( Sedang dalam PERBAIKAN, mohon maklum 🙏😽)
Sepulang dari tempat kerja, Dira diculik oleh CEO berwajah tampan bernama Erick. Selama dalam penyekapan, Erick selalu menunjukan sifatnya yang obesesif dan posesif.
Satu - satunya cara agar bisa kabur dalam drama penculikan adalah dengan berpura- pura mencintai CEO berhati dingin itu.
Bisakah Dira meluluhkan hati Erick?
atau bisakah Erick meyakinkan perasaan Dira?
Sebenarnya rahasia apa yang dimiliki Erick sampai dia harus menjauhkan Dira dari suami dan anaknya.
Yuk simak cerita yang penuh dengan kejutan, romantis dan misteri yang belum terpecahkan.
Selamat membaca 😍🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Rahmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Sebuah Teori Cinta
Sejak kejadian di restoran fast food kemarin, Dira terus saja mengurung diri dikamar. Dia tidak bisa tidur sama sekali, pikirannya buntu dan kacau.
Dia terus saja membayangkan, bagaimana Erick tersenyum indah kepada Laras. Bagaimana Laras memegang pundak suami nya dengan santai.
Oh! itu sangat membuat nya pusing tujuh keliling.
Dia selalu saja bertanya tanya, mungkin kah Laras menaruh hati pada suaminya?
Oh tidak mungkin! Ini sangat mustahil terjadi. Dira sangat yakin sekali jika suami nya itu tidak akan berpaling, dia pria setia.
Tapi dalam hal lain, dia selalu ingat akan sebuah pepatah kuno 'yang setia akan kalah dengan yang selalu ada'
Mungkin kah mereka cinta lokasi? apa selama ini Hary merasa bahwa peran nya sebagai isteri telah tergantikan oleh Laras?
Apa mereka sudah ciuman? tidur seranjang?
Argrrrhh.. Dira benar benar frustasi memikirkan itu semua. Sekeras apapun ia menyangkal, tetap saja hati seroang isteri seperti nya selalu sensitif.
Dira terus saja berdecak kesal dan tidak karuan. kali ini dia baru tersadar jika selama ini Hary dan Dira sudah banyak kehilangan momen sentuhan ranjang panas.
S*x?
Oh ****!
Semua ini gara gara Erick!
Tiba tiba dari arah belakang, Erick menggelitik punggung Dira. Dia ternyata sedang ingin menjahili wanita yang sedang galau itu.
Sontak Dira kaget dengan sensasi yang sengaja di buat Erick. Dia lalu mengambil bantal, membalikan badan dan langsung memukul kepala Erick.
Puk, Puk, Puk!
Erick kesakitan, ternyata pukulan Dira sangat kuat. Wanita tidak ragu untuk menyerang nya kembali, padahal dia hanya ingin bercanda.
"Duh sakit sakit," lirik Erick dengan lebay.
"Kenapa sih kamu bikin aku kaget saja!" bentak Dira dengan geram.
"Ya habis nya kamu dari kemarin bengong terus, tiduran sambil ngelamun. Kamu kenapa sih jadi murung kaya gini? tanya Erick dengan penasaran.
Dira masih cemberut, dia sama sekali tidak bisa berbicara apa yang sebenarnya terjadi. Tentu, buat apa harus curhat kepada orang yang telah menculik nya.
Tapi harus bagaimana lagi, dia sangat bingung untuk semua masalah ini.
"Menurut kamu, bisa gak sih perasaan orang berubah begitu cepat?" tanya Dira malu malu.
"Maksud mu cinta?"
Dira mengangguk. Dia ingin sekali jawaban pasti dari Erick.
"Ya tergantung, cinta pun bisa berubah, ada yang berubah jadi makin cinta, benci, rindu, dendam. Bahkan cinta itu bisa hilang, berpaling," jawab Erick dengan ekspresi yang dibuat seram.
