NovelToon NovelToon
THE SECRET AFFAIR

THE SECRET AFFAIR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cintapertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Neon Light

Seharusnya kehidupan Serena sempurna memiliki kekasih tampan dan kaya serta mencintainya, dia semakin yakin bahwa cinta sejati itu nyata.


Namun takdir mempermainkannya ketika sebuah malam kelam menyeretnya ke dalam pelukan Nicolás Navarro—paman dari kekasihnya, pria dewasa yang dingin, berkuasa, dan telah menikah lewat perjodohan tanpa cinta.

Yang terjadi malam itu seharusnya terkubur dan terlupakan, tapi pria yang sudah memiliki istri itu justru terus menjeratnya dalam pusaran perselingkuhan yang harus dirahasiakan meski bukan kemauannya.

“Kau milikku, Serena. Aku tak peduli kau kekasih siapa. Malam itu sudah cukup untuk mengikatmu padaku... selamanya.”


Bagaimana hubungan Serena dengan kekasihnya? Lantas apakah Serena benar-benar akan terjerat dalam pusaran terlarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neon Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Nicholas melangkah menjauh dari meja, melewati deretan kursi dan mahasiswa yang sedang bercengkerama. Suara di sekitarnya semakin memudar ketika dia berhenti di dekat jendela besar yang menghadap taman kampus. Sinar matahari sore jatuh di wajahnya, membuat garis rahangnya terlihat semakin tegas. Ia menekan tombol hijau di layar ponselnya.

“Halo!” suaranya terdengar datar, namun cukup jelas.

“Nanti malam, jam sembilan. Papa ingin kamu bertemu dengan Tuan Brams. Setelah dari kampus, kamu langsung datang ke sini. Ada beberapa hal yang ingin Papa tunjukkan padamu. Deo akan menjemput,” suara Julian terdengar tegas di seberang.

Nicholas menghela napas panjang, rahangnya menegang. “Tidak perlu, biar Nicholas yang datang sendiri ke sana. Tidak perlu dijemput.”

“Harus! Ini perintah dari Papa, Nicholas!” nada Julian meninggi.

“Oh, come on, Pa! Aku bukan anak SD!” Nicholas menggeram rendah, matanya beralih menatap ke luar jendela, memperhatikan langit yang mulai berubah warna. “Lagi pula, aku bawa kendaraan sendiri.”

“Sudah kalau begitu, jangan sampai terlambat.” Suara Julian terdengar sedikit menurun, sebelum akhirnya sambungan itu terputus.

Nicholas menatap layar ponsel yang kini kembali gelap. Helaan napas berat keluar dari bibirnya, disertai tatapan tajam yang mengeras. Tidak ada yang lebih membuatnya muak selain harus berurusan dengan Deo—asisten ayahnya yang selalu bersikap seolah tahu segalanya.

Namun, sebesar apa pun rasa kesal yang berkecamuk di dalam dadanya, Nicholas tetap tahu batasnya. Julian bukan sekadar ayah, tetapi juga sosok yang selama ini menuntunnya menuju dunia yang penuh tekanan dan tanggung jawab.

Pria itu mungkin keras, tapi Nicholas sadar betul, menentangnya bukan pilihan bijak. Ia melirik jam di pergelangan tangan, memastikan masih ada waktu sebelum sore berganti malam.

Tanpa banyak pikir, Nicholas memasukkan ponselnya ke saku celana, lalu berbalik menuju pintu keluar kantin. Langkahnya tegap, namun dari sorot matanya tampak jelas, perintah itu bukan sekadar tugas biasa. Ada sesuatu yang disembunyikan Julian, dan Nicholas berniat mencari tahu malam ini.

Sementara itu, Gabriel menatap kekasihnya yang baru saja menyingkirkan piring kosong di hadapan mereka.

“Sudah kenyang, Sayang?”

Serena menegakkan duduknya, bibirnya melengkung tipis. “Sudah. Dari kemarin aku memang tidak selera makan. Baru kali ini terasa enak lagi.”

“Mau mengobrol di sini atau di taman?”

“Di sini saja, aku malas berjalan. Kamu rindu tidak dengan aku?” Kepala Serena bersandar lembut di bahu Gabriel, membuat lelaki itu seketika diam.

Mata mereka saling bertemu. Ada sesuatu yang sulit dijelaskan dari tatapan itu—rindu, cinta, dan ketakutan yang menyatu dalam satu pandangan.

