NovelToon NovelToon
Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Mengasuh Putra Pewaris Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Menikah Karena Anak / Ibu susu
Popularitas:257.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

Dua minggu yang lalu, Rumi Nayara baru saja kehilangan bayi laki-lakinya setelah melahirkan. Lalu, seminggu kemudian suaminya meninggal karena kecelakaan. Musibah itu menjadi pukulan berat bagi Rumi. Hingga suatu ketika ia bertemu dengan bayi laki-laki yang alergi susu botol di rumah sakit, dan butuh ASI. Rumi pun menawarkan diri, dan entah mengapa ia langsung jatuh cinta dengan bayi itu, begitu juga dengan bayi yang bernama Kenzo itu, terlihat nyaman dengan ibu susunya.

Tapi, sayangnya, Rumi harus menghadapi Julian Aryasatya, Papa-nya baby Kenzo, yang begitu banyak aturan padanya dalam mengurus baby Kenzo. Apalagi rupanya Julian adalah CEO tempat almarhum suaminya bekerja. Dan ternyata selama ini almarhum suaminya telah korupsi, akhirnya Rumi kena dampaknya. Belum lagi, ketika Tisya— istri Julian siuman dari koma. Hari-hari Rumi semakin penuh masalah.

“Berani kamu keluar dari mansion, jangan salahkan aku mengurungmu! Ingat! Kenzo itu adalah anak—?”

Siapakah baby Kenzo?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1. Anakku Nangis, Bu

Bismillah

***

“Rumi, ayo kita pulang, Nak,” pinta Bu Ita sembari mengusap lembut punggung  putrinya yang sejak tadi memandangi ruang bayi yang ada di rumah sakit, usai berobat.

Tak kuasa, Bu Ita pun menitikkan air mata melihat putri semata wayangnya. Dua minggu yang lalu, baru saja Rumi melahirkan seorang bayi laki-laki, tapi sayangnya bayi itu dinyatakan telah tiada dengan alasan keracunan air ketuban. Kemudian, seminggu berikutnya suaminya menyusul putra mereka, meninggal akibat kecelakaan mobil.

Pukulan berat bagi Rumi yang terbilang usianya sangat muda yaitu 21 tahun. Impian memiliki keluarga kecil nan bahagia, pupus dalam waktu yang amat singkat, dan sangat menyayat hatinya. Kehilangan dua orang yang sangat ia cintai, bukanlah persoalan ringan, karena sangat mengguncang mentalnya.

“Rumi ... ayo Nak, kata dokter kamu harus istirahat di rumah biar kamu cepat sembuh,” bujuk Bu Ita kembali.

Dengan matanya yang sembab, wanita muda itu menoleh. “Bu ... ada anakku di sana ... Bu. Dia lagi nangis, Bu.” Suara Rumi bergetar, bagaimana bisa ia menahan rasa rindu ingin mengendong anak yang dinanti. Bagaimana bisa ia menahan diri ingin sekali menyentuh buah hati yang ia kandung selama sembilan bulan dengan penuh kasih sayang. Semuanya ... telah tiada.

Bu Ita melipat bibirnya, menahan diri untuk tidak bersedih. Karena ia harus kuat untuk anaknya.

Bersamaan itu pula, di depan kamar bayi ada beberapa orang berjalan melalui Rumi. Rumi menoleh, menatap bayi tampan dalam gendongan seorang perawat, di sampingnya ada sosok wanita paruh baya dengan penampilan yang begitu anggun.

“Sus, kalau cucu saya tidak bisa minum susu formula. Berarti saya harus cari pendonor asi?” tanya wanita itu.

“Iya Bu, cucu Ibu alergi susu formula ... maka dari itu Ibu harus mencari pendonor asi,” jawabnya sembari menimang-nimang bayi itu. Sejak tadi bayi itu menangis tak berhenti-henti sejak datang ke rumah sakit.

Wanita paruh baya itu tampak gusar, bingung harus mencari ke mana. Sementara, Rumi yang tertarik dengan bayi itu mendekat.

“Sus, boleh saya gendong dan menyusuinya? Kali saja dede-nya haus?” pinta Rumi yang begitu nekat, tapi mau bagaimana lagi naluri seorang ibunya membuat menghampiri bayi yang masih terlihat merah.

Wanita paruh baya itu agak melotot melihat Rumi yang tiba-tiba mengajukan diri. Sedangkan perawat tampak mengenalinya. “Ibu Rumi, ya?” ucap perawat tersebut dengan ramahnya.

