NovelToon NovelToon
No Other Man

No Other Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesak Napas

Keesokan harinya, Ronald melangkah ke dapur dan memeluk pinggang Alexa dari arah belakang. "Harum banget"

"Apanya yang harum, Mas?" Alexa menoleh ke belakang dengan senyum genit.

"Kamu yang harum" Ronald menciumi leher belakangnya Alexa lalu membalik tubuh seksi model cantik itu untuk ia pagut bibirnya.

Keduanya terengah-engah dan saling menempelkan kening saat Alexa mendorong dada Ronald untuk berkata, "Aku pesan makanan online karena aku tidak bisa memasak, Mas"

Ronald mengangguk dan berkata dengan suara serak, "Iya, tidak apa-apa" Saat pria tampan itu hendak memagut kembali bibirnya Alexa, telepon genggamnya berbunyi. Ronald melepaskan Alexa dan saat pria tampan itu menyebutkan nama, "Agnes kamu di mana?"

Alexa menyipitkan cemburu dengan hati penuh sesak oleh cemburu. Perempuan cantik itu merengut lancip saat ia melihat Ronald memutar badan lalu berlari meninggalkannya begitu saja.

"Lagi-lagi aku kalah dengan Agnes" Alexa meremas dadanya.

Ronald menyetir mobil dengan ugal-ugalan dan memasang headset nirkabel agar dia tetap tersambung dengan asisten pribadinya yang ada di rumah sakit menunggu Agnes. "Agnes tidak kenapa-kenapa, kan?"

"Nyonya cuma luka lecet di tangan, kaki, dan sedikit lebam di pipi"

Agnes menoleh ke Amos dan ia melihat Amos mengepalkan kedua tangannya dengan rahang mengeras.

Agnes membeliak kaget saat Amos nekat mendekati wajahnya untuk berbisik, "Iya, aku cemburu kalau kamu ingin tahu"

Agnes mendorong dada Amos dengan tangannya yang masih diinfus agar James, asistennya Ronald, tidak melihat kedekatannya dengan Amos.

James berbalik badan lalu menatap Amos setelah ia mematikan sambungan teleponnya dengan Ronald. "Apakah kamu yang menyelamatkan Nyonya?"

"Hmm" Sahut Amos acuh tak acuh.

James mengernyit, "Kamu berada di sini sejak kemarin? Lalu, kamu menginap di sini?"

Saat Amos hendak membuka mulut, Agnes menyemburkan, "Ia muridku, James. Aku yang memintanya untuk menemaniku karena ortu dan suamiku tidak bisa aku hubungi"

James semakin mengernyit.

"Ayolah, James! Apa yang kamu pikirkan? Tanganku diperban, yang satunya diinfus, aku masih pusing karena benturan, kalau tidak ada yang menjagaku bagaimana caranya aku makan dan pergi ke toilet di malam hari. Perawat terlalu sibuk, James"

James menghela napas panjang, yeeaahhh, Anda benar Nyonya. Tuan sekarang sibuk dengan perempuan simpanannya.

"Lalu, kenapa kamu bisa menemukan Nyonya?"

"Hei! Kau bukan polisi. Jadi jangan banyak tanya!" Amos mendengus kesal.

James hendak menyemburkan makian dan Agnes langsung menyela, "Aku yang meneleponnya karena suamiku tidak mengangkat teleponku"

"Oke, baiklah. Terima kasih sudah menyelamatkan Nyonya" James mengulurkan tangannya.

Amos tidak mau membalas uluran tangannya James. Ia memilih menatap Agnes dan bertanya, "Dia bisa dipercaya?"

Agnes menoleh ke Amos, Apa maksud kamu? Di saat James menautkan kedua alisnya erat.

"Aku akan tinggalkan kamu sebentar untuk pulang dan membawa Archie ke sini. Apakah kamu aman bersama dia?"

"Hei! Memangnya aku ini kriminal?" Teriak James kesal.

