SEDANG DALAM PROSES REVISI
Pasangan suami istri yang menikah bukan karena perjodohan, melainkan kesalahpahaman. Karena adanya ikatan pekerjaan hingga mengharuskan mereka terjebak dalam ikatan pernikahan. Panji yang sudah memiliki calon istri, terpaksa harus menggagalkan rencana pernikahannya dengan sang kekasih, karena harus menikahi seorang perempuan yang bernama Rizka.
Selamat membaca readers.
Tidak update setiap hari tapi di usahakan secepatnya.
Apabila terdapat nama dan pekerjaan karakter yang mirip ini hanyalah fiktif belaka. berdasarkan hayalan author yang dituangkan kedalam novel.
Terimakasih, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Curiga
Setelah selesai makan bersama, mereka pun bubar dan berpisah.
Panji dan Rizka juga memulai perjalanan mereka pulang kerumah.
"Kamu kalau capek tidur aja, sayang" Panji.
"Engga ah, adek mau temenin abang nyetir" Jawab Rizka.
"Hmm, biasanya kamu tidur, tanpa mikirin abang yang kesepian di jalan"
"kali ini enggak deh bang, bener" Ucap Rizka
"bener ya, awas kalau sampe ketiduran, abang hukum ntar, hahaha" Pikiran Panji mulai nakal.
Rizka pun kembali teringat akan tas hadiah yang diberikan Panji tadi.
"bang, apa sih isi kadonya?" Tanya Rizka penasaran.
"Kalo adek penasaran, buka aja sekarang, tapi begitu dibuka, harus langsung pake ya" Panji menantang Rizka dengan senyum licik.
"Hmm bang, abang gak cemburu lihat Tisya sama calonnya tadi?" Tiba tiba Rizka mengalihkan ke pembicaraan lain.
"Kenapa harus cemburu, dia kan cuma masa lalu, dan sekarang abang kan udah punya adek" Ucap Panji sambil mengambil tangan Rizka.
"Alhamdulillah kalau gitu bang, adek jadi tenang" Kata Rizka senyum sambil menggenggam tangan Panji.
drrttt....drttt....drrrtt....
Tiba-tiba ponsel Panji bergetar, tanda panggilan masuk, dari nomor yang tidak dia kenal.
"Halo" Ucap Panji.
"Pak, bisa tolong saya? saya sakit, kepala saya pusing dan juga demam, saya sendirian dirumah" Ucap seorang wanita dalam panggilan.
"tunggu, ini siapa? salah sambung kah?" Panji penasaran kenapa tiba-tiba ada orang yang minta tolong dengannya
"Saya Ranty Pak, bisa gak bapak antar saya ke rumah sakit?" Ucap Ranty lirih.
"Maaf Ranty, tapi saya sedang diluar kota" Ucap Panji.
Rizka hanya diam dan mendengarkan percapakan Panji di dalam telepon.
"kenapa gak menghubungi Roby saja mungkin dia bisa bantu kamu" Kata Panji lagi.
Tidak ada jawaban dari Ranty, mungkinkah dia sudah pingsan atau pura-pura pingsan?
"Halo Ranty, Halo" Panji pun mengakhiri panggilannya.
"Siapa bang? Ranty? Kenapa dia" Tanya Rizka penasaran, tapi Panji tidak menjawab. Dia sedikit panik dan menghentikan mobilnya ke tepi jalan, dia melihat kelayar ponselnya mencari nama Roby dan segera menghubunginya.
"Halo Rob, lo dimana sekarang? barusan Ranty nelpon gue dia minta tolong diantar kerumah sakit, sepertinya dia sedang sakit, dan gak bisa bangun" Ucap Panji panjang lebar.
"Gue dirumah, oke gue antar dia tapi gue gak tahu alamat rumahnya" Ucap Roby dari dalam panggilan.
"Alamatnya di Perumahan Griya Taman Indah, Jalan Kopi nomer 6A" Panji menjelaskan dimana alamat rumah Ranty dan dia tidak menyadari Rizka sejak tadi memperhatikannya.
"oke gue kesana sekarang" Ucap Roby.
Panji mengakhiri panggilannya, dan melanjutkan perjalanan.
Rizka diam dan tidak bertanya apapun lagi, karena pertanyaan awal nya tadi saja tidak di jawab oleh Panji.
'Wah hebat ya bang Panji bisa tahu alamat lengkap asisten cantiknya itu' Gumam Rizka, dalam benaknya timbul berbagai macam asumsi dan pertanyaan.
Rizka tetap memilih diam, dan memejamkan mata.
'mending aku tidur daripada mikir yang aneh-aneh'
Saat setengah perjalanan, sebenarnya Rizka tidak benar-benar tidur, begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Panji namun masih ia urungkan.
'Apa mungkin bang Panji pernah kerumah Ranty tanpa sepengetahuanku? atau hanya sekedar pernah baca biodata Ranty? tapi masa sih sehafal itu?'
Panji yang sesekali melirik ke arah Rizka
"Dek, kamu tidur?" Tanya Panji.
Rizka mendengar Panji, namun tak menghiraukannya, ia masih memejamkan matanya. Walau Rizka mencoba menepisnya, rasa cemburu tetap ada di dalam hati Rizka.
Mungkin bagi para lelaki, hal seperti adalah hal yang sepele, tapi bagi wanita terlebih seorang istri, pasti sulit menerimanya, bener sih ibu-ibu readers tersayang? 😂😂
***
**Ayoo.. yang koment lanjut, jangan lupa vote dan likenya juga yah ❤❤
Terimakasih**...
