Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
BAB 29
Keduanya pergi dengan mengendarai mobil Riana, yang masih terparkir di rumah sakit, bahkan tanpa sadar keduanya mengenakan pakaian casual yang tampak serasi lengkap dengan kacamata hitam branded, gift dari salah satu tamu yang hadir di resepsi kemarin.
Brian mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, bahkan sengaja membuka atap mobil sambil menikmati terik matahari, Riana tak protes karena rasanya cukup nyaman menikmati liburan dengan berkendara, udara panas, dan angin yang bertiup sama sekali tak membuatnya terganggu.
Pemberhentian pertama mereka adalah pusat keramaian yang menyajikan banyak street food, Walau Riana uring uringan karena Brian memilih tempat ini, tapi Brian tak peduli, ia memilih berjalan dengan menggenggam tangan Riana, "ayolah … ini kencan pertama kita, jangan cemberut,"
"Sejak kapan kamu peduli aku cemberut atau tersenyum?"
Brian menoleh, sebaris senyum membuat ketampanannya semakin jelas terlihat, ia berjalan mundur dengan tetap menggenggam tangan Riana, "sejak kita memutuskan memulai pernikahan sandiwara ini, tapi papa mu membuat pernikahan ini nyata,"
"Ah … iya baiklah, senyum palsu, Apa susahnya," Riana menyunggingkan senyumnya, lesung pipi itu tampak manis dan membuat Riana semakin cantik kala tersenyum.
#'Sh it … kenapa baru sekarang aku menyadari kalau Riana secantik ini?' Brian membatin, wajar … karena Riana yang dulu memakai kacamata besar, hingga terlihat culun di mata Brian, penolakan dan kehadiran wanita lain, membuat Brian benar benar abai dengan semua yang ada pada diri Riana kala itu, 'tidak … tidak … tidak … Brian, ingat dihatimu ada Alicia yang tak akan pernah tergantikan oleh wanita manapun'.
Brian menggelengkan wajahnya kuat kuat, melawan dengan segenap jiwa dan tekad, tapi tidak demikian dengan bahasa tubuhnya yang selalu menuntut untuk terus berdekatan dengan istrinya.
Tempat yang mereka datangi saat ini adalah festival rakyat, yang diadakan oleh dinas pariwisata Singapura untuk menarik wisatawan dari berbagai negara, jika di Indonesia lebih mirip pasar malam atau semacam Jakarta Fair, well apapun itu, Riana cukup menghargai niat Brian yang membawanya berkencan untuk pertama kalinya, setidaknya ini terasa jauh lebih baik, daripada mereka menghabiskan tenaga dengan berdebat di dalam kamar hotel.
Brian mendatangi salah satu counter makanan manis, tak lama dia kembali dengan 2 buah ice cream cone besar di tangannya, Riana berbinar bahagia menatap salah satu dessert favorit nya tersebut.
Dengan penuh semangat, si bumil meraih ice cream favorit nya tersebut, "ice cream vanilla tak pernah gagal menyenangkan lidahku."
Brian tertegun, sebelumnya ia sama sekali tak tahu menahu tentang selera Riana, ia hanya membeli ice cream vanila, karena ini satu satunya variant ice cream yang ia sukai, siapa sangka mereka memiliki selera yang sama.
"Kamu suka ice cream vanilla,"
"Yeah … only vanilla," Jawab Riana dengan senyum di bibir mungil nya.
Brian manggut manggut, "Setidaknya kita punya satu kesamaan." Brian pun mulai menikmati ice cream miliknya.
Mereka kembali berjalan beriringan.
Usai menghabiskan ice cream nya, Riana kembali menunjuk panganan yang ingin ia coba, sebelum sebelumnya Riana tak pernah tertarik, tapi kali ini ia begitu tergoda melihat, keripik singkong berbalut bumbu balado pedas manis gurih 🤤, Riana menunjuk keripik tersebut, tanpa malu, yakin pasti, bahwa Brian akan mengabulkan keinginannya, benar saja, tanpa banyak membantah Brian membawa Riana mendatangi counter tersebut, "pilih yang kamu inginkan,"
"Silahkan nyonya …" penjaga counter mempersilahkan Riana memilih apa yang ia inginkan, dan dengan senang hati Brian membayar semuanya.
Begitu seterusnya, seakan terlupa bahwa baru 2 jam yang lalu ia makan dalam porsi besar, kini Riana sudah menginginkan banyak makanan, makanan manis, asin, pedas, dan juga asam, luput dari penglihatan Riana, hari ini benar benar membahagiakan baginya, karena Brian memberikan semua makanan yang ia inginkan, dan Riana makan dengan bahagia, bahkan bibirnya tak henti menyunggingkan senyuman.
