syasa pandita kusuma seorang gadis berusia 18 tahun, cantik cerdas, di takuti, gadis muda yang sudah mempimpin sebuah perusahaan ternama di Indonesia, Mengantikan sang kakek. karakter yang cerdas, dingin, dan ambisius dan tegas banyak di takuti di kalangan rekan bisnis nya walau diri nya tergolong muda
adakah seorang laki-laki yang berani mendekati nya? "
yuk simak kisah nya 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ivan witami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 30
5 bulan kemudian,
saat ini syasa tengah sendiri di London, karena satya dan Nindy beserta anak anak nya sedang mudik ke Indonesia, karena mendengar kabar Herman sakit, namun syasa tidak bisa ikut pulang karena tugas kuliah nya, hubungan nya dengan Bryan masih tetap lancar dan sering komunikasi lewat pesan singkat, disisi lain syasa juga semakin akrab dengan dewa, selain urusan pekerjaan, mereka kini juga berteman sesekali mereka weekend bersama.
seperti saat ini syasa sedang bersama dewa di river thxxxxes , sedang menikmati indahnya sungai terkenal di London
dewa: " sya.. kamu senang jalan kesini "
syasa: " biasa saja.. aku hanya rindu tempat ini, waktu kecil saat liburan aku selalu kesini sama opa satya dan tante Nindy serta papa dan mama " tersenyum ke arah dewa yang berdiri di samping nya
syasa: " dewa.. apa kamu sudah pernah ke Indonesia.. "
dewa: " sudah , hampir tiap tahun .. karena keluarga mama ada di sana, em.. tepat nya di jakarta.. "
syasa: " oh.. aku juga dari jakarta, "tersenyum
dewa: "oh.. ya...., ..senyum mu itu selalu membuat ku rindu padamu sya .. " tersenyum
syasa: " hentikan dewa..jangan mengoda ku seperti itu " menepuk pundak dewa dan tersenyum
dewa: " haha.. ayo kita duduk di sana "menunjuk sebuah bangku kosong dan mereka pun duduk
syasa: " dewa.. selama 5 bulan aku mengenal mu, kamu belum memberitahu siapa kekasih mu, dan saat weekend seperti ini kamu malah jalan dengan ku, apa kekasih mu tidak cemburu"
dewa: " kekasih..? hah..! dulu aku pernah mempunyai kekasih tapi.. dia menikah dengan laki laki lain.. sudah lah aku tidak mau membahas asmara. " menatap kedepan
dewa: " aku tidak tau takdir apa kelak yang akan di berikan Tuhan untuk ku " memandang syasa
syasa: " usia mu sudah sudah 27 tahun, sudah pantas untuk menikah, yah walau usia bukan menjadi tolak ukur untuk menikah, " tersenyum
dewa: " menikah bukan untuk permainan bagi ku sya.. aku ingin yang menjadi istri ku adalah orang yang memang di takdir kan untuk ku "
syasa: " yang kita ingin kan belum tentu takdir kita dewa.. " tersenyum
dewa: " ya kamu benar sya.. " tersenyum
dewa: " sya.. sudah mulai sore dan langit juga semakin gelap, seperti nya akan turun hujan.. "melihat ke atas langit
syasa: " ok kita pulang.. " syasa dan dewa pun, berlari menuju parkiran, lalu masuk ke dalam mobil
dewa: " untung nya sudah masuk mobil, sudah mulai hujan, "
syasa: " prediksi mu pas sekali dewa haha "
dewa: " hem.. sya.. ada yang ingin aku sampaikan pada mu "
syasa: " apa.. katakan lah.. " memposisikan tubuh nya agar sedikit menghadap ke arah dewa , dewa pun menatap lekat syasa..
dewa: " aku.. aku mencintaimu.. " meraih jemari syasa
dewa: " ya sya.. aku mencintaimu.. "
syasa: " haha.. kamu jangan bercanda dewa, aku sudah bertunangan, " memperlihatkan jari manis nya yang ada cincin yang melingkar di jari nya.
dewa: " aku serius sya.. ya aku tau.. kamu sudah bertunangan, aku hanya mengutarakan isi hati ku, dan aku juga tau kamu hanya menganggap ku sebagai teman, karena aku tau kamu sangat mencintai Bryan " tersenyum sinis pada diri sendiri
syasa: " dewa dewa.. kamu salah ..sudah mencintai kekasih orang lain, apa lagi aku sudah bertunangan " tersenyum dan menepuk pundak dewa
dewa: " mencintai tidak salah sya.. hanya saja waktu yang tidak tepat "
syasa: " ya kamu benar.. " tersenyum
syasa: " sudah.. antarkan aku pulang.. "
dewa: " ok.. " dewa pun menyala kan mobil nya dan melajukan mobil nya
di perjalanan ponsel syasa berdering, dan ternyata panggilan dari Bram, syasa pun mengambil ponsel nya dari tas nya dan mengangkat telfon dari Bram.
