Terpikat Pesona Duda Anak 1

Hari adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Bara dan Inez, hari di mana mereka akan mengikat janji sehidup semati mereka.

Orang tua Inez juga sudah datang kemarin malam dengan di jemput oleh Mike yang pasti nya di suruh oleh Bara.

Mereka di tempatkan di hotel mewah tempat Inez dan Bara nanti akan mengadakan resepsi.

Resepsi sendiri di adakan di Wijaya grand hotel salah satu hotel milik keluarga Wijaya dengan design termewah, megah dan fasilitas kelas atas.

Tak banyak orang yang bisa menyewa hotel tersebut karena harga yang selangit sehingga banyak yang hanya menganggap angan saja untuk bermalam di sana.

Mereka juga sudah mengosongkan semua lantai hotel untuk istirahat para tamu undangan dalam resepsi.

Siapa pun yang di undang ke resepsi ini adalah orang yang sangat beruntung jika ada yang tahu tentang pernikahan ini, pasti banyak rekan bisnis yang berlomba untuk mendapatkan undangan tersebut.

Namun sayang resepsi di lakukan secara tertutup sehingga hanya keluarga, rekan, kerabat dan sahabat dekat saja yang hadir dan itu pun sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa pernikahan ini akan tertutup dan hanya orang orang tertentu yang bisa hadir dan mereka semua paham.

Sekarang ini Inez sedang berada di tempat tunggu gereja untuk persiapan pemberkatan, dia akan memasuki aula dengan di tuntun oleh sang papa nanti.

Sekarang Neta, mbk Risma dan juga Maya sedang menemani Inez yang sudah cantik di baluti oleh gaun indah rancangan tante angel.

"Astaga Inez, kamu cantik banget!" pekik Maya saat pertama kali ia melihat sahabatnya tersebut.

"Makasih May."

Tak lama dari itu pintu pun di buka menampakkan mamanya dan juga mama Laras yang bergandengan tangan menghampiri.

Sahabat-sahabatnya pun pamit untuk menuju ke aula gereja menunggu pemberkatan.

"Astaga anak mama cantik banget sih," sahut mama Feby mencoba tersenyum padahal Inez tahu mamanya pasti sedih harus melepas Inez.

"Mama, jangan sedih kayak gitu dong." ucap Inez sambil menghapus air mata mamanya yang jatuh.

"Mama gak sedih sayang tapi mama gembira dan terharu sekali bisa menyaksikan anak mama menikah," sahut mama Feby terharu.

Inez pun memeluk mamanya, dia berusaha keras agar tidak menangis karena nanti make up nya akan berantakan malahan.

"Sayang, mama harap kamu betah sama tingkah laku Bara ya dan tolong jaga Bara dan Daniel karena mereka berdua butuh kamu," sahut mama Laras ikut sedih.

Inez pun melihat raut wajah mama Laras yang sedikit sendu saat berbicara kepadanya tentang anak dan cucunya pun ikut sedih juga.

"Mama tenang aja tanpa mama minta Inez akan jaga mereka berdua ma," ucap Inez meyakinkan mama Laras.

Setelah cukup lama mengobrol mama Feby dan mama Laras pun keluar karena acara akan segera di mulai.

Untuk pemberkatan sendiri hanya di hadiri keluarga dan sahabat saja sehingga tidak terlalu ramai dan semua penjagaan sangat ketat sekali.

Bara sangat tak sabar untuk melihat bagaimana cantiknya Inez di balut oleh gaun cantik, dia juga sangat gugup menantikan acara pemberkatan nya.

Dia sekarang berdiri di depan untuk menunggu Inez datang dengan bergandengan tangan oleh papa Yohan.

Sedangkan Daniel sangat senang sekali hari ini, dia sangat bangga dengan papa nya, pasalnya ia akan segera memiliki mama yang sebenarnya selama ini dia inginkan.

Saat awal Daniel di beritahukan bahwa Inez akan menjadi mama nya sepenuhnya membuat Daniel sangat gembira hingga ia tidak bisa tidur tenang menunggu hari ini

(Padahal yang nikah siapa, yang gak bisa tidur siapa.)

Inez masuk ke dalam aula pemberkatan bergandengan tangan dengan sang papa, papa Yohan sangat senang dan terharu melihat anaknya akan menikah.

Dengan Daniel yang berjalan di depannya berperan sebagai pengiring pengantin dengan menaburkan bunga.

Inez tak habis fikir dengan Daniel, dia sangat senang melihat bocah yang sebentar lagi akan menjadi anak sambungnya itu.

Secara perlahan Inez maju mendekati Bara dengan iringan musik yang merdu, Inez tidak pernah menyangka bahwa ia akan melakukan pemberkatannya sendiri secepat ini pasalnya ia dulu yakin bahwa ia akan menikah mungkin beberapa tahun lagi bukan sekarang karena waktu pacaran dengan sang mantan dulu dia sama sekali belum ingin menikah karena kesibukan dalam bekerja.

Inez mendekat ke arah Bara yang menunggunya di depan, sedangkan Daniel masih dengan tersenyum gembira melangkah menuju sang papa.

