Dijual di Pasar Pengantin mengantarkan pertemuan antara seorang gadis bernama Rachel Olivia dengan seorang pemuda tampan bernama Jasper Allen. Di Pasar itulah, Jasper membeli Rachel yang dijual oleh kedua orang tuanya. Jasper membeli gadis itu karena merasa iba akan tangisannya.
Pernikahan memerangkap mereka, sehingga satu tahun kemudian sebuah rahasia yang disembunyikan oleh Rachel terkuak.
"Mari kita bercerai!" Ucap Jasper kepada wanita yang sudah satu tahun ini ia nikahi.
"Bercerai?" Rachel memperjelas.
Cover : By Pinterest, edit by me.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zinnia Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Dekat
Jasper dan Rachel berangkat ke kampus dengan cara mereka masing-masing. Jasper dengan mobilnya, sementara Rachel dengan menaiki bus. Suatu hari, Jasper melihat istrinya mengejar bus karena terlambat bangun di pagi hari.
"Rachel, mengapa kau tidak belajar menyetir mobil saja? Aku akan memberikanmu mobil sebagai kendaraanmu pulang pergi ke kampus," Jasper menatap Rachel yang sedang menonton acara televisi kesukaannya.
"Tidak, Jasper. Aku takut. Lagi pula, jika aku membawa mobil ke kampus, akan menjadi pertanyaan untuk teman-teman kita. Kau ingin mereka curiga?" Rachel mengambil remote dan mengalihkan siaran tv ke siaran lainnya.
"Bagaimana jika belajar menyetir mobil agar kau bisa menyetir dan berbelanja perlengkapan rumah dengan lebih mudah?" Tawar Jasper lagi. Ia memang selalu melihat Rachel kesusahan saat belanja mingguan untuk keperluan rumah.
"Nah kalau itu aku setuju," Rachel tersenyum senang karena merasa bebannya akan berkurang jika belanja dengan membawa mobil.
"Kalau begitu ayo kita belajar menyetir!" Rachel mengambil kunci mobil miliknya dan berjalan keluar.
"Tunggu!" Rachel menyabet mantel dan syal karena cuaca sudah sangat dingin. Musim gugur akan segera berakhir dan digantikan dengan musim dingin.
"Hal yang harus kau ingat ketika belajar mengemudikan mobil adalah tahu mengenai plus dan minum kendaraanmu," Jasper menjelaskan seperti seorang guru menyetir.
"Lalu, kau harus ingat mengenai rambu-rambu lalu lintas. Apakah kau sudah memgetahuinya?" Jasper menoleh ke arah gadis yang duduk dengan seksama mendengarkan penjelasannya.
"Tentu saja," Rachel mengangguk dengan mantap.
"Kenalilah 3 pedal yang ada di mobil. Itu adalah kopling, rem dan juga gas. Pedal rem berada di tengah untuk memberhentikan mobil atau mengurangi kecepatan. Pedal gas ada di sisi sebelah kanan. Kopling berfungsi untuk memisahkan mesin dan roda ketika mengoper gigi. Kalau begitu kita bisa langsung belajar ke poin pertama. Lihatlah ini!" Jasper memasukan kunci ke dalam kontak dan menghidupkan mesin.
"Injak dalam-dalam pedal kopling!" Tandas Jasper saat Rachel terduduk di kursi pengemudi. Ia seperti Nyonya Puff yang mengajarkan Spongebob mengemudi.
"Angkat kakimu dari pedal kopling dengan perlahan!" Jasper berteriak saat Rachel akan menginjak pedal kopling dengan cepat.
"Jasper, aku deg degan sekali tadi!" Rachel memegangi dadanya saat mereka beristirahat sejenak di kursi yang ada di taman.
"Nanti kita belajar mundur dan parkir," Jasper menatap langit yang sudah berwarna kemerahan.
"Iya," Rachel mengangguk dan meneguk minuman di tangannya sampai tandas.
