Zahra, seorang perempuan humoris dan ceria, dipaksa menikah muda oleh kakaknya sendiri. Cinta memang tak seindah yang dibayangkan. Zahra sendiri tidak pernah bisa membedakan apa itu perasaan cinta terhadap lawan jenis, ia hanya merasakan cinta terhadap Allah, orangtua, selebihnya Zahra belum pernah menyukai seseorang atau bahkan menyatakan perasaannya. Ia masih labil, fokusnya hanya pada pendidikan dan karir semata.
Haruskah Zahra mencintai kak Nanda ? karena sebenarnya Zahra belum pernah merasakan apa itu cinta sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Rostina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Nanda dan Zahra
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nanda. Ya, hari ini Nanda akan menikahi gadis pujaannya yaitu Zahra. Pagi-pagi sekali Nanda sudah bangun pagi. Dengan semangat ia mandi pagi dan segera bergegas menggunakan kemeja putih yang akan seragaman dengan Zahra diacara pernikahannya. Nanda benar-benar sangat bahagia. Bahkan ia semalaman tidak bisa tidur karena memikirkan acara pernikahannya.
"Alhamdulillah, akhirnya anak mamah akan segera menikah. Mamah terharu banget sayang." ucap Mama Raisa. Ia sangat terharu karena anak satu-satunya itu akan segera menikahi wanita pujaannya.
"Iya mah. Akhirnya aku akan menikahi wanita pujaanku." ucap Nanda. Ia pun memeluk mamahnya.
Beberapa mobil dan motor juga sudah siap untuk mengantarkan Nanda ke rumah Zahra. Mereka adalah keluarga dan kerabat Nanda. Akhirnya setelah beres semua, mereka pun segera berangkat.
...****************...
Di Kediaman mempelai perempuan, kini Zahra sedang dirias pengantin. Bukannya bahagia, Zahra merasa hatinya sangat sesak sekali menerima kenyataan bahwa ia harus menikah muda. Dalam bayangannya ia tidak akan leluasa seperti dulu lagi. Ia masih ingin menghabiskan masa mudanya dengan terus belajar. Tanpa terasa air mata pun menetes membasahi pipinya.
"Kamu nangis ya?" ucap Penata rias.
"Jangan nangis ya sayang. Ini makeup nya belum kering." lanjutnya.
Akhirnya dengan susah payah, Zahra pun menahan air matanya. Bagaimanapun pernikahan ini adalah keinginan Ibu dan kakaknya. Ia harus bisa membahagiakan mereka berdua. Kini Zahra pun berusaha kuat dan ikhlas menerima kenyataan.
Tanpa disadari oleh Zahra, ternyata ada seseorang yang memperhatikan Zahra di balik jendela kamarnya. Ya, dia adalah Rama. Bukan Rama namanya yang selalu mempunyai segudang ide. Mendengar ternyata pernikahan ini adalah pernikahan paksa, Rama pun tidak mau tinggal diam. Ia ingin sekali membatalkan pernikahan Zahra. Karena bagaimanapun Zahra juga harus bahagia. Ia pun berniat untuk membawa pergi Zahra dari acara pernikahan ini.
'yang sabar Ra. Aku pasti segera datang' gumam Rama dalam hati. Dengan sigap, Rama pun mengendap-endap untuk masuk ke rumah Zahra. Pakaian yang dipakai Rama adalah baju batik, sehingga mereka akan mengira Rama adalah temannya yang mau kondangan. Sedangkan Kak Rizky, ibu dan yang lainnya memang lagi sibuk masing-masing. Jadi Zahra ditinggal sendiri dengan sang penata rias.
"Bentar ya neng, ibu mau ambil minum dulu. Haus. Panas banget. Kalo untuk make-upnya udah beres kok." ucap Sang penata rias izin keluar kamar untuk membawa minumnya. Rama pun mengambil kesempatan itu dengan masuk ke dalam kamar Zahra.
Setelah Rama masuk kedalam kamar, Rama pun segera mengunci pintu kamar dari dalam. Merasa ada yang masuk, Zahra pun menoleh melihat siapa orang yang masuk itu. Ketika melihat Rama, Zahra pun merasa kaget, karena baru kali ini ada lelaki masuk ke dalam kamarnya. Beruntung sekali, karena Zahra sudah memakai hijabnya.
"Rama? Lo dateng kesini?" tanya Zahra. Sedangkan orang yang ditanya itu hanya diam saja. Ia masih terpukau dengan kecantikan Zahra. Beberapa kali Rama meneguk ludahnya sendiri, ia merasa canggung sekali kepada Zahra.
'masya Allah Zahra cantik banget. Ini gimana gue bawa kaburnya kalo gue nya canggung gini. Anjing!!' gumam Rama.
"Rama!! kenapa Lo diem aja." ucap Zahra lagi.
"Ehm sorry iyaa gue kesini. buat...." ucap Rama terbata-bata.
"Eh kenapa pintunya Lo tutup?" tanya Zahra lagi. Terdengar sayup-sayup suara sang penata rias memanggilnya dari luar.
"Gue mau bawa kabur Lo." ucap Rama dengan tegas.
