Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Tubuh Hei Wang berada di udara. Dia melompat cukup tinggi, pedangnya telah siap untuk menebas Yuan Chen. Namun, di saat ia hendak mengayunkan pedangnya, tiba-tiba Hei Xin menempatkan dirinya di depan Yuan Chen.
Hei Xin merentangkan kedua tangannya lebar sembari berbicara, "Hentikan, Hei Wang!" kata Hei Xin dengan tegas. Sehingga Hei Wang pun segera mengecohkan pedangnya ke samping, bahkan membuat dia hampir terjatuh demi menghindari serangannya yang hampir mencelakai Hei Xin.
Hei Wang kesal, ia pun menoleh membalikkan badannya sembari mengibaskan pedangnya. Lalu Hei Wang pun berbicara, "Tuan Muda, apa yang anda lakukan?" kata Hei Wang, bertanya dengan nada yang tinggi.
"Aku bilang cukup, Hei Wang!" tegas Hei Xin, kedua matanya membola bulat memelototi Hei Wang.
Hei Wang pun mendecih pelan, lalu segera memasukan pedangnya ke dalam cincin ruang penyimpanan miliknya. Tetapi, rasa kesalnya terhadap Yuan Chen seolah-olah semakin membesar, di saat Hei Xin membelanya. Namun, sebenarnya pertarungan ini tidak perlu terjadi, hanya karena sikap Hei Wang yang sombong.
"Bocah bau! Kali ini aku akan melepaskan mu, tapi jika nanti kau kembali bertemu denganku, maka itu adalah hari kematianmu!" ucap Hei Wang, telunjuknya terangkat tajam menunjuk Yuan Chen.
Tetapi Yuan Chen hanya tersenyum kecil, kedua tangannya berada di punggung.
Hei Wang pun seketika pergi kembali berjaga di Gerbang Sekte Pedang Surgawi. Tetapi seorang Tetua Sekte Pedang Surgawi tiba-tiba datang menghampiri Yuan Chen yang masih bersama Hei Xin.
Pria itu berjalan dengan tenang dan kedua tangannya berada di punggung, jubahnya yang berwarna putih berkibar tertiup angin, serta rambut putihnya yang panjang berkibar dan berkibar, hingga Tetua Sekte Pedang Surgawi yang nampak berusia di atas enam puluh tahunan itu, berdiri dihadapan Yuan Chen dan juga Hei Xin.
"Tetua Chu!" sapa Hei Xin sembari membungkuk memberi salam hormat.
"Hm! Kau adalah anak dari pak tua Hei Ling, kan?" tanya Tetua Chu dengan nada yang tenang, sebelah tangannya mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang.
"Ya, benar, Tetua. Saya adalah putra satu-satunya kepala Keluarga Hei." jawab Hei Xin dengan sopan.
Tetua Chu pun tersenyum, "Hm! Kau sudah besar. Padahal, dulu kau masih berlarian riang ketika aku masih sering berkunjung ketempat ayahmu." ujar Tetua Chu. Tetapi pandangannya segera mengarah menatap Yuan Chen.
"Anak muda! Siapa namamu? Bakatmu cukup bagus," kata Tetua Chu, bertanya kepada Yuan Chen.
Hei Xin pun segera menepuk bahu Yuan Chen, dan memperkenalkan Tetua Chu kepada Yuan Chen.
"Saudara Chen! Dia adalah Tetua Chu Tian. Salah satu Tetua tertinggi di Sekte Pedang Surgawi, dia juga merupakan seorang praktisi yang telah mencapai tahap Roh Surgawi." ujar Hei Xin.
Yuan Chen pun segera membungkuk, memberi salam hormat kepada Tetua Chu Tian.
"Yuan Chen, salam kepada Tetua Chu!" ujar Yuan Chen sembari membungkukkan tubuhnya.
'Hm ... Yuan? Yuan? Yuan? Apakah anak ini berasal dari wilayah timur benua?' pikir Tetua Chu Tian.
"Kau bukan berasal dari Kekaisaran Tian Nan, kan?" tanya Tetua Chu dengan nada yang sangat serius.
Xue Hua pun lagi-lagi tersenyum ramah sembari menganggukkan kepalanya.
"Benar, Tetua! Saya berasal dari Wilayah Timur, kekaisaran Tian Yuan." kata Yuan Chen dengan nada yang sopan.
Tetua Chu Tian sempat terdiam selama beberapa detik sembari menatap Yuan Chen dengan tatapan yang menilai.
"Kau bermarga Yuan, apa kau berasal dari Sekte Naga?" tanya Tetua Chu Tian dengan sangat serius.
"Sekte Naga? Aku rasa, aku baru mendengarnya." jawab Yuan Chen.
Tetua Chu pun kembali terdiam selama beberapa detik. Kemudian ia pun bertanya kembali.
"Apa kau mengetahui laki-laki tua yang seusia denganku, dan bernama Ji Ningshuang?" Tetua Chu Tian kembali bertanya dengan nada yang serius.
"Ya, aku tahu! Dia adalah Tetua di desa tempatku tinggal. Tapi sekarang dia sudah wafat." ujar Yuan Chen.
"Siapa nama ayahmu, bocah kecil?" tanya Tetua Chu Tian lagi.
Pertanyaan, pertanyaan itu membuat Yuan Chen sangat begitu merasa heran kepada Tetua Chu Tian. Siapa sebenarnya dia? Dan kenapa dia mengenal seorang penatua Desa Embun Pagi?
Namun, Yuan Chen pun seolah-olah tak memiliki hak untuk bertanya kepada Tetua Chu Tian, melainkan ia pun kembali menjawabnya.
"Yu— Yuan Xuan!" jawab Xiao Chen dengan nada yang tersengal.
"Berarti ... Ibumu bernama Yue Chen, kan?" tanya Tetua Chu lagi.
Yuan Chen tak menjawabnya dengan perkataan, ia hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kepala.
"Kalau begitu ... mulai saat ini, kau adalah muridku, dan kau adalah murid dari Sekte Pedang Surgawi!" ujar Tetua Chu Tian. Nada bicaranya mulai tenang.
Namun, itu membuat Hei Xin dan juga Hei Wang terkejut! Karena seorang Tetua Chu, bersedia mengangkat kembali seorang murid, setelah sekian lamanya ia tak pernah memiliki murid.
seru Thor
mau menghayati ceritanya tinggal nunggu next upnya aj😂
lalu dan selalu putus tengah jalan gini kok dipertahankan editornya kl gak niat cr duit tinggalkan jdpengatang gak py etitutblaaa