(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Saya senang jika memang Tuan Muda , akan memiliki seorang Ibu . Seperti yang dia inginkan selama ini . Saya do'akan dia mendapatkan seorang Ibu yang lemah lembut , bisa menjaga Tuan Muda dengan tulus .saya sungguh ikut bahagia jika itu seperti ."
Kalimat itu Peony ungkapkan dengan jujur. Dia memang senang jika Al mendapatkan seorang Ibu . Keinginan anak laki laki itu sedari dulu .
"Tapi saya tegaskan , jika dia tidak menyukai satu pun pilihan saya untuk menjadikan Ibu untuknya ,maka kamu harus tetap berada di sini . Selama Al ingin kamu di sini maka kamu harus tetap di sini . Tapi jika Al sudah melepasmu dan tidak membutuhkanmu lagi , ya kamu boleh pergi ."
"Saya paham ,Tuan."
***
Percakapan itu terus tergiang di dalam benak Peony . Bahkan saat ini gadis itu sudah terbaring di atas ranjangnya .
Hari sudah malam gadis kecil itu baru saja selesai menidurkan Al . Kini dia sudah mengunakan piyama tidurnya . Siap untuk menyelam ke alam mimpi .
"Huft..malam ini udara cukup panas sekali ,ya."
Tok tok tok
Baru saja berniat memejamkan mata suara ketukan di pintu kamarnya membuat Peony kembali duduk . Gadis itu langsung berjalan kearah pintu kamar dan mulai membukanya .
Cklek....
Peony terkejut saat melihat Matthew berdiri tepat di depan pintu kamarnya .sang majikan berdiri dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku celana santainya .
Matthew sendiri juga terkesiap saat melihat Peony memakai piyama tidur yang tipis dan terbuka . Tanpa sadar jakun
pria itu bergerak .
Bagaimana tidak , tubuh Peony terbilang cukup berisi , ketika gadis itu memakai lingerie. Pesona dewasa semakin menguar.
"T-tuan ,ada apa memerlukan sesuatu ? Apa Tuan Muda terbangun?"
Suara lembut Peony mengembalikan kesadaran otak Matthew yang sempat berkelana . Matthew berdehem singkat mengembalikan fokusnya .
"Apa yang saya pikirkan ?"geram Matthew dalam hati .
"Tuan ,Anda baik baik saja ?" Peony kembali bersuara . Ketika melihat Matthew masih diam di hadapannya .
"Buatkan saya teh."
"Oh , Anda akan lembur lagi? Baiklah saya akan bantu buatkan teh . Anda tunggu saja di ruangan , nanti saya akan antarkan ke sana ."
Tanpa menyahut Matthew langsung memutar tubuh dan pergi dari sana. Anehnya pergerakan pria itu kelihatan kaku seperti robot , bahkan kepala nya tidak bergerak ke kanan dan ke kiri .
Peony memperhatikan Matthew dengan wajah heran ." Agak aneh . Apa mungkin Tuan Matthew agak mengantuk , tetapi malah harus bekerja . Ah aku harus ambil rompinya dulu , di luar agak dingin."
Peony kembali ke dalam kamarnya guna mengambil rompi piyama yang sedang dia kenakannya .
Piyama yang dia pakai merupakan lingerie yang tak begitu seksi . Masih sopan dan normal piyama kebayakan . Di mana bagian belahan dadanya juga tidak terlihat , bahkan panjangnya sampai bawah lutut .
Hanya saja bagian bahu memang terbuka jika Peony tak memakai rompi , sebab lingerie yang di pakai berupa tali sebesar lidi .
***
Bruk..Matthew menghempaskan pantatnya di kursi kerjanya ." Apa dia selalu mengunakan pakaian tidur seperti itu ?" Gumam Matthew .
Pria itu sangat tidak percaya melihat Peony terlihat lebih dewasa saat menggunakan lingerie .
Wajah polosnya seakan tertutup oleh balutan lingerie dan hal itu membuat otak Matthew tidak bisa fokus .
"Kurang ajar ?apa apaan ini? Aku bahkan sering melihat perempuan berpakaian seksi dan sangat terbuka , tapi tidak pernah ada masalah . Kenapa dengan gadis kecil ini , ini sepertinya ada yang tidak beres . Dia bagai racun , ini tidak aman ."
