Penyesalan Suami : Psychopath Husband

Suara pecahan barang-barang yang berbunyi nyaring ditelinga setiap manusia yang merapat kesebuah ruangan yang bak kapal pecah itu, Bangunan Manshion Keluarga Alfoenzo ini tampak begitu kelam seperti biasanya.

"Apa yang kau lakukan ha?"

Bentakan keras itu meruak, dada pria tua itu naik turun dengan sorot mata yang menukik tajam, ia sangat panas mendengar ucapan yang terlontar dari adik iparnya tadi.

"Kakak ipar! aku mohon jangan gugurkan kandunganku yang kali ini, hiks hiks!"

Nyonya Irene yang menagis dipelukan suaminya, ia tak ingin bernasip sama seperti Kakak ipar perempuannya, pria ini memang menganut kepercayaan yang sangat membingungkan. tadinya ia ingin menutupi ini, tapi, Tuan Antonio ternayata sudah menyelidiki segalanya.

"Tapi kau harus melakukannya!kau tak bisa mengandung anak yang cacat, bahkan, Dokter mengatakan kalau kau janinmu itu tidak sehat"

"Kak Anton! aku tak ingin menuruti ucapanmu lagi!" bentak Tuan Fedrico yang sudah tak tahan dengan tingkah Kakaknya yang semena-mena.

"Kau berani menentangku, hmm?"

"Yah!! Kakak ipar pertama benar, kau itu pria tak waras, Kau sama seperti manusia iblis ceritakan dulu pada kami, bahkan, dia mencoba membawa kami sebelum kau membunuhnya!!!"

"Fedrico!!!"

"Kami sudah tak percaya dengan bualan generasimu itu!"

Tuan Antonio mengepalkan tangannya erat, ini kepercayaan Nenek Moyangnya, dimana Bayi cacat itu dikutuk karna hanya menjadi beban keluarga, tak ada yang bisa diharapkan sama sekali. lebih baik di bunuh dari pada di beri kehidupan, itulah moto hidupnya.

"Generasi Keluarga Alfoenzo itu tak bisa kau bandingkan dengan Kisah hayalan Wanita itu, ini kepercayaan dan Pondasi keluarga ini!"

Tuan Antonio kekeh mempertahankan Kepercayaanya, Di Meksiko, keluarga mereka sangat tersohor hingga sampai ke luar negara ini, namun, tak ada yang bisa mengungkap tentang kepercayaan yang dianut keluarga besar itu, karna Tuan Antonio menutupinya dengan identitas Muslim.

"Cukup!!!" Nyonya Valeria yang juga turun dari atas tangga sana, ia mendekati suaminya yang terlihat sangat bengis dan kekeh.

"Apa kau tak pernah berfikir Anton?"

"Kau berani menentang ku ha?"

"Keluarga ini hancur!!!! hancur!!!" teriak Nyonya Valeria terisak, ia rela mengorbankan putranya hanya demi obsesi Tuan Antonio yang ingin memperluas Nama Keluarga Alfoenzo sedari lama, ia juga tak tahu apa Motif besar pria tua ini.

"Keluarga ini tidak akan hancur! keluarga ini akan tetap utuh dan itu sumpahku!" ucap Tuan Antonio melangkah pergi meninggalkan mereka yang lansung terduduk diam.

Nyonya Irene menagis di pelukan suaminya dengan Nyonya Valeria yang menatap penuh kebencian pada Lukisan yang selalu suaminya sembah.

"Kenapa aku tak pernah tahu, apa isi otak Anton?" gumam Nyonya Valeria yang tampak sudah lelah dengan sikap semena -mena Tuan Antonio.

Sedangkan Tuan Fedrico tampak geram sekaligus murka, sedari awal ia memang aggak ragu dengan semua ini, tapi ia mendukung asumsi Kakaknya karna kematian kedua orang tua mereka yang saat itu mengandung bayi perempuan yang cacat.

"Sa..Sayang!"

"Kita gugurkan!"

Plakkk..

Nyonya Irene lansung menampar wajah suaminya yang terlihat pasrah dengan keadaan, ia tak menyangka, hidupnya akan semangkin sengsara dikeluarga terkutuk ini.

"Apa kau gila ha?"

"Sayang! aku tidak mau kau meninggalkan aku!" lirih Tuan Fedrico yang umurnya masih kisaran 40 tahunan, ia semangkin takut jika ucapan Kakaknya benar dan bisa saja merenggut jiwa istrinya.

"Kalian memang Bajingan!!!" bentak keras Nyonya Irene lalu melangkah pergi, ia tak tahan terus hidup dinaungan tradisi dan budaya yang tak berlandasan logis.

"A..Aku tak tahu lagi harus apa!"

Nyonya Valeria menghela nafas berat, bagaimana bisa mereka lepas dari kekangan pria itu? apalagi sekarang, mereka sudah dibelit dengan ikatan keluarga.

