Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Retta berjalan mendekati meja kerja mommy dan mengambil bingkai foto yang ada di atasnya. Dia terkejut ketika menyadari anak laki-laki itu adalah Vanno di waktu kecil.
Ketika sedang memperhatikan bingkai foto tersebut, tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya.
"Sedang apa Ta?" tanya mommy sambil menutup pintu ruang kerjanya.
Retta terkejut dan segera berbalik. "I-ini Mom, maaf tadi hanya ingin melihat foto ini." Kata Retta sambil mengembalikan bingkai foto tersebut ke tempat semula.
Mommy berjalan mendekati Retta sambil tersenyum. "Kamu penasaran dengan anak yang ada di foto itu?" tebak mommy.
Retta mengangguk takut-takut. Mommy tersenyum dan segera mengajak Retta untuk duduk di sofa bed dekat jendela.
"Anak laki-laki dalam foto itu adalah Vanno waktu berumur empat tahun lebih dua bulan." kata mommy ketika mereka sudah duduk nyaman. "Dan, anak perempuan itu adalah Vinna, adik Vanno waktu berumur empat belas bulan." lanjut mommy.
Retta kaget seketika. Dia sama sekali tidak tahu jika Vanno punya adik. Selama hampir dua bulan mereka menikah dan tinggal bersama, tak pernah sekalipun baik Vanno maupun mommy membicarakan adiknya. Kemana dia? batinnya.
Mommy memperhatikan ekspresi Retta yang terkejut dan bingung. Mommy menghela napas dalam sebelum mulai bercerita.
"Vina, adik Vanno sudah meninggal Ta." kata Mommy. Mommy terlihat menahan air matanya agar tidak jatuh.
Mendengar perkataan mommy, Retta membulatkan matanya. Dia benar-benar tidak menyangka jika adik Vanno sudah meninggal. Retta segera mendekati mommy dan memeluknya, berusaha menguatkan hati sang mommy.
Setelah beberapa saat, mommy sudah terlihat tenang. Retta segera melepaskan pelukannya dan meraih air minum yang ada di meja untuk diberikan kepada mommy. Mommy meneguknya hingga setengahnya.
Beberapa saat kemudian, mommy sudah lebih tenang. Dia terlihat sangat berusaha untuk bisa tersenyum dihadapan Retta.
"Ta, mommy akan menceritakan masa lalu keluarga mommy. Kamu mau mendengarkan?" tanya mommy.
Retta mengangguk. Dia juga ingin tahu masa lalu keluarga suaminya.
"Dulu, mommy dan daddy menikah karena perjodohan. Saat itu, mommy masih berusia delapan belas tahun, baru dua bulan lulus SMA. Sedangkan daddy masih mau berumur dua puluh tahun, saat itu masih semester lima. Mommy dan daddy hanya dua kali bertemu sebelum kami melangsungkan pernikahan."
"Awal pernikahan kami lumayan berjalan lancar. Kami yang sebelumnya hanya dua orang asing yang dipaksa menikah, lama kelamaan menjadi saling ketergantungan. Kami berusaha untuk saling melengkapi, saling mengisi hingga rasa cinta dan takut kehilangan tumbuh di antara kami. memasuki tahun kedua pernikahan, Vanno hadir di tengah-tengah kami."
"Kami sangat bahagia. Saat itu, daddy juga sudah hampir menyelesaikan kuliahnya. Selama kuliah, daddy juga membantu papanya bekerja di perusahaan hingga perusahaannya memiliki cabang hampir di setiap kota besar di Indonesia."
"Setelah lulus kuliah, papa menyerahkan salah satu perusahaannya kepada daddy. Selama hampir tiga tahun, perusahaan daddy berkembang pesat. Bahkan, saat itu sudah memiliki dua anak cabang di Sumatra dan Bali. Memasuki tahun keempat, perusahaan daddy banyak mendapat tender besar. Saat itu, daddy membutuhkan banyak bantuan. Dia meminta bantuan kepada beberapa orang sahabatnya untuk memegang beberapa proyek yang dimenangkannya."
"Saat itu, adik Vanno baru berusia delapan bulan dan Vanno masih berusia sekitar tiga setengah tahunan, papanya daddy mengalami kecelakaan hingga meninggal dunia setelah sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit. Situasi sangat kacau saat itu. Kami sedang berduka, tiba-tiba perusahaan papa bangkrut. Daddy benar-benar bingung bagaimana perusahaan yang stabil bisa bangkrut hanya dalam beberapa minggu. Daddy belum bisa menyelidiki hal itu karena perusahaan Daddy sendiri juga sedang mengalami masa-masa kritis."
Mommy berhenti sebentar untuk mengusap air matanya yang sudah menggenang di kedua pelupuk matanya sebelum melanjutkan cerita.
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Masih slow up ya 🙏🙏