"APA HILANG, GAK MUNGKIN," teriak Dira histeris, dia malah menangis, mata nya selalu saja mudah mengeluarkan air mata.
Erick jadi risau di buat nya, dia tidak tega harus melihat wanita rapuh ini tidak berdaya.
"Cup, cup udah jangan nangis ya," Erick lalu mengambil tisu dan mengelap tetesan air mata yang masih mengalir.
Dira lalu termenung, dia mulai berpikir jika selama ini bisa jadi mereka telah diam diam jatuh cinta.
Apa karena dia telah menghilang selama satu tahun, Hary lantas dengan mudah berpaling dari nya?
Apa karena Laras lebih muda dan cantik?
Sungguh semua hipotesa ini membuat dia sangat jengkel.
Tapi tunggu! seperti nya Dira harus bersabar dulu, karena dia dan Erick pun sudah satu tahun bersama, tapi tidak ada rasa cinta untuknya? jangankan cinta yang ada hanya rasa kesal dan benci untuk pria itu.
Cinta? Hah, tidak mudah itu juga mustahil untuk Hary. Dira yakin bahwa Hary dan Dira adalah jodoh yang tak terpisahkan.
Dira sangat tahu betul, jika Hary tidak akan mudah jatuh cinta pada Laras begitu saja.
Lihat saja, Dira akan membuktikannya. Jika dia bisa merasakan debaran jantung yang dahsyat ketika bersama Erick, barulah ia percaya bahwa perselingkuhan itu bisa jadi ada.
****
Pelan pelan Dira membuka pintu kamar Erick, dia ingin masuk menyelinap masuk.
Dia sedang menjalankan misi konyol nya. Dia ingin membuktikan bahwa cinta tidak bisa berubah dengan cepat. Apalagi dengan alasan hanya karena sering bertemu dan selalu bersama sama.
Itu tidak berlaku untuk Dira dan Hary! Meraka adalah cinta sejati, seperti pasangan Ainun & Habibie yang fenomenal itu.
...Teori Pertama...
...Cinta turun dari mata menuju hati....
Intinya cinta bisa berubah karena dia bisa menemukan wajah dan fisik yang lebih ok.
Dira lalu menyusup masuk kedalam kamar mandi, dia tahu jika Erick sedang mandi.
Diam diam dia lalu mengintip Erick dari samping, dia melihat di dalam sebuah kaca transparan Erick sedang mandi.
"Ok, aku bakal coba 5 menit hanya untuk melihat wajah dan fisik Erick yang nyatanya lebih hot daripada suamiku sendiri," gumam nya dalam hati.
Dira dengan serius melihat setiap gerakan Erick mandi. Dia melihat betapa kekar tubuhnya berdiri, otot nya yang terbentuk sangat sempurna dan paling penting, wajah nya semakin seksi ketika sedang membersihkan rambut dari air shower.
Basah!
Dira merasa kerongkong nya kering, dia bahkan tidak sadar jika dia terhanyut dalam sebuah imajinasi liar nya.
"Aduh apaan sih Dira, sadar sadar! celetuk Dira dengan sangat pelan.
Wanita itu lalu menempelkan telapak tangan ke arah jantung, ia ingin merasakan debaran apa yang sedang terjadi.
Deg, Deg!
Ini debaran Level 1.
Dira tersenyum, debaran jantung nya sangat lemah. Teori ini salah, sudah terbukti Dira tidak bisa jatuh cinta pada Erick hanya karena masalah pandangan.
Dia yakin, Hary tidak akan jatuh cinta hanya karena wajah Laras lebih cantik dan eksotis.
*****
...Teori Kedua...
...Cinta tumbuh karena sentuhan....
Intinya benih benih cinta bisa muncul karena adanya kesempatan dalam kesempitan.
Erick sedang duduk di sofa ruang tengah, ia sedang nonton TV sambil makan kacang Almond.
Dengan wajah serius, Erick terlihat sangat menikmati film Amerika produksi tahun 80an itu.