Agnes terkekeh geli saat Amos mengabaikan teriakannya James sambil mencebik. "Aman. James bisa dipercaya"

"Baiklah. Aku akan pulang sebentar lalu ajak Archie ke sini" Ucap Amos dengan senyum manisnya dan senyum manisnya itu hanya ia tujukan ke Agnes.

Agnes menganggukkan kepala, "Terima kasih, Mos"

"Sama-sama" Amos tersenyum lebar ke Agnes.

Amos lalu melangkah ke pintu tanpa menoleh dan pamit ke James.

Kepala James memutar mengikuti langkah Amos lalu saat pintu ditutup Amos cukup keras, James mengerjap dengan bahu terangkat dan mengumpat, "F*CK!"

Agnes terkekeh geli, "Dia memang gila tapi baik kok orangnya"

Eh? Kenapa aku muji Amos di depan James. Agnes mengernyit.

Sementara Amos melangkah ke lift dengan gumaman kesal, "Tzk! Malas aku ketemu sama Ronald"

Saat Amos sampai di kamarnya dan disambut ceria oleh Archie, Ronald masuk ke kamar rawat inapnya Agnes dan disambut dengan semburan pertanyaan dari Agnes, "Kamu ke mana saja, Mas?"

Ronald memeluk Agnes dan mengusap punggung istri cantiknya dengan isak tangis, "Syukurlah kamu tidak apa-apa, Sayang"

Agnes mendorong kesal dada Ronald. "Kamu ke mana saja, Mas? Lalu, siapa orang-orang yang kemarin menghadang kita dan menculik aku?"

Ronald berdiri dan melangkah mundur sambil mengusap hidungnya.

"Jawab Mas! Kamu terlibat apa?" Mata Agnes menyipit dan napas Agnes menderu kesal.

"Aku tidak terlibat apa-apa, Sayang. Mereka hanyalah preman. Mereka suruhannya musuhku yang aku kalahkan di persidangan"

"Jangan bohong, Mas! Aku bukan orang bodoh" Ronald menangkup pipi Agnes, "Justru karena istri cantikku ini sangatlah pinter, aku tidak akan sanggup berbohong"

Agnes menelisik bola mata suaminya dan ia menemukan kejujuran di sana.

Aku terbiasa berbohong, Nes, jadi kamu tidak akan menemukan kebohongan di mataku. Ronald tersenyum lebar.

"Archie mana?" Ronald buru-buru mengalihkan pembicaraan karena menyembunyikan kebohongan tidaklah mudah dan tidak bisa bertahan di waktu yang lama.

"Muridku sedang menjemputnya dan mau di bawa ke sini"

Saat sarapan diantar oleh penyaji makanan, Ronald bergegas berkata, "Makanan udah datang, aku suapi ya"

"Tumben nyuapi aku, Mas"

"Karena tangan kamu nggak bisa buat makan, tuh. Aku suapi"

"Hanya karena tanganku nggak bisa buat makan?"

"Nggak dong. Aku sayang dan cinta kamu makanya suapi kamu" Ronald tersenyum ke Agnes.

Agnes dengan malas membalas senyuman suaminya.

Ronald tidak pernah peduli dengan Agnes kalau dia mau jujur, dia berucap cinta, merasa tulus mencintai Agnes, tapi sejujurnya dia hanyalah pria egois yang selalu mementingkan dirinya sendiri. Kecantikan, kepopuleran, kekayaan, dan kecerdasannya Agnes ia butuhkan untuk mencapai semua keinginan dan cita-citanya. Untuk itulah Ronald tidak pernah memperhatikan apa makanan, minuman, dan warna kesukaannya Agnes, berapa nomer sepatunya Agnes, dan yang paling penting adalah fakta bahwa Agnes alergi kacang.

