Hati yang Kau Sakiti
Entah aku ini egois atau tidak, tapi yang ku tahu aku tak ingin berbagi suami dengan wanita lain, sangat tidak ingin. Tapi apakah mungkin aku akan kuat jika suamiku tidak bahagia karena tidak ada suara tangis bayi terdengar di rumah kami.
Aku menatap pantulan diriku di cermin kamarku.
"Maafkan aku, Mas. Maafkan keegoisanku," ujarku, dan entah sejak kapan air mata ini jatuh membanjiri pipiku.
Tiba-tiba, ada sebuah tangan kekar menghapus air mataku. Sudah kuduga siapa dia.
Aku melihat siapa orang yang menghapus air mataku dan ternyata dugaanku benar dia adalah Kevin, imamku
"Masih mikirin tentang anak?" ujarnya lembut.
"Aku tau kamu butuh anak, Mas," ujarku terisak.
"Aku lebih membutuhkanmu Sayang," ujarnya lalu membawa ku kedekapannya.
Sungguh tak bisa ku bayangkan jika suatu hari nanti kata sayang yang hanya diberikan untukku, diberikan juga untuk wanita lain yang berstatus maduku dan istri sah suamiku.
Aku menuruni tangga rumah bersama Kevin untuk makan pagi.
Saat di meja makan.
"Lihat deh Vin, ini teman mama udah gendong cucu, lucukan anaknya?" ujar mama mertuaku.
Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan beristighfar dalam hatiku.
Kuatkan hamba ya Allah batinku.
"Kita makan dulu yah ma," ujar kevin mengalihkan pembicaraan.
"Kamu udah hamil?" ujar mama mertuaku sambil menatapku dengan tatapan sinis.
"Belum ma." jawabku pelan.
"Kalian itu udah nikah lima tahun. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat Kevin. Jangan-jangan istri kamu itu mandul!!" ujar mama mertuaku dengan suara keras.
Dan kata-katanya seakan menusuk relung hatiku saat ini, mandul, kata itu yang selalu ku takutkan. Air mataku pun berhasil lolos dari mataku ini.
"Sudah cukup, ma. Aku dan Halwa akan pergi periksa ke rumah sakit. Aku yakin kami baik-baik saja terutama Halwa, hanya saja belum rejeki kami memiliki anak." ujar Kevin lalu menarikku menuju kamar.
Sesampai di kamar aku hanya diam. Sungguh aku tak tau mau bilang apa pada mas Kevin saat ini.
Aku merasa, aku bukanlah istri yang baik untuknya.
"Maafkan mama. Aku tau mama sudah sangat keterlaluan sama kamu selama ini." ujar Kevin membuka suara.
"Aku yang salah. mama ingin punya cucu dan aku...aku," ujarku, tapi leher ini seakan tercekik tak mampu melanjutkan ucapanku.
Kevin duduk di dekatku, dia memelukku, dan blush, air mataku jatuh hingga derasnya dalam pelukan Kevin.
Aku kecewa, aku marah, aku benci, tapi bukan pada orang lain melainkan pada diriku sendiri. Apa poligami adalah jalan terbaik untuk membahagiakan semua orang yang ada di sekitarku, terutama Kevin dan mama mertuaku.
"Aku, aku mau kamu menikah lagi," ujarku, dan Kevin langsung melepaskan pelukannya dariku.
"Kamu bilang apa sih, Sayang? nggak!. Aku mencintai kamu, dan itu sudah cukup untukku," ujar Kevin.
"Tapi," ujarku. Sebelum habis ucapanku, tiba-tiba jari telunjuk Kevin sudah berada dimulut ku.
"Halwa, aku takut tidak bisa adil pada kalian nanti karena aku sudah berjanji sejak awal kita ketemu cintaku hanya untuk kamu, dan itu tidak bisa dibagi. Istirahatlah, kamu mungkin lagi kelelahan," ujar Kevin, lalu pergi meninggalkan ku yang berlinang air mata.
Aku sayang kamu mas Kevin, sangat. Sebab itu aku ingin kamu bahagia, batinku.
*J**angan lupa komentarnya* dan vote nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Vera Wilda
saya mampir Thor
2024-02-19
0
Arthur Palawa
Yg sabar ya Halwa..pokokx seru de semangat trus thor
2022-10-15
0
Bundha Rama Kiu
mbung mntn
2022-05-09
0