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja aku rindu,” jawab Gabriel lirih. “Apalagi kamu menghilang dua hari tanpa kabar. Aku hampir datang ke rumahmu, tapi kamu tahu sendiri, Pamanmu tidak mengizinkan.”

Serena menghela napas. “Aku memang sengaja tidak memberi kabar. Aku mau cerita langsung, tapi harus siap dulu. Waktu itu Paman marah besar. Dia menyuruh aku memutuskan kamu karena nilai sekolahku turun semua. Padahal itu bukan salahmu. Dia hanya mencari alasan karena tidak menyukaimu. Maafkan aku…”

Gabriel menatapnya lekat. Tangannya menggenggam tangan Serena yang terasa dingin. “Sayang, aku tidak ingin hubungan ini berakhir. Tapi bagaimana caranya agar semua sesuai harapan kita? Apa yang harus aku lakukan supaya orang tuamu bisa menerima aku?”

Serena menatap meja kosong di hadapan mereka. “Kamu pikir aku ingin berpisah darimu? Tidak, Gabriel. Aku hanya tidak tahu harus bagaimana. Aku bahkan disuruh les privat setiap malam supaya nilainya kembali seperti dulu. Aku lelah, tapi aku juga tidak ingin kehilangan kamu.”

Gabriel tersenyum samar, mencoba menenangkan hatinya sendiri. “Yang penting sekarang aku sudah tahu semuanya. Kita akan cari jalan pelan-pelan, bersama. Jangan pikirkan dulu Pamanmu. Malam ini kamu bebas?”

Serena mengangkat wajahnya. “Bebas. Kenapa?”

“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Setidaknya untuk menghapus penat kita malam ini.”

Serena menatap mata Gabriel yang tampak begitu tulus. “Boleh. Tapi nanti kamu jemput aku di rumah Gaby saja, bukan di rumah. Paman pasti tidak akan mengizinkan.”

Gabriel mengangguk, bibirnya menahan senyum kecil yang sulit disembunyikan. “Baik, aku akan menjemputmu di sana. Malam ini hanya untuk kita berdua.”

*

*

Tentu, berikut alur cerita yang telah dikembangkan dengan narasi dramatis, tanpa onomatope, tanpa kalimat keterangan pada dialog, dan menggunakan bahasa baku:

Pukul delapan malam. Serena telah bersiap di apartemen Gaby. Kekasihnya, Gabriel, datang menjemputnya tepat waktu. Sebuah dress merah sepanjang sepaha membalut tubuh seksi Serena dengan sempurna. Dia tidak tahu ke mana Gabriel akan membawanya, yang dia inginkan hanyalah tampil cantik memesona di hadapan pria itu.

"Kamu cantik sekali, Sayang," tutur Gabriel seraya membukakan pintu mobil. Kedua matanya terpaku, terpesona oleh kecantikan Serena yang memukau.

"Terima kasih. Bukankah aku memang selalu cantik di matamu?" Serena begitu percaya diri, senyumnya yang memikat hati Gabriel terukir jelas. "Kamu mau ajak aku ke mana, Sayang?"

"Nanti kamu akan tahu, Sayang." Gabriel mencium punggung tangan Serena dan mempersilakan dia masuk ke dalam mobil.

Beberapa menit kemudian, mobil yang dikendarai Gabriel tiba di hadapan sebuah hotel mewah bintang lima. Dia menggandeng wanitanya menuju sebuah restoran yang terletak di lantai paling atas hotel. Dari sana, mereka dapat menikmati pemandangan gemerlap kota di malam hari. Gabriel sengaja memilih tempat romantis ini sebagai kejutan, sebab sudah lama dia tidak memberikan perhatian spesial kepada Serena.

"Kamu menyiapkan ini semua?" Serena terkejut saat melihat tata letak meja mereka yang begitu indah.

"Tentu saja, Sayang. Kamu suka? Setelah ini, kita akan bersenang-senang di sana. Sekarang kita makan dulu, ya?"

"Aku akan ikut ke mana pun kamu bawa aku, Sayang."

To be continued

1
Haris Saputra
Keren banget thor, semangat terus ya!
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Nana Mina 26
Terima kasih telah menulis cerita yang menghibur, author.
riez onetwo
Ga nyangka sebagus ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!