Brian sendiri keheranan, bagaimana mungkin tubuh langsing Riana sanggup mencerna begitu banyak makanan, Brian bahkan sempat berpikiran konyol, bayinya akan mendadak membesar, karena hingga saat ini Rian masih sibuk mengunyah makanan, tapi melihat gurat bahagia di wajah Riana, entah kenapa Brian menahan gerutuannya.
"Apa kamu masih belum kenyang?" Walau ragu dan tanpa maksud apa apa, akhirnya Brian melontarkan pertanyaan.
"Yah … sekarang aku baru merasa kenyang." Riana menyuapkan sisa makanannya pada Brian, 'mubazir jika dibuang' pikir Riana.
Tanpa diduga, Brian menerima setiap suapannya, tak ada gerutuan atau rasa jijik memakan sisa makanan Riana.
“Kamu tidak jijik berbagi sendok denganku?” tanya Rana rikuh sendiri, karena ia sudah benar benar kenyang, sebenarnya ia tak mengenal Brian secara mendalam, jadi lebih baik bertanya, toh delapan bulan kedepan mereka akan bersama, setidaknya demi bayi.
Brian menggeleng, seumur umur ia hanya berbagi sendok dengan kedua orang tuanya, Alicia dan kali ini Riana, entah kenapa ia enjoy, mungkin alam bawah sadarnya sudah menerima fakta, bahwa Riana adalah istri sekaligus mommy dari bayinya, walau dengan Brian dan Grace kerap berbagi keringat kenikmatan, tapi Brian tak pernah mau makan dari piring atau sendok bekas Grace, “Jika kamu orang lain mungkin aku jijik, tapi kamu istriku, jadi tak masalah,” jawab Brian santai.
Riana tak melihat sorot mata Brian yang tertutup kaca mata, tapi gesture pipi dan bibirnya terlihat bahwa Brian tak berbohong, walau seringnya pria itu bersikap menjengkelkan terhadap nya.
Sedetik kemudian Riana di buat terpana, Brian membungkuk dan mengusap perutnya, “hai baby, bagaimana? sudah kenyang? apa kamu senang karena hari ini daddy mengabulkan semua yang mommy inginkan? bahkan Brian dengan berani mencium perut yang masih datar tersebut, tubuh Riana bergetar ketika merasakan hembusan nafas Brian dari balik kemeja casual yang ia kenakan.
Brian kembali menegakkan tubuhnya, “ayo … kita kembali, sudah sore, dan kita sudah berjalan cukup jauh.”
Untung saja kedua mata Riana tertutup kacamata, jadi ia bisa menyembunyikan kedua mata nya yang tengah menatap Brian dengan pandangan aneh.
Riana menatap sejauh mata memandang, ia sungguh tak menyadari jika sudah berjalan begitu jauh bersama Brian, tiba tiba perasaan malas menggelayuti tubuhnya, mungkin karena efek kenyang, ditambah hormon kehamilan, membuat Riana tiba tiba mengantuk.
“Aku ngantuk …” ujarnya tanpa bisa mengontrol ucapannya, karena sesudah terucap, Rina gegas membekap bibirnya.
Brian pun terkejut mendengar nya, “what??? … ini bukan di hotel yang bisa langsung tiduran kalau mengantuk.” jawab Brian sengit.
“Iya aku tahu,” tiba tiba Riana kesal mendengar jawaban Brian, padahal beberapa saat yang lalu hatinya terasa hangat, Riana pun berjalan mendahului suaminya.
Brian berusaha mensejajarkan langkahnya, tapi karena Riana kelelahan, dan mengantuk, beberapa kali si bumil tertinggal, Brian tak tega melihat Riana yang terlihat kelelahan, beberapa kali si bumil menguap, dan lagi ia teringat pesan dokter, bahwa Riana belum boleh terlalu lelah, bisa membahayakan bayi dalam kandungannya.
Akhirnya Brian menyerah, ia berjongkok di harapan Riana, “Naiklah, aku akan menggendongmu.”
“Terimakasih sudah menggendongku kak …”
“Rupanya mengigau …”
Brian menoleh menatap Riana yang sudah terlelap di balik punggungnya.
.
.
.
.
.
ada yang bisa menebak, siapa yang dipanggil Riana di alam bawah sadarnya? padahal ia sedang terlelap 🤓