syasa: " hallo pa.. tidak biasanya papa jam segini telfon, bukan kah di Indonesia sudah tengah malam.. "
Bram: " sya.. kamu pulang sekarang, opa Herman.. "
syasa: " opa.. kenapa pa.. " jawab syasa panik dan dewa pun heran melihat kepanikan syasa
syasa: " dewa tolong tapikan dulu mobil mu " dewa pun menepikan mobil nya
syasa: " katakan pa.. opa kenapa.. ? tanya syasa penasaran
Bram: " opa Herman meninggal sayang.. " ucap Bram lirih di balik telfon namun syasa masih mendengar nya dengan jelas
syasa: " apa.. !! tidak.. !? tidak pa.. gak mungkin.. " air mata syasa mulai jatuh.. dewa pun menjadi bingung
dewa: " syasa kamu kenapa.. ? "
syasa: " gak mungkin.. !! " triak syasa dalam tangis nya lalu melepas kan ponsel nya dari genggaman nya sedangkan Bram masih berbicara
Bram: " syasa.. sayang.. syasa " lalu dewa pun mengambil alih ponsel syasa
dewa: " hallo.. " jawab dewa ragu sedangkan syasa masih menangis
Bram: " kamu siapa.. "
dewa: " saya dewa om.. teman syasa.. , syasa histeris dan syok setelah mendengar om berbicara
Bram: " oh ya.. tolong bantu syasa untuk segera pulang ke Indonesia, opa nya meninggal dunia "
dewa: " apa om.. ? saya turut berduka cita om, pasti saya akan membantu nya " Bram pun memutuskan telfon nya
dewa pun langsung melihat syasa yang masih menangis dan syok..
dewa: " syasa.. " melihat syasa menangis tanpa suara, namun air mata nya semakin deras, lalu dewa pun reflek menarik kepala syasa dan diletakkan di dada nya
dewa: " menangis lah.. " mengusap lembut rambut syasa, tangisan syasa pun semakin menjadi
syasa: " opa... opa dewa.. opa ku pergi meninggalkan ku untuk selamanya lamanya " memeluk dewa dan masih menangis
tak lama syasa pun menghubungi Wisnu
syasa: " Wisnu siap kan jet pribadi ku sekarang.. "
Wisnu: " ada perlu apa nona.. "
syasa: " opa Herman meninggal, tapi ingat hanya kamu saja yang tau, jangan sebar luaskan berita opa Herman meninggal di London ini "
Wisnu: " baik nona, apa saya harus ikut nona "
syasa: " tidak perlu kamu urusi saja perusahaan yang disini , aku sendiri saja " masih meneteskan air mata
Wisnu: " baik, akan saya persiapan keperluan nona "
syasa: " hem.. " syasa pun memutuskan panggilan nya
syasa: " dewa, tolong antara kan aku ke bandara sekarang "
dewa: " aku akan ikut dengan mu ke Indonesia... "
syasa: " tidak perlu dewa.. aku bisa sendiri " mengusap air mata nya
dewa: " aku tidak mungkin membiarkan mu yang sedang syok pergi sendirian sya..!! jika terjadi sesuatu di perjalanan bagaimana..? kamu akan membuat orang rumah mu semakin cemas " tangisan syasa pun semakin menjadi. dan dewa pun kembali memeluk syasa,
dewa: " maaf.. aku tidak maksud membentak mu. " mengusap punggung syasa
dewa: " sudah jangan menangis.. kita ke bandara sekarang " syasa hanya mengangguk
dewa pun mengantarkan syasa ke bandara, namun di pertengahan jalan syasa mendapat telfon dari Wisnu
Wisnu: " hallo nona.. maaf ...jet pribadi nona sedang bermasalah, harus ada perbaikan terlebih dahulu "
syasa: " apa.. jet pribadi ku bermasalah.. ah sial.. ! cariin aku tiket untuk ke Jakarta sekarang "
Wisnu: " sudah nona tapi sudah habis, "
syasa: " ya Tuhan.. !! sudah, biar aku mencari sendiri.. " menutup telfon nya
dewa: " tenang lah.. pakai pesawat ku saja.. aku yang akan mengurus semua nya " sembari menyetir dan dewa pun menghubungi orang kepercayaan nya
dewa: " halo, Frans.. siap kan jet pribadi ku , aku akan ke Indonesia sekarang.. dan sekarang aku di perjalanan menuju Bandara "
frans: " baik tuan "
dewa pun semakin melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju Bandara
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
vote like komen
Terima kasih😘💕