NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Ular

Pesugihan Siluman Ular

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dheana Echa

Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Waaah, kayak nya lagi seneng niii...." ledek salah satu tetangga Sholeh yang kebetulan berpapasan di jalan.

"Hehehhe, iya kang, lagi seneng" sahut Sholeh sambil terus berlalu.

Dan tak berapa lama, sampai lah Sholeh di teras rumah Romli....

Sholeh tidak langsung berseru, justru malah duduk lesehan sambil selonjoran....

Nur yang ada di dalam rumah mengerenyitkan kening nya melihat kaki pria selonjoran di tengah jalan.

Nur pun langsung keluar dan menghampiri.

"Loh,. Sudah lama kang Sul??" Tanya Nur basa basi.

"Eeh yu Nur, baru saja yu, apa kang Jan ada??" Jawab Sholeh yang juga basa basi.

"Pch, sampean itu, yo ada to" sahut Nur

Sedangkan Romli yang ada di belakang rumah sedang memperhatikan dua pekerja nya yang seperti nya banyak melamun dan tidak fokus dengan pekerjaan mereka.

"Kang, ngopi dulu" tawar Romli sambil menyodorkan teko berisi kopi panas yang sudah di siapkan oleh Nur.

"Oooh, iya kang, makasih" jawab mereka sambil mengangguk dan mengumbar senyum nya.

"Kang, ada Sholeh di depan" ujar Nur memberi tahu sang suami.

"Oooh, iya..." jawab Romli sambil bangkit.

"Kang, tak tinggal kedepan dulu ya kang" pamit Romli dan dua pekerja itu pun langsung mengangguk.

Setelah Romli berlalu....

"Eeh kang, apa sampean tahu ada urusan apa kang Jan sama si Sholeh itu" tanya si kuli sambil berbisik, sesekali clingak clinguk melihat situasi.

"Aku sendiri yo gak tahu kang" jawab Kuli itu sambil menggeleng.

Sedangkan di depan rumah, ...

Sholeh dengan ketengilan nya menggunakan sertifikat ia pakai untuk kipasan.

"Sudah??" Tanya Romli yang langsung duduk di depan Sholeh.

"Yo sudah to kang"jawab nya masih santai sambil kipasan.

"Mana??" Tanya Romli sambil menengadahkan telapak tangan nya.

"Ini" sahut nya memberikan map yang ia pakai kipasan.

"liisss, ndlodok sampean" seloroh Romli sambil meraih map yang ada di tangan Sholeh.

"Kapan lagi aku bisa merasakan kipasan pake sertifikat kang" seloroh Sholeh.

"Plak" tanpa Ragu Romli memukul kepala Sholeh.

"Bercanda kang" sahut nya menggerutu.

Romli pun membuka map berisi sertifikat itu.

"trus ini nanti gimana proses nya di desa??"tanya Romli serius.

"Sampean cuma perlu kasih uang saku perangkat desa saja kang, untuk menjadi saksi jual beli, itu yang di katakan pak Rt tadi" ujar Sholeh mengadu.

"Berapa uang saku nya??" Tanya Romli lagi.

"Kata pak Rt tadi satu orang cuma lima puluh ribu kang, perangkat nya ada tujuh" jawab Sholeh mengadu.

"Ooh, jadi cuma tiga ratus lima puluh??" Sahut Romli, Sholeh hanya mengangguk pelan.

Romli bangkit dari duduknya dan berlalu membawa sertifikat itu masuk ke dalam rumah.

Dan tak berapa lama, Romli kembali keluar lagi membawa segenggam uang pecahan merah.

"Ini buat sampean, ini tujuh ratus nanti buat saksi jual beli" ujar Romli sambil menyodorkan uang yang sudah di pisah pisah oleh Romli.

"Eem, tapi kang Rom, yang ini gak usah kang, tadi aku sudah di kasih uang saku pak Rt" ujar Sholeh sambil mendorong uang yang bagian diri nya.

"Sudah, ini kasihkan ke pak Rt biar cepat di urus surat jual beli nya, sekalian ini bawa pulang biar di simpan Istri mu, setelah itu sampean kembali kerja" ujar Romli mendikte Sholeh.

