NovelToon NovelToon
DOSEN CANTIK YANG JUTEK

DOSEN CANTIK YANG JUTEK

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Tata susila / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Chicklit / Tamat
Popularitas:535k
Nilai: 5
Nama Author: RADISYA

Asti seorang gadis yang berusia 28 tahun, dan memiliki wajah yang baby face, banyak orang yang mengira bahwa Asti seperti gadis belia.
Asti memiliki otak yang cerdas, piawai dalam berkomunikasi dan mempunyai sifat penyayang.
Berjalannya waktu, Asti mengenal sosok pria bernama Tomi.
Asti terkenal dengan sifatnya yang cuek dan jutek.
Apakah sosok Tomi Berhasil meruntuhkan hati sang dosen cantik yang jutek?
Di balik sikap Asti yang cuek dan jutek, ia bersama-sama temannya memiliki wadah untuk saling bertukar informasi, berbanding terbalik keseruan pada saat dia bersama sama di geng bucin.
Keseruan apa yang ada di geng bucin?
mari kita bersama membaca keseruannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RADISYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Tomi Menyatakan Cintanya.

Penyampaian Tomi yang seakan-akan sedang memberi Asti pengajaran, membuat asti semakin geram dan salah tingkah.

“Jangan mengguliahi saya!” Asti memotong dengan pipi yang semakin kemerah-merahan. Alangkah cantiknya, pikir Tomi.

“Saya tidak berani. Saya Cuma mau mengatakan sesuatu kenyataan, bahwa akibat obsesi yang mengganggu Ibu itu lalu menganggap diri Ibu begitu rendah… atau malah ada rasa bersalah… karena telah membiarkan tangan Ibu saya genggam tadi!”

Merasa didesak dan dipojokkan seperti itu, lama-kelamaan Asti tidak mampu menahan dirinya lebih lama lagi.

Kejengkelan dan kemarahannya terhadap Tomi maupun terhadap dirinya sendiri meledak.

Tangannya begitu saja melayang dan menampar pipi lelaki yang berdiri dekat dengannya itu.

Rupanya Tomi sudah memikirkan hal itu. Ia diam saja kendati pipinya yang kena tamparan Asti itu menjadi panas dan kemerahan.

Pandangan matanya ke arah gadis itu tetap teduh dan air mukanya menyiratkan pengertian yang nyata.

Asti sendiri merasa kaget bahwa dalam ledakan kemarahan itu ia bisa kehilangan kontrol dirinya.

Hal itu baru pertama kalinya terjadi. Karenanya ia merasa menyesal.

“Maaf…” katanya terbata-bata.

“Sa…. Saya kehilangan kontrol di…. diri!”

Tomi menganggukkan kepalanya dengan sikap simpati.

“Saya tahu,” sahutnya. “kalau menampar pipi saya dapat mengendurkan kemarahan Ibu, silahkan menampar pipi saya lagi. Saya rela!”

“Tidak…” Asti menggelengkan kepalanya sambil menggigit bibirnya yang bergetar. Tampak sekali bagaimana usahanya agar jangan sampai air matanya ikut mewarnai pembicaraan mereka.

“Bukan kebiasaan saya untuk bersikap kasar seperti itu. Baru sekali inilah saya…. Saya menampar pipi orang!”

“Saya tahu….!” Tomi menatap mata Asti yang basah dengan sepenuh pengertiannya.

Akhirnya Asti tidak mampu lagi menahan bobolnya air mata yang sejak tadi dikekangnya kuat-kuat. Melihat itu, Tomi yang sejak tadi juga berusaha setengah mati agar keinginannya memeluk gadis itu ditahannya, mengalami kegagalan.

Otaknya tidak lagi dapat diajak bicara. Yang lebih bekerja adalah dorongan perasaannya yang bekerja lebih kuat dari pada otaknya.

Maka, tubuh Asti yang berdiri tidak jauh dari tempatnya itu diraihnya kedalam pelukannya.

Apabila air mata dan perasaan lebih bekerja daripada otak seseorang yang semakin lemah kekuatannya, maka segala sesuatunya jadi seperti sudah diatur oleh dorongan-dorongan lain yang kurang rasional sifatnya.

Dan itulah mengapa tatkala Asti merasa ada lengan-lengan kuat yang merengkuhnya dan ada dada bidang yang bisa disandari kepalanya, kebutuhan akan rasa aman itu seperti mendapatkan tempatnya.