"What ?? nggak ram. Lo nggak bisa kayak gini. Ini bakalan jadi masalah besar." ucap Zahra. Ia benar-benar tidak menyangka kalau Rama akan melakukan hal yang sangat nekat sekali.
"Pliss gue nggak bisa Ram." lanjut Zahra.
"Nggak ra. Lo bohong. Lo sebenarnya nggak mau pernikahan ini kan." ucap Rama.
"Pliss jangan lakukan itu. Iya gue emang nggak mau pernikahan ini terjadi. Tapi, mau gimana lagi ? Sekarang gue lagi berusaha buat menerima keadaan. Mendingan kamu pergi aja ram." ucap Zahra. Ia pun segera berdiri untuk berusaha membuka pintu kamarnya, namun Rama segera menghadangnya.
"Cepat !! kita nggak ada waktu lagi!"ucap Rama, ia pun menarik tangan Zahra.
"NGGAK!! GUE GAK MAU KABUR RAM!!!" ucap Zahra. Ia berusaha melepaskan tangan Rama. Namun dengan sigap, Rama segera menggendong Zahra. Zahra pun semakin panik karena kini ia berada di gendongan Rama. Dengan memakai gaun pengantin, ia menjadi susah gerak.
Rama pun segera berusaha membuka jendela kamar Zahra. Setelah beberapa kali kesulitan, akhirnya ia bisa membukanya. Rama pun dengan susah payah sambil menggendong Zahra, keluar kamar lewat jendela. Sedangkan Zahra hanya meronta-ronta supaya bisa lepas dari gendongan Rama. Zahra benar - benar tidak menyangka kalau Rama akan senekat ini.
"RAMA PLISS!! LOE UDAH GILA YA!!" teriak Zahra.
"ini semua gue lakuin cuma buat elo Ra." ucap Rama. Ternyata Rama sudah merencanakan ini semua. bahkan ia membawa mobil JNE, untuk membawa Zahra kabur.
Namun, tak lama kemudian ternyata ada orang yang melihat Zahra dibawa kabur, dia adalah Fani. Fani pun segera memberitahu Rizky apa yang dilihatnya adalah Zahra yang diculik.
"Mas. Itu Zahra bukan sih?? Kayaknya dia diculik!!!" ucap Fani. Melihat Zahra yang meronta-ronta berusaha lepas dari gendongan Rama.
"Diculik ?? sama siapa ? Mempelai laki-laki udah Dateng." ucap Rizky.
"ITUUU!! Coba mas lihat." ucap Fani sambil menunjuk ke arah Zahra yang sudah dibawa kedalam mobil.
"Iya bener, aku harus mengejarnya." jawab Rizky. Ia langsung berhambur ke parkiran untuk membawa mobilnya. Suasana semakin ramai, ketika ibu Rias juga mengkonfirmasi bahwa calon pengantin perempuan telah dibawa oleh seorang lelaki tak dikenal.
...****************...
Baru saja Nanda turun dari mobil, dan para rombongan pun sudah berbaris untuk mengantar calon pengantin pria, perasaan Nanda sangat bahagia sekali karena sebentar lagi Zahra akan menjadi miliknya seutuhnya. Namun suasana menjadi kacau karena mendengar kabar bahwa Zahra telah diculik. Mata Nanda semakin panik melihat Rizky berlari menuju mobilnya.
"Mas, maafkan kami harus memberi tahu berita ini. Zahra diculik mas. Dia dibawa kabur oleh lelaki yang tidak dikenal." ucap Sang penata Rias. Nanda pun berniat untuk pergi mencari Zahra bersama Rizky namun dicegah oleh ibu dan yang lainnya.
"Kamu jangan ikut nan. Biar mereka saja yang mengejarnya." ucap Mama Raisa mencegah Nanda untuk mengejar Zahra.
"Tapi mah, dia calon istri aku. Bagaimana kalau dia kenapa-napa." Ucap Nanda.
"Sudah, tenanglah. Kamu serahkan saja semuanya kepada Rizky dan lainnya. Insya Allah Zahra pasti bisa ketemu." ucap Mama Raisa. Ia yakin kalau memang mereka berjodoh, pasti Zahra akan segera ditemukan. Akhirnya Nanda pun hanya menunggu Rizky kembali membawa Zahra. Sedangkan Bu Mela pun hanya panik karena baru kali ini Zahra diculik. Dan Bu Mela merasa Zahra juga tidak memiliki musuh ataupun masalah dengan oranglain.
"Aduh gimana atuh, Kenapa Zahra sampai bisa diculik gitu. Siapa yang tega menculiknya." ucap Bu Mela, ternyata ia juga menangis. Ia sangat takut kalau Zahra kenapa-napa.
"Iyaa maaf Bu, ketika saya keluar sebentar dari kamarnya Zahra, tiba-tiba pintu kamar Zahra terkunci. Ada yang menguncinya dari dalam. Eh ternyata dia diculik dan dibawa kabur lewat jendela kamar." ucap Sang ibu Penata Rias. Beberapa kali Bu Mela juga hampir pingsan, namun segera diberi minum oleh sang ibu Penata Rias. Bu Mela hanya syok dengan kejadian ini.
Bersambung...