"Kerja kang, saya masih harus kerja hari ini??'sahut Sholeh serius.

"Ya kerja, enak saja gak kerja" sahut Romli keukeuh.

"Iya, aku kerumah pak rt trus balik kerja" sahut nya menggumam pelan dan bangkit dari duduk nya, Sholeh melangkah kan kaki nya dengan langkah lemas.

"Kepingin libur kok ya malah di suruh balik kerja" gerutu nya sepanjang jalan.

Sholeh kembali melewati jalan pintas, meski pun jalan nya sulit dan menanjak, tapi Sholeh lebih memilih jalan itu agar tidak melewati orang orang yang sedang nongkrong di jembatan.

Sholeh pun mengembangkan senyum saat melihat pak Rt sedang duduk di bawah pohon mangga di depan rumah nya.

"Loh kang Sholeh, datang lagi" sapa pak Rt dengan ramah.

"Iya pak, ini mau selesaikan urusan jual beli," jawab Sholeh sambil ikut duduk di balean tempat duduk pak Rt.

"Waaah, kok sat set to kang "sahut pak Rt.

"Iya pak, biar cepat selesai proses jual beli nya" jawab Sholeh.

Sholeh pun langsung mengeluarkan tujuh lembar uang pecahan seratus ribu itu....

"Ini untuk para saksi jual bali pak, tolong segera di buatkan ya pak" ujar Sholeh tanpa ragu.

"Ooob, iya kang Sholeh, trus siapa nama yang harus di cantumkan sebagai pembeli kang??'tanya pak Rt, seketika Sholeh gelagapan...

"Eem, apa harus ada nama pembeli nya juga pak??" Tanya Sholeh dengan suara setengah tertahan di tenggorokan.

"yo harus kang, nanti kalau mau balik nama biar gak kerepotan, dan biar semua jelas" jawab Pak Rt.

"Begitu ya pak Rt??" Sahut Sholeh lagi sambil mencicit.

"Eem, yang beli, anu pak Rt, yang beli...eem" jawab Sholeh yang hanya menggumam.

Sedangkan Pak Rt begitu serius menunggu jawaban Sholeh.

"Eem, yang beli, itu pak, anu kang Romli pak" jawab Sholeh yang akhir nya meloloskan nama Romli dari mulut nya.

Seketika pak Rt membelalak.

"Romli?? Suami nya Nur?? Bapak nya Dewi??"

Sahut Pak Rt sambil menyebutkan semua keluarga Romli,.

Sholeh hanya mengangguk pelan.

"La kok ya pas di belakang rumah nya to kang Leh" ujar Pak Rt lagi.

"Hehehe, iya pak, gak nyangka ya pak" sahut Sholeh sambil mencicit.

"Iya, gak nyangka" jawab Pak Rt sambil mengumbar senyum ramah nya.

"Ya sudah, setelah ini biar langsung saya urus ke balai desa, pokok nya bilang sama kang Romli, dia terima beres" tambah lagi pak Rt.

"Iya pak, kalau gitu saya pamit ya pak" jawab Sholeh sambil bangkit dan undur diri.

Pak Rt mengangguk ramah.

"Gak nyangka kalau Romli yang beli sawah ku, kok ya tepat di belakang rumah nya to" gumam pak Rt sambil geleng geleng heran.

Sedangkan Sholeh sudah berlalu dan mencari jalan pintas untuk segera sampai di rumah nya dan berganti pakaian kerja...

"Loh kang, kok sudah pulang??" Tanya Sang isteri ketika Sholeh muncul Lisi dari pohon pisang di samping rumah nya.

"Iya, kakang mau ganti baju kerja" jawab Sholeh sambil terua berlalu.

Sulis sang istri pun ngintil di belakang nya tanpa banyak bertanya, setelah kedua nya masuk kerumah.

Cepat cepat Sholeh menutup pintu dan mengunci nya.

"Loh, kok di kunci kang" ujar Sulis heran.

"Sssst,... ayo" ajak Sholeh

Sulis mengerenyit sambil mengikuti sang suami yang justru masuk kedalam kamar.

Dada Sulis sudah berdebar saat sang suami justru langsung melepas kaos yang ia pakai.

