Mamaku Wanita Super & Papaku Super Genius

Rama dan Shinta memeriksa tulang tengkorak manusia itu, dengan mengamatinya dengan bantuan lampu senter. Mereka berdua tidak berani memegang tulang itu.

" Jangan - jangan ini tengkorak, orangnya mati karena dibunuh!" Kata Shinta.

" Ya, sepertinya begitu. Makanya mayat dia di sembunyikan disini." Rama setuju dengan pemikiran saudara kembarnya itu.

" Jadi gimana sekarang? Lanjut menelusuri lorong rahasia atau kembali lagi!" Tanya Shinta.

" Kita lanjut saja, tanggung sudah sejauh ini kita berjalan?" Jawab Rama sambil mengarahkan cahaya dari lampu senter ke arah depan yang akan dilaluinya nanti.

     Akhirnya Rama dan Shinta memutuskan untuk pergi melanjutkan perjalanan mereka. Ternyata tak berapa lama mereka berjalan dari tempat ditemukannya tengkorak tadi. Mereka sudah bisa menemukan ruang rahasia yang terhubung dengan lorong rahasia.

    Ternyata disana ada tombol pembukanya. Sehingga mereka tidak kesulitan saat akan keluar dari lorong rahasia itu. Saat dinding pintu rahasia itu terbuka, ternyata mereka keluar ke halaman belakang mansion. Tepatnya di dinding tembok belakang mansion dekat dengan patung bidadari yang ada di sana.

    Mereka bisa masuk ke dalam lorong rahasia, lewat belakang mansion. Rama dan Shinta pun kembali lagi ke ruang perpustakaan itu.

    Rama pun kembali membuka peta buatan versi dirinya. Dan memberi keterangan pintu nomor tiga tersambung ke halaman belakang mansion.

" Rama apa kita akan memberitahu Papa tentang penemuan kerangka tengkorak manusia itu?" Tanya Shinta.

" Sebaiknya jangan dulu. Kita periksa lagi pintu - pintu lorong rahasia yang lainya itu menuju ke ruang mana saja!" Jawab Rama.

" Kalau begitu kita harus mempercepatnya. Kalau bisa satu hari ini selesai semuanya." Kata Shinta.

" Baiklah, ayo kita masuk lagi ke pintu lorong lainnya!" Ajak Rama dan mereka pun bersiap-siap pergi ke ruang rahasia lainnya.

    Mereka berdua memasuki pintu nomor empat, ternyata lorong rahasia itu terhubung dengan kamar Adji dan Alice. Rama dan Shinta saat masuk ke kamar itu, dibuat terkejut. Untung saja Adji dan Alice sedang tidak ada dikamar.

" Ini kamar Mama dan Papa, kok berantakan sekali." Shinta melihat tempat tidur yang udah nggak berbentuk lagi. Bantal, guling, sama selimut berada di sembarang tempat. Bahkan baju berserakan di lantai.

" Huh…. Apa para pekerja itu tidak membereskan kamar Papa!" Shinta masih saja ngedumel.

" Sudah, ayo kita lanjut lagi." Rama pun memasukan lagi peta hasil karyanya sendiri.

     Rama dan Shinta memasuki lagi lorong tadi, dan mereka melanjutkan perjalanannya lagi memasuki pintu lorong lainnya.

    Rama dan Shinta tidak tahu kalau kedua orang tua mereka sedang berendam di dalam kamar mandi. Setelah mereka kelelahan melakukan pertempuran dahsyatnya menaklukan surga dunia.

    Rama dan Shinta memasuki pintu nomor lima. Di lorong ini mereka mendapati anak tangga yang naik ke atas. Dan anak tangga itu cukup tinggi juga. Karena Rama pun bisa memperkirakannya dari lamanya mereka menaiki anak - anak tangga itu. 

     Dan saat dinding rahasianya terbuka, ternyata mereka masuk ke dalam sebuah lemari baju. Karena banyaknya baju yang tergantung saat pintu itu didorong. Rama membuka pintu lemari itu. Ternyata lemari itu berukuran besar dan dibuat dari kayu jati terbaik.

    Ruangan yang mereka masuki, itu ternyata adalah ruangan tertinggi di mansion itu. Rama dulu sering melihat ruangan bagian tertinggi mansion itu dari luar. Sebenarnya dia sudah lama sekali penasaran ada apa di ruangan paling atas itu. Karena semua orang melarangnya memasuki kawasan itu.

" Rama lihat!" Shinta menunjuk ke arah lukisan yang sangat besar, hampir memenuhi semua dinding kamar.