“Iya, Sus. Boleh saya gendong, kasihan dede-nya nanti tambah sakit.” Tatapan mata Rumi tampak mengiba, berharap diperbolehkan.

Lantas, perawat itu menatap nenek dari bayi yang ia gendong. “Ibu Liora, Ibu Rumi ini dua minggu yang lalu baru melahirkan, tapi bayi-nya meninggal. Mungkin ... Ibu Rumi bisa membantu dede-nya,” jelasnya.

Oma Liora menelisik penampilan Rumi yang masih terlihat muda, sederhana, tapi sangat cantik dan bersih. Sebenarnya agak ragu, tapi cucunya butuh asi.

“Baiklah.”

“Kalau begitu kita ke ruang laktasi saja, biar dede-nya lebih nyaman,”  putus Perawat tersebut.

Bu Ita mencekal tangan Rumi, seakan tidak menyetujui tindakan putrinya. Namun, begitu melihat tatapan Rumi yang seakan memohon akhirnya Bu Ita melepaskannya dan mengikutinya ke ruang laktasi.

Setibanya di ruang yang di dominasi dengan nuansa bayi. Rumi duduk di salah satu sofa, kemudian bayi tampan itu diberikan dengan hati-hati dipangkuan Rumi.

Air mata Rumi jatuh kembali, tak ayal rasa rindu pada putranya seakan terobati.

“Ibu Rumi, saya bantu untuk memulai menyusuinya ya. Sekarang coba duduk dengan rileks. Saya izin buka kancing dressnya,” ujar perawat dengan lembutnya.

Rumi hanya mengangguk saja, mengikuti arahan wanita berseragam putih itu. Sementara itu Bu Ita dan Oma Liora mengamati dari tempat mereka duduk tanpa berbicara.

“Huft.” Rumi tampak terkejut saat bibir mungil itu mulai menyesap sumber asi-nya. Tangisan bayi menghilang begitu saja

“Alhamdulillah, asi-nya banyak juga Bu Rumi. Harusnya sering-sering ditampung biar badannya tidak demam,” sarannya.

“Saya tidak ada pikiran ke sana, Sus.” Rumi menjawab apa adanya. Asi yang keluar begitu saja ia biarkan, paling hanya sekedar dibersihkan dan disumpal dengan handuk kecil agar tidak merembes ke baju.

“Mohon dimaklumi, Sus. Anak saya baru kehilangan suaminya. Jadi ... wajar jika tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Ini aja saya mengantar ke rumah sakit untuk kontrol jahitan, dan badannya yang demam.” Bu Ita menjelaskan, dan Mama Liora agak terkejut.

“Saya turut berduka cita ya, Mbak. Pasti kehilangan anak ... lalu kehilangan suami ... rasanya sangat berat. Anak saya juga, istrinya masih dirawat di sini setelah melahirkan cucu saya, dia mengalami koma,” ucap Mama Liora begitu lirih.

Rumi hanya bisa mengangguk paham, senyumannya terasa hambar. Lalu, ia kembali menatap bayi yang begitu tampan. Sesekali ia mengusap pipi bayi itu yang masih sibuk menyedot susunya dengan lahap.

“Semoga menantunya cepat siuman ya, Bu,” ucap Bu Ita tulus.

“Terima kasih, Bu.”

Suasana kembali sunyi, tapi tak lama kemudian ponsel Mama Liora berdering.

“Halo, Julian ... Mama ada di ruang laktasi dekat ruang bayi. Kamu ke sini saja,” jawabnya sebelum sambungan telepon dimatikan.

Dan selang 10 menit kemudian, ruang laktasi terbuka. Mama Liora langsung berdiri menghampiri pria dewasa dengan tubuh tegap, wajah tampan. Bu Ita yang melihatnya sampai terpesona.

“Bagaimana Kenzo, Mah? Masih menangis?” tanya Julian terlihat khawatir.

Pandangan mata Mama Liora tertuju ke arah Rumi yang masih mengasihi cucunya. “Kenzo sudah menemukan ibu susu-nya,” ucap Mama Liora.

Alis mata Julian naik sebelah, wajah Rumi tak bisa ia lihat secara jelas karena sedang menunduk, bahkan kehadirannya di ruang laktasi tidak membuat wanita muda itu mengangkat wajahnya.

“Mama jangan sembarang memilih. Anakku sangat berharga. Dan, tidak bisa begitu saja anakku disusui oleh wanita yang tidak kita kenal. Semuanya harus melewati seleksi dengan ketat, Mah!” tegas Julian dengan dagunya yang terangkat, bahkan nada suaranya agak meninggi agar wanita yang ia tatap saat itu juga menatapnya. Tapi, lagi-lagi Rumi asik sendiri dengan bayi Kenzo.

