas, aku memang mencintaimu, tapi aku tidak ingin hidup seperti ini..! Batin Laura.

Setelah berjalam cukup jauh, Laura bisa melihat sebuah jalan aspal dibawah bukit sana.

"Sedikit lagi sampai, semangat Laura!!! " Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Setelah turun dari perbukitan Laura bisa melihat sebuah mobil SUV hitam dijalan Beraspal itu. Dia segera menghampiri mobil itu.

Blugh... 

Blugh... 

Blugh... 

"Kak Lorenzo, buka pintunya cepat" Laura mengetik kaca mobil itu.

Srakkkkk.... 

Pintu mobil bergeser, mata Laura membola melihat orang di dalam mobil tersebut.

"Ka-kamu.... "

•••

To be continued