    Rama yang dipanggil oleh Shinta pun datang menghampirinya. Dilihatnya pasangan suami istri dengan kedua putra kembarnya yang identik.

" Mereka itu siapa, ya?" Tanya Shinta sambil memperhatikan lukisan itu.

" Mana aku tahu?" Jawab Rama sambil melihat lukisan itu dengan seksama.

    Dan ketika dua bocah itu sedang menelisik lukisan super besar di depannya.

" Dor…."

" Dor…."

" Boom…."

     Terdengar suara tembakan dan ledakan dari arah bawah. Rama dan Shinta pun langsung berlari dan melihat ke arah jendela luar. Terlihat dibawah sana ada beberapa penjaga keamanan sedang mengelilingi sesuatu.

" Ayo kita cepat turun kembali ke bawah." Ajak Rama dan kembali memasuki lemari kayu jati itu.

    Shinta yang sebenarnya masih penasaran dengan orang yang berada di lukisan itu pun mau nggak mau harus cepat - cepat kembali lagi.

    Rama dan Shinta berlari saat menuruni anak tangga. Dan saat mereka sudah sampai di ruang perpustakaan kembali. Masih dengan nafas yang hos - hosan. Pintu perpustakaan dibuka oleh Alice.

" Kalian dari mana saja!" Alice memeluk kedua anaknya itu.

" Hehehe…. Kita sejak tadi berada di sini kok, Ma." Jawab Rama berbohong.

" Mah, barusan itu ada apa?" Tanya Shinta.

" Ada pesawat jarak jauh, yang berniat menembak Mama dan Papa saat sedang berjalan - jalan di taman." Jawab Alice.

" Untung Papa kalian cepat menyadarinya. Dan menembak jatuh pesawat pengendali jarak jauh itu." Lanjut Alice kembali.

" Siapa yang berani menyerang langsung ke markas musuh?" Tanya Rama.

" Ya, Papa kalian tadi bilang, hanya orang bodoh yang mencoba membunuhnya di wilayah kekuasaannya." Jawab Alice.

" Tidak justru itu salah. Dia bukan orang bodoh. Tapi dia sangat cerdik!" Kata Rama.

" Kenapa bisa begitu?" Tanya Shinta tak mengerti.

" Ya tentu saja dia ingin mengukur kemampuan musuhnya. Makannya dia melakukan pengetesan terlebih dahulu." Jawab Rama.

*****

Adji dan Sam sedang menyelidiki kejadian percobaan pembunuhan di kawasan Mansion Pandawa. Bagi Adji ini bukanlah hal aneh bila dirinya menjadi target pembunuhan. Tapi tadi Adji melihat kalau sasaran tembak kali ini mengarah kepada Alice, istrinya.

    Untungnya Adji selalu membawa pistol berukuran kecil miliknya, kemanapun dia pergi. Setelah mandi bersama Alice, Adji memintanya menemani jalan - jalan di halaman mansion. Adji tiba - tiba merasa sesak saat berada di dalam kamarnya. Biasanya Adji paling betah saat berduaan saja dengan Alice di kamar tidurnya.

" Sam apa kamu tahu, kalau penembakan kali ini bukan aku yang menjadi targetnya?" Adji berbicara kepada Sam orang kepercayaannya itu.

" Maksud Tuan Muda?" Sam tidak memahaminya, karena sejak dulu Adji lah yang selalu jadi target pembunuhan.

" Ya, kali ini Alice lah yang menjadi target mereka." Kata Adji penuh keyakinan.

" Tapi, kenapa Nyonya yang menjadi target mereka sekarang?" Tanya Sam tidak mengerti.

" Sepertinya sasaran mereka sekarang adalah orang - orang yang aku cintai!" Jawab Adji.

" Sam periksa kamera CCTV, dari mana arah datangnya robot pengendali penembak jitu dari jarak jauh." Kata Adji kepada Sam.

" Baik, Tuan Muda. Saya akan memberikan laporan secepatnya kepada anda." Sam pun undur diri dari ruang kerja Adji.

" Aku tidak akan membiarkan mencelakai keluarga ku!" Adji merasa sangat geram kali ini kepada orang yang sering berusaha membunuh dirinya.

*****

TEMAN - TEMAN, KARYA KU INI IKUT LOMBA ANAK GENIUS. TOLONG DUKUNG AKU YA,

KLIK JEMPOLNYA, MASUKAN KE DAFTAR LIST FAVORIT KALIAN, KASIH HADIAH DAN VOTE.

TERIMA KASIH ATAS DUKUNGANNYA.