Mahdi mengunjungi Ishwar tua yang tengah sakit. Ishwar mengenali siapa orang itu. Tamu dari masa lalu.
Tapi ada perlu apa Mahdi kembali menemui Ishwar setelah puluhan tahun berlalu?
Perjalanan Mahdi berkeliling waktu demi mewujudkan kebenaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jati Diri Mahdi
Siapa sosok Mahdi yang sebenarnya di dalam kisah ini?
Mahdi sudah hidup dari lama tahun yang lalu. Bahkan ia pernah hidup melewati masa kepemimpinan Ar-Rasyid.
Darimana kah sejatinya Mahdi berasal?
Untuk mengetahui sebenar-benarnya jati diri Mahdi, harus lah melalui kisah runut yang lain terlebih dahulu.
*
Babilonia, Irak pada masa dahulu kala,
Raja Nebukadnezar memenjarakan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Para tawanan tersebut kemudian memainkan sihir untuk menteror warga kota Babil.
Sebagian kaum Yahudi memang dikenal sebagai kaum yang sangat dekat dan mahir mempraktekkan ilmu sihir. Para nenek moyang mereka mempelajari mantra-mantra sihir dari buku-buku yang tertimbun di kuil Sulaiman.
Para ahli sihir itu membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir. Yang sangat ditakuti oleh penduduk Babil.
Akibat serangan sihir itu negeri yang dipimpin oleh Raja Nebukadnezar menjadi kacau balau. Penyakit-penyakit menjalar dimana-mana. Suami istri sampai bercerai.
Untuk mengatasi bencana itu diutus lah dua malaikat ke kota Babil. Mereka adalah malaikat yang bernama Harut dan Marut yang langsung diutus oleh Allah.
Harut dan Marut ditugaskan untuk mengajari ilmu sihir kepada warga Babil. Pengetahuan dasar dan praktek tentang ilmu sihir yang akan orang-orang Babil gunakan untuk melawan dan melenyapkan sihir-sihir kaum Yahudi.
Sebelum mengajarkan ilmu sihir kepada orang-orang yang mendatangi mereka. Malaikat Harut dan Marut dalam wujud manusianya selalu berpesan;
“Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir”.
Mereka mengajarkan sihir bukanlah untuk berbuat kejahatan. Sihir yang diajarkan oleh Harut dan Marut adalah untuk menjelaskan hakikat sihir.
Keduanya memperingatkan supaya manusia atau pun jin tidak menyalahgunakan nya untuk berbuat syirik.
Ilmu sihir merupakan hal yang dipelajari. Sesuatu yang dipelajari tidaklah dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi manusia kecuali dengan kehendak dan izin Allah.
Maka dari itu senantiasa lah meminta perlindungan hanya kepada Allah.
Setelah menyelesaikan tugasnya Harut dan Marut pun kembali ke langit. Tapi apa yang selanjutnya terjadi?
Orang-orang Babil tidak mengindahkan peringatan dari Harut dan Marut. Mereka justru berbuat kerusakan dengan memakai ilmu sihir.
Ilmu sihir pun tersebar luas ke seluruh belahan penjuru bumi.
Hingga hari ini masih saja ada yang memakai ilmu sihir untuk perbuatan yang tidak terpuji.
*
Pada suatu masa dimana ilmu sihir semakin merajalela dan membahayakan bagi keselamatan umat manusia.
Ada satu malaikat yang mengambil tugas untuk turun ke bumi. Kewajibannya adalah melawan tukang-tukang sihir yang mempergunakan ilmu sihir untuk berbuat kerusakan dan kemaksiatan. Baik itu dari kalangan makhluk gaib mau pun dari kalangan manusia.
Malaikat itu mengambil jasad manusia saleh. Memilih tubuh manusia yang dahulu di waktu hidupnya adalah seorang hamba yang taat, beriman dan bertakwa.
Malaikat itu masuk ke dalam tubuh manusia yang sudah sangat lama mati.
Tubuh manusia itu kemudian hidup lagi dan pulih kembali. Sama seperti sediakala tepat di waktu sebelum orang itu mati.
Orang itu kembali bernyawa dengan roh malaikat yang berada di dalam tubuhnya.
Sosoknya adalah seorang laki-laki berusia tiga puluhan tahun dengan perawakan badan proporsional dan wajah yang rupawan. Rambutnya agak panjang namun disisir dengan rapi.
Di mulai lah tugas malaikat itu di bumi.
*
“Berapa aku harus membayarnya tuan?”,
“Aku makan dua buah roti, lima buah kurma dan segelas susu”,
“Khusus untuk hari ini karena aku sudah mendapatkan rizki yang banyak, maka aku gratiskan untukmu”,
“Kamu tidak perlu bayar anak muda”,
“Kalau begitu beruntung sekali diriku ini yang baru pertama kali datang ke kota ini”,
“Terimakasih tuan yang baik hati”,
“Memangnya kamu berasal dari mana?”,
“Aku berasal dari jauh”,
“Apa nama kota ini tuan?”,
“Selamat datang kalau begitu”,
“Kamu sekarang berada di kota Mekkah”,
“Siapa nama mu anak muda?”,
“Nama ku tuan?”,
“Ya, siapa nama mu?”,
“Nama ku?”,
“Nama ku Mahdi tuan”,
“Nama ku Mahdi”,
“Ya nama ku Mahdi”,