Kepalanya diletakkannya ke bahu Tomi yang langsung memeluk dan mengelusi rambutnya. Bahkan tatkala tangis Asti mereda, lelaki itu menjauhkan kepala gadis itu dan kemudian mengangkat dagunya.

“Sudahlah,” bisik mesra. “Untuk apa harus mengeluarkan air mata? Biarkanlah air mengalir ke laut. Biarkanlah kehidupan berlangsung dalam penyelenggaraan Yang Maha Kuasa.

Dan untuk itu Bu Asti harus merasa bersalah hanya karena membiarkan salah seorang mahasiswanya menggenggam tangan Ibu!”

Bibir Asti tebuka.

Matanya sayu menatap mata Tomi. Sementara itu bulu-bulu matanya yang masih basah tampak lentik menaungi bola matanya yang indah itu.

“Tetapi… itu tidak semestinya terjadi…” sahutnya kemudian.

“Sudah saya katakan tadi!”

“Itu kalau perbuatan saya tadi hanya iseng-iseng saja atau dengan tujuan mempermainkan kewibawaan dosen saya!”

Tomi menjawab tegas kendati suaranya masih tetap terdengar lembut.

“Saya bukan seorang lelaki yang kurang ajar atau semacam itu, Bu."

"Meskipun saya tahu Ibu mempunyai penilaian yang lebih banyak negatifnya mengenai diri saya, tetapi saya juga tahu bahwa Ibu pasti mempunyai keyakinan bahwa saya tidaklah terlalu buruk. Itu benar, Bu Asti ."

"Saya memang tidak terlalu buruk sebagai mana kelihatan. Saya meskipun begini… bisa mempunyai suatu perasaan yang indah, Bu."

"Perasaan itulah yang melandasi kelakuan saya yang tampaknya kurang ajar terhadap Ibu jika itu ditinjau dari tataran saya sebagai mahasiswa dan Bu Asti sebagai dosen saya."

"Jadi sekarang pandanglah tataran itu sebagai sesama subyek, sesama individu yang berlawanan jenis.

Maka saya akan memberanikan untuk mengatakan sesuatu kenyataan, saya…. Mencintai Ibu!.”

Asti merasa kepalanya seperti melayang-layang entah di mana selama Tomi bicara tadi.

Dan pada akhirnya ketika Tomi menyelesaikan rentetan kata-katanya itu, ia terkejut mendengar pernyataan cinta lelaki itu terhadapnya. Tanpa sadar, matanya tebelalak.

Melihat itu, Tomi betul-betul hanya berfikir satu macam saja. Dan itulah yang kemudian mendorongnya untuk meraih Asti kembali dan kemudian mencium bibir gadis itu.

Asti sedikit pun tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu. Tetapi ia tidak sempat memikirkannya. Sebab seluruh pikiran, perasaan dan tubuhnya hanya berpusat kepada ciuman Tomi itu.

Sedemikian terhanyutnya Asti sehingga ia bukan saja membiarkan perlakuan mesra itu tetapi juga tanpa sadar membalasnya. Dengan sama hangat dan sama mesranya.

Akibatnya, keberanian dan semangat Tomi pun bertambah. Tangannya semakin erat memeluk leher Asti dan menciumi bukan saja bibir gadis itu tetapi juga matanya yang terpejam dan masih basah itu kemudian juga dagunya, sisi wajahnya dan akhirnya lehernya.

Mereka berdua tidak akan berhenti andaikata saja saat itu telinga mereka tidak dikejutkan oleh suara dering bel tamu.

Asti yang lebih dulu sadar, segera menjauhkan tubuhnya dari pelukan Tomi.

“Ada… Tamu…” bisiknya dengan suara gemetar.

Wajahnya merah padam. Tanpa berani menatap kearah Tomi, gadis itu segera merapikan letak blusnya yang kusut. Ia merasa malu sekali.

“Ya….” pipi Tomi juga sudah menjadi merah. Tetapi bukan karena merasa malu, melainkan karena merasa bangga dan bahagia bahwa ternyata meraih Asti tidaklah sesulit seperti yang dibayangkannya.

Melihat Asti sudah rapi kembali dan mulai melangkah keluar, Tomi yang merasa kurang enak berada di dalam rumah keluarga yang belum dikenalnya itu cepat-cepat mengambil baki berisi dua gelas sirup yang dibuatnya tadi.

Kemudian stoples kacang yang menjadi berantakan gara-gara kejadian yang baru saja berlangsung di dalam dapur tadi, di tutupnya dengan hati-hati.