"Ayo kita pulang!" Ajak Jasper kepada istrinya.
Mereka berjalan untuk sampai ke parkiran mobil. Jasper dan Rachel pun menunggu lampu merah agar mereka bisa menyebrang.
"Ingat ya? Jika lampu merah seperti ini, kau harus menghentikan langkahmu!" Jasper menunjuk tanda berhenti itu.
"Tentu saja. Kau kira aku tidak tahu?" Rachel tertawa.
"Takutnya kau tidak tahu dan menabrak pejalan kaki," Jasper berkata dengan serius.
"Memangnya aku sebodoh itu?" Rachel mengerucutkan bibirnya.
"Aku tidak menyebutmu bodoh. Tapi kau hanya sedikit ceroboh," Jasper berterus terang.
"Memangnya aku ceroboh?"
"Iya. Kau beberapa kali lupa membawa tugasmu ke kampus. Kau selalu berhenti mendadak saat berjalan di tengah keramaian. Kau hampir memasukan ponselmu ke dalam air," Jasper mengingat-ngingat kelakukan istrinya
Rachel begitu tersentuh, Jasper memperhatikan detail kecil mengenai dirinya.
"Kau kenapa?" Jasper menoleh saat melihat Rachel menghentikan langkahnya.
"Aku kagum padamu. Kau mengingat detail kecil mengenai diriku," Rachel tersenyum.
"Iya. Kita kan serumah. Tentu saja aku tahu kebiasaan teman serumahku," Jasper tertawa.
"Teman serumah!" Rachel tersenyum kecut.
"Ayo! Udara semakin dingin!" Jasper berjalan lagi. Sesekali ia melihat Rachel menggosok-gosokan tangannya.
"Pakailah mantelku!" Jasper melemparkan mantelnya kepada Rachel.
"Tidak. Mantelku cukup untuk membuatku hangat!" Rachel buru-buru menolak.
"Pakailah!"
"Jasper, aku tidak mau!" Rachel keukeuh menolak.
"Aku tidak ingin kau sakit. Jika kau sakit, siapa yang akan memenuhi kebutuhanku?"
"Jasper!!!" Rachel mencubit suaminya. Ia mengira suaminya itu peduli.
"Aw!" Jasper meringis sembari tertawa.
"Aku serius. Pakailah mantelku!" Jasper tetap pada pendiriannya.
Lalu, pria itu melihat Rachel membuka mantelnya.
"Hey, mengapa kau melepaskan mantelmu?"
"Kau melepaskan mantelmu untukku. Dan aku melepaskan mantelku untukmu. Pakailah!" Rachel tidak mau kalah.
"Jangan bercanda! Ini kekecilan!" Jasper menatap mantel Rachel yang berwarna ungu.
"Aku tidak peduli, pakailah!" Titah Rachel sembari memakai mantel Jasper yang sangat kebesaran di tubuhnya.
"Baiklah!" Jasper memakai mantel gadis itu di bahunya.
Mereka berjalan beriringan dengan tawa di bibir masing-masing menyusuri jalan untuk sampai di parkiran.
*****
Hubungan Rachel dan Jasper sudah semakin dekat. Rachel tidak akan tertidur jika Jasper belum pulang ke rumah. Jasper pun tidak akan makan kecuali makanan itu masakan istrinya. Setiap hari, Jasper selalu request makanan yang bisa Rachel masak. Akan tetapi, hari ini Jasper tidak memakan makanan gadis itu, karena ia harus berangkat pagi-pagi sekali ke kampus. Jasper terpilih untuk mewakili jurusannya dalam kompetisi Bussines Administration Contest yang dilaksanakan di universitasnya.
Tak sia-sia, sore hari Jasper dinyatakan keluar sebagai juara. Jasper pun memberi tahu Rachel melalui pesan whatsapp. Rachel sangat senang dengan pencapaian suaminya. Rachel memutuskan memasak makanan favorit Jasper untuk merayakan kemenangan pemuda itu.
