Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Begadang
Jika kamu pernah merasa pengen boker, udah buru-buru lari ke kamar mandi ternyata di sana ada orangnya, kesel dan mules jadi satu. Serta udah siap ini mulut mengeluarkan kata-kata mutiara, seperti itulah rasanya yang aku alami saat ini.
Aku gemes sama ibu yang ngomong sepatah dua patah kata, tapi akhirnya dipending. Ibu bilang beliau ngantuk. Mau tidur. Besok lagi ngobrolnya! Jadi singkatnya beliau nggak jadi cerita alasannya menyuruh ku pulang. Amboooiii...
Helooooo, aku udah nyiapin kuping serta hati dan kebangetannya lagi aku udah ngopi pula, jaga-jaga kalau nanti bakal ada cerita berdurasi panjang yang membutuhkan banyak energi untuk mendengarkan. Aku udah nyiapin diri dulu, eeeeh tak tahunya. Inilah yang aku dapatkan! Di peh hah peh in sama mamak sendiri gengss! Kan maen mak, sekarang aku tahu.. Bakat alami ku yang suka php'in Abyan itu menurun dari siapa?!
Aku mencoba melupakan rasa kesal hampir memuncak ini dengan menonton konser mas Deni Caknan di hpku. Sudah jam 01.25, oh my.. Mataku belum juga bisa merem. Bisa, tapi nggak bisa tidur! Apa efek kopi yang tak seberapa pait seperti kisah cinta ku itu mempunyai efek luar biasa kayak gini ya?
"Kamu kenapa nggak tidur? Di motor tadi ngeluh capek, pegel, pengen cepet sampai rumah dan tidur dengan damai.. Giliran udah sampai sini kok malah begadang." Siapa yang nanya? Abyan!
"Apaan tidur dengan damai?? Kamu pengen aku cepet ko'it?? Mulutmu ternyata tak semanis itu!! Baru ketauan sekarang kek mana sifat asli mu!!" Aku bisa mencak-mencak di rumah jam segini, suatu yang sangat langka dan tak pernah terjadi.
"Mulutku tak semanis itu? Ini maksudnya kamu lagi ngode aku hmm?" Abyan makin nggak asik.
"Ngode apa sih By?? Aku nggak ngerti deh kamu ngomong apa. Udah tidur sana! Ngapain ke sini?" Usirku.
Pertama aku kesal karena belum dikasih tahu alasan ibu nyuruh aku pulang itu apa, kedua aku kesal karena nggak bisa tidur, dan sekarang ditambah lagi kekesalan di hatiku karena kang lato ini.
"Kamu napa malah duduk di sini sih, sanaan ah!" Aku mendorong Abyan yang duduk di lantai.
Aku ada di sofa, sambil selonjoran eh dia nya malah duduk di bawah, di lantai tepat di samping perutku, kan aku nya risih! Gimana ya jelasinnya.. Aku nggak pernah deket-deketan sama dia sebelumnya, paling sebatas makan bareng, ngejogrok di motornya, pegangan tangan cek, pernah juga di peluk dia, eh.. Itu semua kan deket-deketan ya? Kok aku jadi gini sih? Oke, baiklah.. Aku gaje akut!
Aku bangun. Udah nggak selera selonjoran di sofa. Ya kali aku masih di posisi itu pas ada Abyan di sana.
"Kamu napa nggak tidur Num? Capek? Mau aku pijitin?" Penawaran yang menarik. Tapi, no!
"Mending kamu aja sana yang tidur." Asli aku males debat.
"Aku nggak bisa tidur Num." Aku menengok ke arahnya. Dia malah melihat ke arah ku. Alhasil kami saling tatap dengan jarak yang wah.. Wah dekat syekaleh!!
Dari dekat aku bisa melihat dengan jelas kalau kang lato itu gan...teng. Iya aku mengakuinya, beberapa saat kami saling menatap di ke dalaman netra masing-masing, aku dan dia diem. Seperti slow motion, semua bergerak sangat lambat.
Tangannya bergerak menyentuh pipiku, menyembunyikan anak rambut yang tak terikat sempurna ke balik telinga. Aku ingat pernah melihat momen seperti ini di drama Korea, ujungnya mereka akan berciuman.
"Ngapain merem-merem gitu?" Suara kang lato mengagetkan khayalanku. Alamak.. Apa yang aku pikirkan. Aku malu banget.
"Apaan sih!" Aku beranjak ingin berdiri, rasanya aku mau buru-buru memakai kresek untuk tutup mukaku saking malunya.
Tangan Abyan menarik ku. Aku jatuh tepat di atasnya, menimpa dirinya yang tadi selonjoran di lantai.
"Jangan seperti ini, aku nggak akan bisa menahan diri lebih lama jika kamu terus di posisi ini."
"Jangan mengacak-acak daftar urutan ku untuk menjadikanmu halal untuk ku." Imbuhnya. Aku segera menjauh darinya.
"Kamu yang narik aku Bambaaaang! Kalau jatuh ku nimpa emprit mu, ya itu bukan salahku!" Kataku tak mau kalah. Aku udah kadung malu braaaaiiii...
"Emprit?? Hahaha.. Emang kamu udah pernah lihat emprit ku itu kayak apa? Kok ngasih nama dia emprit." Kang lato nyebelin!
"Dasar mezzuum!!" Aku berlari ke kamar meninggalkannya yang bisa ku tebak dia akan tersenyum geli melihat tingkahku.