Setelah sampai Daniel pun turun dan duduk di samping Omanya, sedangkan Bara mengambil alih tangan Inez dari papa Yohan.

"Aku serahkan anak ku yang paling aku cintai ini, jangan sakiti dia, kalau kamu sudah bosan atau tidak cinta lagi dengan anakku jangan sakiti dia cukup pulangkan saja, atau katakan kepada papa karena papa akan mengambilnya kembali." ucap papa Yohan dengan air mata yang keluar tanpa permisi dari mata nya saat menyerahkan sang anak kepada calon suami nya.

"Papa tenang saja, Bara akan selalu menjaga Inez dan akan membuat dia terus merasa bahagia." ucap bara dengan yakin membuat hati papa Yohan sedikit tenang.

Kemudian dua insan ini saling mengutarakan janji sehidup sematinya di depan pendeta dan tamu yang hadir.

Setelah semua prosesi pemberkatan selesai, sekarang Bara dan Inez sudah sah menjadi sepasang suami istri, mereka pun bertukar cincin dengan Bara memberikan cincin berlian murni yang sangat simpel namun mewah dan elegan.

Acara terakhir apa lagi kalau bukan kissing, para tamu melihat kemesraan pengantin di depan sangat iri saat Bara mencium Inez.

Sedangkan Daniel sudah di tutup matanya oleh mama Laras karena usianya yang masih kecil dan tidak harus melihat adegan dewasa itu.

"Terima kasih," bisik Bara saat mereka selesai dengan kissing tersebut.

Inez yang mendengar hal itu pun di buat malu karena ucapan Bara padahal hanya terima kasih namun bisa membuat Inez salah tingkah.

"Iya." ucapnya dengan malu.

"Aku harap pernikahan ini akan menjadi hadiah yang indah untuk Daniel!" sambung Bara dan mendapat anggukan dari Inez.

"Daniel sini sayang," panggil Bara memanggil anak semata wayangnya.

"Papa, mama!" pekik Daniel berlari ke arah Bara dan Inez.

Bara pun segera menggendong Daniel dan di susul Inez yang memeluk Daniel dan Bara.

Semua tamu undangan sangat senang dan juga iri dengan keromantisan dari pasangan tersebut.

Setelah itu selesai Inez dan Bara melakukan sesi foto dengan keluarga besar, banyak foto yang di ambil mulai dari di dalam aula pemberkatan hingga luar gereja karena memang Bara dan Inez tidak foto pra-wedding sehingga mereka memutuskan untuk memiliki foto pernikahan yang indah.

Setelah selesai dengan acara pemberkatan dan foto-foto semua keluarga di giring untuk menuju ke Wijaya grand hotel di mana di sana lah acara inti lainnya setelah selesai pemberkatannya.

Semua sudah sampai dan segera menuju ke kamar mereka masing-masing untuk bersiap-siap, begitu pun Inez yang harus bersiap sehingga dia meninggalkan Bara.

"Gimana masih tegang?" tanya papa Dion kepada Bara saat dia akan masuk ke dalam hotel.

"Udah enggak terlalu pa," sahutnya.

"Papa harap kamu bisa membahagiakan Inez, kamu harus ingat Inez dengan senang hati menerima kamu duda anak satu sedangkan dia masih seorang gadis, kamu harus membahagiakannya!" sahut papa Dion menasehati Bara.

"Papa tenang saja Bara pasti akan membahagiakan Inez, sekarang dia dan Daniel adalah dunia Bara pa," sahutnya.

"Bar!" pekik seorang keluar dari mobil.

"Steven, Miko!" sahut Bara melihat orang tersebut.

Mereka tadi sudah dari gereja menyaksikan janji suci sang sahabat dan langsung ikut ke tempat resepsi sekarang ini.

Mereka adalah sahabat Bara saat kuliah dan mereka juga sahabat yang selalu ada buat Bara bahkan saat Bara rapuh karena perceraiannya dengan mantan istrinya dulu.

"Hai bro!" ucap Steven.

"Mana Leo?" tanya Bara kepada sahabatnya karena tidak ada satu sahabatnya.

"Biasa mungkin dia sedang terjebak macet," sahut Miko.

"Oh ya udah yuk masuk," ajak Bara.

"Yuk."

"Gimana bar menikah untuk ke dua kalinya?" tanya Steven yang memiliki mulut seperti wanita.

"Biasa aja kali," sahutnya.

"Elo udah ke dua kalinya lah gue satu aja belum," ucap Steven lagi dengan wajah sendu nya.

"Makanya jangan main cewek mulu," sekarang Miko membalas ucapan Steven.

Mereka menuju ke kamar yang di sediakan, kebetulan Bara juga ingin bertemu lebih lama karena sudah lama juga tidak bertemu dengan sahabat-sahabatnya ini karena kesibukan masing-masing.

Steven mengelola bisnis ayahnya dan juga sedang bekerja sama dengan perusahaan Bara sekarang ini, sedangkan Miko bekerja sebagai dosen di salah satu universitas terkenal di negara X, untuk Leo sendiri dia adalah seorang dokter terkenal dan berpengalaman tinggi di rumah sakit terkenal negara X sekaligus rumah sakit yang dikelolah oleh Wijaya grup.

.

.

Bersambung.....