Rachel memasak beberapa makanan dengan susah payah.
"Aku sudah menghabiskan 5 jam di dapur," Rachel melihat jam yang menunjukan pukul 10 malam.
Rachel mulai menata masakannya di meja makan. Tak lupa, ai mendekor meja itu dengan lilin-lilin yang indah.
"Jasper, pulang jam berapa ya?" Rachel terduduk sembari menatap ponselnya.
Tapi tak lama, senyum di wajahnya menyurut saat membaca pesan dari suaminya.
"Sepertinya aku pulang larut malam ini, aku akan menghabiskan malam dengan Aurora. Dia menyewa restoran untuk merayakan pencapaianku hari ini," bunyi pesan itu yang membuat dada Rachel sesak seketika.
*poin bagus dalam novel ini adalah membuat aurora sadar dan melepas jasper untuk bahagia dengan Rachel dan dia mencari kebahagiaan nya sendiri novel ini termasuk berani beda dengan novel lain yang sangat melaknat pelakor dan dibuat jadi wanita hina dan dibinasakan
*poin negatif di novel ini author masih membawa keegoisan wanita yang selalu membenarkan semua kelakuan pemeran utama wanita (Rachel) dan semua perbuatan laknat Rachel dibenarkan
* istri tapi berhubungan mesra dengan pria lain
* istri yang memberi harapan pada pria lain
* istri yang tidak menghargai kehormatan dirinya dan suami dan bahkan mertuanya yang sangat menerimanya kehadirannya
* istri yang gampang berduaan, ngomong mesra dan kontak fisik dengan pria lain
* wanita yang tidak pandai bersyukur ditoolong, derajjatnya diangkat, diterima baik di keluarga mertuanya tapi dia berkhianat masih mencari dan berhubungan dengan pria lain
yang jadi masalah adalah novel ini, Rachel, author, tidak menganggap salah kelakuan Rachel, malah seolah membenarkannya, tidak pernah rasa merasa bersalah, tidak pernah Rachel menyesal dengan apa yang dia lakukan dengan Han, tidak pernah Rachel minta maaf pada suaminya, tidak pernah Rachel berjuang untuk suami dan rumah tangganya
Saya suka !
positif
*sebagai karya novel udah sangat bagus
*moment harunya dapat
*segi penulisan sangat baik dan mudah dipahami
*alur cerita dan cerita kreatif
*(ini penting) novel adil memperlakukan PELAKOR dan PEBINOR (Hans dan aurora) (beda dengan novel lain yang memuja PEBINOR tapi melaknat PELAKOR, tidak adil)
negatif
*novel ini masih bawa keegoisan wanita, novel masih membenarkan semua kesalahan pemeran utama wanita dan selalu memandang salah pada pemeran utama pria
*jasper melakukan banyak kesalahan pada Rachel (semua udah pasti tau) , dan dia dibuat menyesal, minta maaf, mengejar maaf, dan berjuang dapat kesempatan, dan dibuat sedikit menderita (kan adil kalau begini
*(ini yang jadi masalah) Rachel tidak lebih baik dari pada jasper dan ini daftar kesalahan Rachel, kebohongan, cara licik, gampang dekat denga pria lain, dia juga sama tidak menghargai perasaan suami dengan dekat dengan pria lain, Rachel todak bersukur punya mertua yang baik menerimanya dengan tulus tapi dia malah gampang pergi jalan dan berkencan dengan pria lain, seorang istri curhat berduaan dengan pria lain, mengumbar aib suami pada lelaki lain, begitu banyak kesalahan Rachel tapi dia tidak merasa bersalah sama sekali dan tidak pernah minta maaf pada suaminya (tapi pada pria lain dia gampang minta maaf) dan yang jadi masalah paling utama dan sangat ironis adalah karena novel ini malah dan juga membenarkan semua kesalahan rachel