Ronald menyuapkan kue kacang ke Agnes dan saking senang disuapi oleh suaminya untuk yang pertama kalinya, ia tidak menyadari bahwa dirinya mengunyah dan menelan kue kacang. Beberapa detik kemudian Agnes sesak napas dan refleks meraih bel. Ronald bergegas memencet bel sambil menatap istrinya dan bertanya, "Kamu kenapa?"

Suster masuk dengan berlari lalu bergegas memasang oksigen di hidung Agnes. Seorang dokter menyusul dan langsung memerintahkan Agnes dipindahkan ke ICU.

Ronald hanya bisa menganga bingung melihat istrinya dibawa ke ruang ICU. Ronald kemudian berlari di samping bed istrinya dengan bergumam, "Agnes Kamu kenapa?"

Amos yang datang bersama Archie, membuka pintu kamar rawat inapnya Agnes dengan wajah bingung, "Kok kosong?"

"Mama mana, Om?" Archie mendongak ke Amos.

"Lah, iya, Mama kamu kok bisa ilang?" Ucap Amos sambil menggandeng Archie ke meja perawat yang bertugas, "Maaf, Nyonya Agnes......"

"Ada di ICU. Nyonya Agnes sesak napas tadi" Jawab perawat itu tanpa menunggu Amos menyelesaikan kalimatnya.

"Kenapa sesak napas? Kondisi Agnes baik-baik saja sejak kemarin"

"Saya mau menyerahkan hasil lab ke dokter. Mari kita ke ICU"

Grab! Amos langsung menggendong Archie lalu berlari ke lift.

Di dalam lift Amos bertanya ke perawat, "Apa hasil labnya?"

"Kata dokter lab, Nyonya Agnes alergi kacang dan makan kacang sepertinya. Maaf dapur kami teledor. Kepala dapur sudah dipecat setelah hasil lab Nyonya Agnes jadi"

"Yang menemani Nyonya Agnes asisten suaminya kan?"

"Bukan. Suaminya sendiri yang menemani dan menyuapi Nyonya Agnes kue kacang itu"

Rahang Amos sontak mengeras menahan emosi.

Archie merosot turun dari gendongan Amos saat ia keluar dari lift dan melihat papanya. Ronald sontak berjongkok sambil berteriak, "Archie....Papa kangen"

Archie memeluk papanya dan berkata, "Archie juga kangen sama Papa"

Amos menghentikan langkahnya di depan Ronald dengan tangan mengepal erat.

Ronald lalu menggendong Archie dan berdiri untuk menyerahkan Archie ke James, "Ajak Archie ke kantin dulu apa bermain di area bermain anak!"

"Baik" Ucap James.

"Kamu yang bernama Amos?" Tanya Ronald dan bugh! Bogem mentahnya Amos menonjok keras wajah tampannya Ronald.

1
♏®️𝕯µɱσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
lupa wajah ingat aroma mungkin rasanya juga🤭
awesome moment
ronald dan alexa bermain di smua n
Aksara_Dee
idahlah nes tinggalin aja suami bgini
Aksara_Dee
hmmm dasar periya!
Aksara_Dee
ronald makin menjadi 🫠
Roro
yang main kuda kudaan sama kamu semalam itu nes
Roro
ahh amos lebay ihh🤣
Roro
fokus amos.. fokus..
anggita
iklan👆
anggita
tipu"🤥
Ayuwidia
Sabar, Mos. Resiko mencintai wanita yg udah punya suami ya gitu
Ayuwidia
Wadaw, gegar otak nggk tuch si botak ?
Ayuwidia
Eaaaaaaaa 😆
Ayuwidia
nggak sekalian puisi, Bang?
Ayuwidia
Helehhh alesan
Ayuwidia
Cinta memang kadang bisa menjadikan seseorang gila & amnesia
Ayuwidia
Wadaw, Amos memenuhi sumpahnya 🙈
Aksara_Dee
dengarkan firasatmu Agnes
Aksara_Dee
negosiasi nya pinter
Rahma AR
like dan 🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!