Akankah kehidupan pernikahan secara poligami bisa membawa kita ke sakinah mawadah warohmah, atau justru menjerumuskan kita ke dalam ketidakrelaan hati?
Jangan lupa follow aku yah,makasih.
Ig;Aininabila23
Akun wattpad;23ainifaizah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aini nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pilihan
Tok...Tok...Tok
(Anggap aja suara ketukan pintu)
Halwa yang sedari tadi sibuk membereskan rumahnya pun harus menghentikan aktifitasnya itu kala mendengar suara pintu rumahnya.
Saat Halwa berjalan mendekat ke arah pintu rumah itu, perutnya kembali sakit, dia memegang perutnya itu.
Ya Allah sakit sekali, batin Halwa.
Tok..Tok..Tok
(Suara pintu)
Kembali terdengar di telinga Halwa suara ketukan itu, tapi kakinya tidak bisa melangkah karena kesakitan perutnya yang sungguh dahsyat.
Tiba-tiba badan Halwa menjadi lemas, dia betul-betul sudah kehilangan seluruh tenaganya saat ini.
"Halwa ini mama sama papa, buka pintunya nak!!" ujar Mama Halwa dari luar rumah.
Mama?, kok bisa mama dan papa kesini, batin Halwa.
"Pa...per..ut Hal..wa, sa..kit, Allahuakbar," ujar Halwa lemas dan dia pun pingsan dirumahnya itu.
Sedangkan diluar rumah, papa dan mama Halwa yang mendengar suara lemas putrinya itu pun semakin panik. Papa Halwa pun mendobrak pintu rumah itu, dan betapa terkejutnya mereka melihat anak kesayangannya tergeletak lemah tak berdaya dilantai rumah itu.
Mereka pun dengan cepat membawa Halwa ke rumah sakit terdekat.
"Bagaimana anak saya Dok?, dia nggak papa kan," ujar ayah Halwa saat Dokter yang memeriksa Halwa keluar. Dokter itu tak lain adalah Dokter Reina.
"Saya selalu menyarankan agar Halwa menggugurkan kandungannya, tapi dia selalu mempertahankannya," ujar Dokter Reina.
"Maksudnya apa Dok?, kenapa anak saya harus menggugurkan kandungan itu," ujar mama Halwa.
"Halwa terkena kanker rahim bu, akan sangat fatal apa yang terjadi dengannya jika terus mempertahankan anak itu, contohnya dia bisa saja meninggal," ujar Dokter Reina.
"Astagfirullah!" ujar Mama Halwa, dia sudah tidak tau ingin berkata apa lagi, putri tercintanya menderita selama ini, namun dia tidak tau.
"Lalu apakah ada cara untuk menyelamatkan keduanya?" ujar ayah Halwa. Ayah Halwa juga tidak ingin kehilangan cucunya apalagi anaknya.
Dokter Reina sempat berfikir keras, cara apa yang bisa dilakukan agar dapat menyembuhkan Halwa.
"Owh astaga! saya lupa memberitahu Halwa. Ada satu cara agar keduanya bisa selamat," ujar Dokter Reina.
"Apa itu Dok?" tanya Ayah Halwa.
"Saya sarankan agar Halwa berobat di luar negeri saja pak karena beberapa tahun yang lalu, ada seorang pasien yang keluar negeri dan bertemu dengan Dokter spesialis kandungan, sekaligus kanker rahim, dan keduanya akhirnya selamat, walau sempat koma beberapa Minggu," ujar Dokter Reina Mengingat jikalau dulu dia mempunyai pasien yang keduanya bisa terselamatkan.
"Siapa nama Dokter spesialis itu Dok?" ujar mama Halwa.
"Dokter spesialis itu bernama Reza Anugrah, dia sangat berpengalaman dalam hal ini bu, pak," ujar Dokter Reina.
"Di negeri mana dia tinggal Dok?" ujar ayah Halwa.
"Inggris." ujar Dokter Reina.
Sedangkan di tempat lain.
Kevin tengah memikirkan ucapan mantan mertuanya itu yang sejak tadi membuat hatinya tidak tenang.
"Kev?" ujar papa Kevin sambil memegang pundak anaknya itu.
"Ehk iya pa," ujar Kevin.
"Kamu sebagai laki-laki harus tegas nak.
Dengarlah dulu penjelasan Halwa, kau tak mau kan jikalau nanti kamu menyesal dikemudian hari karena kemarahan, dan ego yang menguasaimu," ujar ayah Kevin.
"Iya pa, aku akan bertemu dengan Halwa dan meminta penjelasannya," ujar Kevin.
"Papa harap kamu dan Halwa akan kembali bersama seperti dulu lagi, papa tau betul hatimu itu hanya untuk siapa," ujar ayah Kevin.
"Amiiin pa. Kevin juga benar-benar merasa kehilangan saat Halwa pergi," ujar Kevin.
Semoga Halwa benar-benar tidak mengkhianati cintaku dan anak dalam kandungannya itu adalah anakku, pasti kami akan bahagia, batin Kevin.