Dan lalu dengan sikap takzim, Tomi tersenyum berkat kacang itu akhirnya ia bisa dekat dengan Bu Dosen, stoples itu diangkatnya dan diletakkannya ke atas baki yang kemudian dibawanya keluar, menyusul Asti.

Sementara itu Asti yang bergegas menuju ke depan, tiba-tiba menghentikan langkah kakinya demi melihat siapa tamu yang menekan bel tadi. Karena tamu itu adalah Pak Eko!

“Selamat petang, Dik Asti!” Pak Eko tersenyum gembira. Senang sekali dia, kehadirannya ke rumah ini tidak sia-sia seperti biasanya.

“Oh, selamat petang Mas Eko.” Asti menyambut salam itu dengan gugup. Dadanya masih tergetar oleh perlakuan Tomi dan bibirnya masih terasa panas dikecup oleh lelaki itu.

“Silahkan duduk.”

“Apakah kedatangan ku ini tidak mengganggu, Dik Asti?” Pak Eko bertanya hati-hati, dengan masih berdiri.

“Tidak, mas. Mari silahkan masuk!”

“Aku memilih duduk di teras saja Dik. Segar udaranya!” Pak Eko memilih duduk di teras.

“Silahkan…” Asti masih juga belum hilang rasa gugupnya. Segala sesuatu yang di alaminya sungguh mengejutkan dan sungguh tidak disangka-sangka.

Dan sulit baginya untuk mengatakan apa perasaan yang saat itu paling mendominasi perasaannya.

Cuma satu hal yang pasti, yaitu rasa khawatirnya yang amat kental kalau-kalau Pak Eko mempunyai kecurigaan bahwa telah terjadi sesuatu di antara dirinya dengan mahasiswanya.

Pak Eko memperhatikan tumpukan buku di atas meja teras yang ada di hadapannya. Dahinya agak berkerut.

“Dik Asti sedang sibuk dengan buku-buku ini rupanya!” katanya kemudian.

“Bukan, Mas. Ini buku milik Tomi…”

“Tomi mahasiswa psikologi itu, Dik?”

“Iya.

Dia saya beri tugas membuat karya tulis karena pada setengah semester mendatang dia tidak bisa mengikuti kuliah”.

“Oh, jadi mobil di depan itu miliknya, rupanya!” gumam Pak Eko dengan sedikit kecewa bertambah amarah. “Pantas, aku tidak merasa asing melihat mobil itu. Sekarang, orangnya dimana, Dik?

Tomi yang sudah lama menunggu di dalam berdiri sambil mendengar dan mengitip, Asti dan Pak Eko yang lagi ngobrol.

1
vera tri
terlalu bertele-tele ceritanya....
Okta Rahayu
Lumayan
Karate Cat 🐈
seru
SalsaDCArmy
bagus ceritanya 🥰
Allessha Nayyaka
terhanyut oleh cerita nya
sangat keren
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
akhirnya sah jg asti ma tomi..Alhamdulillah
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
belah duren di pending nyampe selesai resepsi di hotel ya
🍁FAIZ❣️💋🄽🄸🅃🄰👻ᴸᴷ
kisah cinta author nih😊
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
alhamdulillah sah....
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
alhamdulillah... akhirnya sudah sah juga☺
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
waah tinggal menunggu selangkah lagi, sehabis ini Asti dan Tomi ijab kabul, dan akhirnya mereka sah, trus tunggu launching Asti dan Tomi junior 🤭🤭
Elisabeth Ratna Susanti
like plus 🌹
Elisabeth Ratna Susanti
maaf baru sempat mampir di karya keren ini 😍
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
mama Laras jangan capek2 yaa, biar saat hari H tetap fit, moga aja semuanya lancar, Tomi dan Rasti segera halal dan segera memberikan cucu
🍭ͪ ͩSIT SUM❤❤
tinggal ijab kabul.... moga lancar
Elisabeth Ratna Susanti
asyik nih 😍😍😍
jhon teyeng
enak pacaran hbs nikah mau apapun jg sdh halal. nikmat lhoh😁
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
bener banget itu eyang, mangkanya lebih baik pacarannya setelah menikah, kan enak sudah halal, karena kebanyakan orang-orang jaman sekarang, gaya pacarannya sudah gak sehat
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
hihihi sabar Ry, mangkanya abis ini Maryam segera kamu lamar terus secepatnya kamu nikahi biar bisa sama Maryam terus🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!