Dengan ragu ragu, Dira mulai menghampiri Erick. Dia lalu duduk di samping Erick.
Awalnya dia agak menjauh, mengingat dia harus membuktikan teori kedua, dia mulai merapatkan posisi. Dia menempel pada Erick dengan sedikit dipaksakan.
Erick sadar akan kehadiran wanita itu, namun dia terus saja menggesek lengan berulang kali ke samping tubuh pria itu.
"Dira, ngapain sih kamu," ucap Erick dengan tatapan aneh nya.
"Enggak ko, udah udah sana lihat film nya nanti keburu tamat," balas Dira sambil berusaha mengalihkan perhatian.
Erick tidak peduli dan tentu tidak sadar. Jika dirinya sedang menjadi kelinci percobaan.
Dira masih tidak puas, ini bukan sentuhan yang ia bayangkan. Ini harus sentuhan penuh sensasional dan gairah.
Dia harus mencoba sekali lagi, dia harus memeluk Erick dengan tangan terbuka.
Tapi untuk satu ini, dia sangat sulit. Menyentuh pria jahat itu hanya akan membuat hidup nya penuh dengan penyesalan.
Yang hanya ia bisa lakukan, menggosokkan tubuh bagian atas nya ke arah Erick yang sedang menyamping.
"Eeehh apa apaan ini! ngapain kamu kaya ulat bulu gitu," teriak Erick ketakutan melihat Dira bertingkah sangat aneh.
"Gak ko, Aaaaa aku cuman kedinginan aja, kayanya switer kamu hangat deh," balas Dira dengan panik.
Erick lalu tertawa kecil setelah mendengar nya, dia merasa kali ini Dira ingin mencoba menyenangkan hati pria kesepian ini.
"Bilang dong dari tadi," ucap Erick dengan senyum bahagia.
Dia lalu menjulurkan tangan kanannya, dia membuka telapak tangan yang kekar itu.
"Kamu tahu Dira, tangan Iron Man saja kalah jauh sama punya ku," jelas Erick.
"Maksudnya?"
Erick lalu menggosok kan kedua telapak tanganya dengan bersamaan, dia lalu meniup kan udara dari mulut nya untuk kedua telapak tangan yang terbuka.
"HaaaaaHaaaaHaaaa," suara Erick sambil membuka mulut nya lebar lebar.
Dengan pelan, Erick menarik tangan kanan dan kiri Dira dengan bersamaan. Lalu ia membungkus telapak tangan kecil itu dengan kedua telapak tanganya.
"Hangatkan? tadi aku sudah berusaha menghangatkan nya. Jangan khawatir Dira! sentuhan ku akan mengusir rasa dinginnya malam ini hehe," jelasnya dengan polos begitu saja.
Dira tertegun, dia tidak bisa berkutik. Sentuhan Erick terlalu mendadak, ia masih belum bisa menyadarkan pikirannya yang sedang beku ini.
Lalu Dira merasakan detak jantung itu, tanpa menyentuh nya pun ia sudah bisa merasakan debaran itu.
Deg, deg, DEG! DEG!
Oh sial, ini malah naik ke level 3 .
Tenang ini masih aman, tetap saja Dira harus lebih waspada! Dia harus menurunkan level itu!
tapi kurang memuaskan karna cerita nya ngegantung.
terus kok bisa Nadira punya anak dari Erick ? bknnya waktu itu dia melakukan nya bersama suaminya waktu telah ditemukan dari penculikan ?!
kalau culik Dira untuk menyelamatkan Dira harusnya Erick kasih tahu alasannya
😁😁😁😁😁😁
andi luchuuuu...
😅😅😅😅😅😅
Erick jadi ibgat masa kecilnya..... maka Erick culik Dira buat selamatin Dira dari suami dan selingkuhannya
begitu kah
ga tahu aja siapa yang dihadapi
😁😁😁