"Kenapa wajah sampean aneh begitu" todong Sholeh.

"Eem, kenapa sampean malah lepas kaos" sahut nya sambil mencicit.

"Kan kakang sudah bilang, mau ganti baju kerja" jawab Sholeh.

Sulis hanya mengangguk pelan...

"Duduk" ujar Sholeh lagi, dada Sulis kembali berdebar.

"Eem,... mau apa kang??'

tanya Sulis dengan bibir bergetar takut.

"Sudah, duduk saja" jawab Sholeh serius.

Sulis langsung duduk tanpa menjawab.

Sholeh langsung merogoh saku nya dan ia letakan amplop dan uang lembaran merah itu di pangkuan sang istri..

"Kang, iii... ini uang apa kang??" Tanya Sulis tergagap.

"Ini hasil kerja dan tugas kakang" jawab Sholeh sambil menyunggingkan senyum.

"Tugas kang?? Maksud nya tugas apa kang??' Tanya Sang istri penasaran.

"Kakang dapat tugas dari kang Romli, kakang dapat uang saku dari pak Rt, yang ini" terang Sholeh panjang lebar sambil menunjuk amplop dari pak Rt.

Sulis hanya mengangguk-angguk tanpa menyela

"Trus yang ini, yang ini dari kang Romli, kata nya aku sudah riwa riwi dari pagi tadi, sampean simpan baik baik ya, ini buat tabungan sekolah dewi," tambah Sholeh lagi.

"Eem, tapi bener kan kang, kalau uang ini uang baik baik" tanya Sulis ingin lebih yakin sambil mencicit.

"Beneran Lis, mana ada aku dapat uang gak baik??, lebih baik kita kelaparan Lis, dari pada cari uang dengan jalan gak baik, wong aku di suruh ambil untung saja aku gak mau lo Lis,

karena kakang pikir, kang Romli sama yu Nur sudah sangat baik pada kita, apa lagi setelah ini, kakang bakal punya pekerjaa tetap, kita gak akan kekurangan lagi, karena kakang setiap hari bakal kerja terus" terang Sholeh nyerocos panjang lebar.

Sulis hanya diam membisu, bahkan mata nya pun berkaca kaca, tak ada kata yang dapat terucap dari mulut Sulis, mulut Sulis kelu, suara seakan tercekat.

"Ya sudah, itu sampean simpan baik baik, kakang mau kerja di rumah Kang Romli" ujar

Sholeh, Sulis hanya mengangguk pelan.

Sholeh pun berlalu dari rumah nya dan menuju rumah Romli....

1
Tony Pahlevi
hmmmm jangan2 itu bini siluman nya romli yg cemburu
Tony Pahlevi
wuidiihh insting nya romli tokcer
Putera Syachrizal
mcm2 aja tuh kuli
Teja Suteja
asssoooyyy dikedipin cewe nie ye
Reyta Andini
emmm kayakya bini romli yg siluman nongolin dirinya ya min
Rina Mendrofa
ngejar orang sampai ga sadar masuk ke polres /Sob//Sleep//Sob/
Elang
ngadu domba mulu itu kuli /Panic/
Sandra Yenaidi
useeeet warga pada bisa bangeet liat kesempatan /Facepalm/
Raffa Aldira
kbanyakan akting itu kuli sama mandor bukanya kerja yg bener
Melas Pria
mamam ituhh si ali masuk bui
Sophia Naibaho
si gendut ngeselin tukang adu domba
Della
keren juga firasat si akang /Drool/
Trimii
bener2 definsi hama tu sodara
Elang
beuhh kang romli makin melebarkan sayap nya di bidang usaha, biar ga dicurigain pesugihan lagi kayaknya /Shy/
FiaNasa
harusnya istri Ali ini yg harus diparang mulutnya biar gak slalu jadi tukang fitnah
Sophia Naibaho
🥰🥰🥰🥰
FiaNasa
Sholeh orangnya lugu & lucu,,,mana jujur lagi
martha
mang enak kecebur tuh kuli2
Rina Mendrofa
hahahah romli digodain penjual nasi
Yadi Suryadi
wkwkqk sholeh makan nya ga nanggung2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!