Mama Liora menarik napasnya dalam. “Terserah kamu saja kalau begitu, Julian. Urus sendiri, kamu cari wanita yang bisa menenangi anakmu itu. Bahkan baby sitter yang kamu pilih saja tidak mampu mendiamkan anakmu itu. Tapi ... wanita ini, baru memangku Kenzo saja dia langsung diam, dan langsung mau menyusu darinya.” Mama Liora tampak kesal dan kembali duduk.

Selang beberapa menit kemudian, Rumi mengangkat wajahnya. Kebetulan Julian masih menatapnya. Pria itu susah payah menelan ludahnya, kemudian pura-pura memalingkan wajahnya.

“Sus, ini dede-nya kayaknya sudah kenyang nyusu-nya,” ucap Rumi begitu lembut suaranya seraya membuang mukanya ke sudut yang berbeda.

Bersambung .... ✍️

Assalammualaikum, halo Kakak semuanya ... adakah yang menunggu karya terbaru dari Mommy Ghina?? (Duh, geer kali saya 😁)

Kali ini Mommy Ghina mau test ombak, kira-kira banyak komentarnya nggak nih. Kalau sepi, terpaksa nggak lanjut nih 😁😁.

Jadi ditunggu ya, siapa yang mau kisah Rumi, Julian, dan Baby Kenzo stay di sini. Makasih banyak sebelumnya, Lope-lope sekebon jeruk 🍊🤗😘😘

1
Cicih Sophiana
emang Aulia dasar nya jahat ya tetap aja jahat... liat orang bahagia di perhatikan hati nya timbul iri dengki
Hanifah Ifah
mommy novel judul mengejar cinta istri karya mommy jg kah? tapi aku cari ko ga Nemu ya
sherly
Julian tak bisa jauh dr Rumi.... oh sweet banget dah...
Cicih Sophiana
semoga aja cinta nya Julian sekarang untuk Rumi...
knp gak di usir aja Aulia nya Jul suruh pulang... bahaya klo dia di situ terus
sherly
smoga si Derry ngk menunda2 laporan temuan dia ... biar pas si tisya siuman si Julian dah tau kelakuannya tp tetep pura2 tak paham kelakuan si uler tu...
Cicih Sophiana
jus jeruk nya di kasih apa yah... cepat Jul panggil dokter sebelum ada papa dgn Rumi dan baby Kenzo...
sherly
anda emang ngk bercanda tapi tak sadarkah kalo ini bisa membuat salah paham
Cicih Sophiana
gak salah dong klo Julian perhatian sama Rumi... kan dia membutuhkan Rumi untuk baby nya
Cicih Sophiana
keluarga macam apa itu... anak yg satu blm jg siuman anak yg lain udah di sodorin bu... bukan nya berdoa untuk anak yg belum siuman ini malah punya rencana jahat..
Oktaviani Agustina
Wah mkn seruuuu
Rida Arinda
nungguin Derry ngomong 😳😳😳
Yam Mato
semakin dag dig dug mom nunggu part selanjutnya
Engkar Sukarsih
ayo...dar der dor keluar kasi tau sama ci juli rahasia yang kamu sembunyikan.biar juli tau kelakuan berengsek ci tiysu 🤪🤪🤪
Kimo Miko
aku ikutan panik karena pagi itu julian akan membahas yang sangat penting dengan derri.? julian setelah tahu siapa mamaknya baby kenzo apa reaksinya ya. semakin penasaran
juwita
pada g sabar mom nunggu Dery cerita sm pak jul. tkt tisya keburu sadar
juwita
mom bongkar dl kebusukannya tisya. Julian hrs tau smuanya jgn smpe tisya plg ke rmh Julian msh blm tau kebusukannya tisya tktnya malah rumi yg di serang sm tisya dn keluarganya
Naufal Affiq
Alasan rumi,dia gak mau jauh darimu,maka nya pak julian,cepetan datang ke kantor,tanya derry masalah rumi,pasti bapak tetkejut
nonoyy
emang yaa pak julian ni susah bgt ditebak wkwk 😅
nonoyy
yaa baguslah kalau tisya sadar biar semua cepat terungkap, 😌
Ooh derry dimana k engkau...
Kimo Miko
semua akan terkuak satu persatu. siapa rumi, baby kenzo darah daging siapa, bahkan ada apa dengan tysa. semakin penasaran pemirsa.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!