"Aku tak bisa membantu kalian!"

"Kau takut mati?" tanya Tuan Fedrico tersenyum miris, sejak kakak ipar pertamanya masuk kekeluarga ini, banyak ajaran yang dibawa anak dari Hamed Keylee itu, Menceritakan kisah-kisah yang seakan menjadi jiblakan Keluarga mereka, tentu saja Kakaknya Anton tak akan suka.

"Cihh! Aku sangat ingin mati jika si tua itu mengkehendaki"

Delik Nyonya Valeria lalu melangkah pergi, untuk apa Bangunan sebesar ini tapi tak pernah ada ketenagan didalamnya, tak ada Cinta, kasih sayang, yang ada hanya peraturan-peraturan aneh yang terkadang tak masuk diakal.

"Apa aku menemui keluarga kak Arabella saja untuk meminta bantuan?"

Tuan Fedrico se tidaknya punya secercah harapan untuk menyadarkan pria itu, ia yakin, orang-orang seperti keluarga Keylee bisa membuat perubahan.

............

"Sudah atau belum?" teriakan Shena yang sudah siap dengan Mueknah di tangannya , ia menunggu Mark yang tadi mandi wajib setelah peetempuran panas mereka semalam.

"Senam apa sayang? ini baru jam 8!"

Mark keluar dengan handuk yang membelit pinggang kekarnya, roti sobek yang berkotak keras dengan tonjolan otot dimana-mana membuat tangan Shena gemas.

"Sini, sayang!"

"Senam apa lagi?"

Tanya Mark seraya melangkah mendekati Shena yang lansung menyambar handuk kecil ditangan suaminya.

"Kita Sholat Duha!"

"Duha?"

"Hmm Yah! mau bergabungkan?"

Mark tampak berfikir, wajah tampannya begitu mempesona berkalilipat dari biasanya, tak bisa Shena pandang dengan biasa karna aura yang kuat itu sungguh memukau matanya.

"Tapi aku tak tahu banyak!"

"Belajar Sayang! kaukan butuh belajar!"

Ucap Shena mendudukan tubuh kekar suaminya pinggir ranjang sana. Mark membelit pinggang Shena yang berdiri mengeringkan rambutnya.

"Hmm! akan kucoba"

"Bagus, memang seperti itu! harus banyak belajar"

Shena berusaha untuk mendorong Mark pelan, ia tak ingin Mark belajar hanya karna paksaan atau dirinya, tapi memang murni karna Allah.

"Kalau salah bagaimana?"

Shena menghela nafas halus, ia duduk dipangkuan Mark yang tampak takut sekali jika salah, memangnya kenapa kalau salah? apa ia akan melukai suaminya sendiri.

"Tidak apa-apa! kan kita belajar, aku juga masih belajar, jadi! kalau kau salah, itu biasa sayang!"

"Kau tak marahkan?"

Shena menggeleng seraya mengecup kilas bibir suaminya, ia tak ingin bertanya banyak tentang masa lalu Mark yang bisa saja membuat pria itu depresi.

"Aku juga bukan orang yang suci! aku hanya ingin kita melangkah bersama,Belajar bersama, walau kau masih belum menemukan hal yang..!"

"Aku suka melihatmu membaca buku itu! sangat berbeda dengan setiap hal yang ku dengar!"

ucap Mark membuat Shena tertegun, kalau Mark menganut kepercayaan aggama lain, ia bisa mengerti, tapi. Mark mempercayai hal yang bahkan tak diakui oleh dunia, tak ada hal semacam itu dalam ketetapan kepercayaan di setiap negara.

"Memangnya apa yang setiap kali kau dengar, hm?"

"Tidak past,i sayang! terkadang ucapan mantra atau entahlah, tapi sangat berbeda dengan yang kau baca!" suara Mark yang tenang tanpa ekspresi berlebih, ia bertutur khas aebagai seorang Mark yang memang tak banyak mengeluarkan kata kecuali bersama Shena.

"Kau tak keberatankan aku melakukannya?"

Tanya Shena pada Mark yang menggeleng, bahkan ia merasa tenang jika Shena melakukan itu dikamar ini, sangat tidak asing olehnya, seakan itu pernah ia dengar dari seseorang.

"Asalkan kau senang!"

Cup..

.....

Vote and Like sayang..

Cerita ini author ambil ajaran jaman dulu, mendapati kisah-kisah yang author coba buat dengan mengambil sedikit masalah yang terkadang bisa menambah pesan Moral, maaf jika kalian nggak nyaman atau apa, karna kisah ini tak bertujuan mengejek atau menghina perbedaan aggama, ini hanya sebagai landasan moral dalam menghargai dan memilah setiap apa yang kita jalani.

Salam sehat dari author😉