Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.
Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.
Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan
"Tentu saja untuk menghabiskan waktu berdua denganmu! Awh!, kenapa kamu mencubitku?."
Salsa tersenyum, "Untuk menyadarkanmu agar pikiranmu tidak selalu mengarah ke arah sana!."
"Arah apa?," tanya Azka pura-pura tak tahu.
"Ya itu!."
"Itu apa?."
"Ish, kamu pasti tahu maksudku. Jangan pura-pura tidak mengerti!."
Azka tertawa, dia sungguh gemas pada istrinya. "Kamu mengemaskan sekali."
"Aku bukan anak kecil, jadi tidak menggemaskan!."
"Kalau begitu, ayo buat anak kecil yang menggemaskan!."
Deg
Salsa membeku, dia kembali teringat akan bayinya yang sudah tiada. Wajahnya berubah menjadi sendu. Menyadari perkataannya yang mungkin menyinggung istrinya, Azka menarik dagu Salsa, membuat wanita itu menatapnya. Terlihat jelas sorot kesedihan dimata cantik itu.
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengingatmu kembali pada anak kita. Aku minta maaf!," lirih Azka
Salsa menggeleng, "Bukan salahmu. Aku hanya belum sepenuhnya ikhlas dengan kepergiannya!."
Azka menarik Salsa dalam pelukannya, "Menangislah, Sal. Menangislah jika itu bisa membuatmu ikhlas melepasnya!."
Salsa tak mampu menahan tangis, tangis yang terdengar begitu pilu di telinga Azka. Pria itu ikut merasa perih melihat kerapuhan istrinya. Dia baru tahu jika Salsa serapuh itu.
"A-aku belum bisa melepas kepergiannya, Ka. Aku belum bisa. Bohong, kalau aku bilang aku baik-baik saja. Bohong kalau aku bilang aku tidak kehilangan. Aku kehilangan, Ka. Separuh jiwa dan hidupku ikut pergi bersamanya. Aku kehilangan satu-satunya harapan yang aku punya. Aku kehilangan satu-satunya hal yang membuatku kuat dan bertahan. Aku kehilangan dia untuk selama-lamanya."
Azka mengeratkan pelukannya, hatinya kembali teriris kala mengingat bagaimana istrinya sampai harus berakhir disini dan kehilangan buah hati mereka. Rasa marah itu kembali meluap. Emosi dalam dirinya kembali bangkit.
Dia akan membayar sakit hatimu, Sal. Dia akan membayar kehilangan kita. Aku janji tidak akan membiarnya hidup tenang setelah merenggut kebahagiaan kita. Aku tidak akan pernah memaafkan pria itu. Aku berjanji akan membalas semua perbuatannya. Aku akan membuatnya menderita. Azka mengepalkan tangan, dia mencoba meredam amarahnya didepan Salsa.
"Tenanglah, Sal. Sekarang ada aku yang akan selalu berada disisimu. Aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu. Jangan bersedih lagi!."
"Aku tidak pernah menyesali kehadirannya. Aku tidak pernah menganggapnya sebuah dosa. Aku sangat menyayanginya. Aku mencintainya dengan segenap jiwa, tapi kenapa dia meninggalkan aku? Apa aku ibu yang buruk? Itulah kenapa dia memilih pergi!."
Azka menahan air matanya, "Allah lebih menyayangi anak kita, sayang. Itulah kenapa Allah mengambilnya!."
"Dia tidak pernah menyusahkanku selama hamil. Sama sekali tidak pernah, Ka. Dia memahami kondisiku, dia sangat mengerti aku. Aku kehilangan, Ka. Aku sangat kehilangan!."
Azka ikut menitikkan air mata. Hatinya pilu mendengar semua ucapan Salsa. "Kita hanya bisa mendoakannya, Sal. Doakan dia bahagia di sisi-Nya. Jangan membuat langkahnya berat!."
"A-aku--!."
"Dia sudah bahagia. Dia pasti melihat kita dari sana. Jangan buat dia bersedih karena kamu belum benar-benar mengikhlaskannya!." Azka mengusap air mata sang istri, "Aku tahu kamu sangat kehilangan. Bukan kamu saja, aku juga. Ayah, Bunda dan Saga juga merasa kehilangan. Kita pasti bisa melewati semua ini!."
"B-bagaimana kalau aku tidak bisa hamil lagi? Bagaimana kalau aku gagal lagi? Aku takut, Ka. Aku selalu dihantui perasaan takut!."
"Sstt. Jangan berbicara seperti itu. Kamu harus perpikir positif. Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Allah ingin kita menjadi pribadi yang lebih baik, Allah mempersiapkan kita menjadi calon orang tua yang lebih siap. Aku yakin suatu hari nanti, kita bisa memiliki anak lagi. Berdoa dan berusaha, tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil. Dan percayalah, rencana-Nya lebih indah dari yang kita duga!."
Salsa memeluk suaminya, memeluk tubuh hangat yang mulai menjadi kebiasaannya. "Jangan tinggalkan aku, ya Ka. Aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini. Walau banyak orang-orang yang menyayangiku, aku tetap saja kesepian. Aku sendirian!."
Perasaan Azka menghangat, perkataan Salsa menyiratkan jika wanita itu mulai ada rasa untuknya. "Pasti. Aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu, kamu tidak sendiri lagi. Ada Bunda, Ayah dan juga Saga yang sekarang menjadi keluargamu. Ada Bunda Qomariah dan keluargamu yang lain di Panti. Dan yang jelas, ada aku yang akan selalu ada disaat kamu terpuruk dan terluka."
Salsa mengangguk, membenamkan wajahnya pada posisi paling nyaman yang ia rasakan. Hingga beberapa kemudian, nafas Salsa terdengar teratur, Azka tersenyum melihat Salsa sudah terlelap. Tapi dia juga sedih ketika mengingat bagaimana tangis pilu perempuan itu.
Gita dan Dirga urung masuk kedalam ruangan menantu mereka. Azka lebih dibutuhkan saat ini oleh Salsa. Mereka membiarkan keduanya berdua.
"Kita pulang saja. Besok pagi kita kemari lagi!."
Gita menagguk, "Baiklah."
Gita dan Dirga berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Walau sudah tak lagi muda, keduanya bergandengan tangan bak remaja.
"Apa kita berkencan saja?," tanya Dirga.
Gita menatap suaminya, "Apa masih pantas seusia kita pergi berkencan?."
Pria paruh baya itu tersenyum, "Tentu saja. Walau sudah berumur, kamu tetap cantik seperti dulu. Dan aku masih gagah seperti waktu muda. Tidak ada yang salah kalau kita berkencan!."
Gita terkekeh, "Sebenarnya kedengaran menggelikan, tapi baiklah. Mari kita berkencan!."
"Ayo, aku tidak sabar menghabiskan waktu berdua dengan bibdadariku yang cantik ini!."
"Kalian tega meninggalkan putra tampan kalian yang jomblo ini?," Saga menyeringai.
semangat thor