Bukannya bekerja , Matthew malah sibuk berperang dengan batinnya sendiri . Duda matang itu berusaha untuk fokus pada pekerjaan.
"Kalau begini caranya , aku tidak akan bisa melanjutkan pekerjaan malam ini ."
Matthew menghempaskan punggungnya di sandaran kursi . Matanya semakin terbuka ketika mengingat Peony akan segera tiba ke ruangan kerjanya , untuk mengantarkan teh pesanannya .
"Jangan sampai dia datang ke sini dengan pakaian seperti itu . Aku harus memberitahunya , bisa bisa aku semakin tidak tenang ." Matthew langsung meraih ponselnya untuk menghubungi Peony .
Sepertinya hanya Peony , seorang pelayan di mansion Matthew yang memiliki kontak pribadi Matthew . Itupun karena Matthew sendiri yang menghubungi gadis itu lebih dulu .
"Ck. Apa dia tidak membawa ponselnya ?" Matthew berdecak saat sambungan telpon tak di jawab oleh Peony .
Tok tok tok..
Perhatian Matthew teralihkan , sepertinya itu adalah Peony , dan Matthew hanya bisa menghembuskan napas pasrah .
"Masuk".
"Saya izin masuk ,Tuan."
Suara lembut Peony terdengar dari luar . Matthew langsung menunduk kan kepala dan berpura pura fokus kepada pekerjaan .
Tepat ketika Matthew mendengar pintu tertutup . Pria itu malah mengangkat kepalanya . Niat hati tak ingin melihat Peony , tetapi pergerakan kepalanya bertolak belakang.
Matthew terpaku ketika melihat Peony berjalan sambil tersenyum sopan . Gadis itu kini menggunakan rompi lingerie-nya , sehingga bagian bahu dan lengannya tak terbuka seperti tadi .
Namun , bukankah itu lebih aman. Tapi tidak dengan Matthew yang merasa lebih tidak tenang . Otak liarnya malah dengan gila membayangkan Peony membuka rompi itu secara perlahan .
"Sialan."
Peony terlonjak , dia menatap Matthew yang baru saja memekik setengah mengeram .
Peony pucat karena ngeri dan takut . Dia mundur beberapa langkah setelah meletakkan gelas di atas meja kerja Matthew .
"M-maaf ,Tuan . Apa saya telah melakukan kesalahan? "cicit Peony sambil menundukkan kepala .
Matthew tersadar , dia mengurut keningnya sejenak .detik berikutnya pria itu meraih gelas teh dan meneguk isinya dengan gerakan cukup tergesa .
Tok tok tok ..
Pintu ruang kerja itu kembali di ketuk dari luar .
"Tuan saya izin masuk ."
Matthew melirik Peony dengan wajah yang tak dapat di artikan . Tak lama kemudian Morgan masuk dan terkejut melihat keberadaan Peony di sana .
Mata Morgan sedikit melotot melihat Peony berdiri dengan mengunakan lingerie . Matthew berdecak melihat ekspresi Morgan tak berkedip menatap Peony .
"Saya di sini , bukan di sana ." desis Matthew .
Morgan tersadar , dia menoleh dan tertawa kecil ." Maaf ,Tuan . Ternyata di sini ada Nona Peony . Selamat malam Nona Pey ,Anda sudah menggunakan pakaian tidur , apakah Tuan Matthew menggangu tidur Anda ?"
"Itu bukan urusan kamu ,Moor ." Matthew kemudian melirik Peony ." kamu boleh keluar sekarang ."
Peony menunduk sopan ."Baik, Tuan . Saya permisi Tuan Morgan."
"Ah, apa kamu tadi kemari mengantar teh ? Bolehkah saya meminta dibuatkan satu gelas teh ? Kami akan sama sama lembur . Jadi saya..."
"Tidak ada teh untukmu , kamu pergilah cepat , kenapa kamu masih di sini?"
Peony meringis , dia menunduk dan bergegas pergi dari sana . Morgan melirik Matthew yang kini menatapnya tajam .
"Cepat duduk, apa yang kamu lihat ?"
Morgan heran , dia duduk sembari menatap Matthew yang terlihat mudah emosi ." Apa dia sedang kedatangan rentenir bulanan ." cetus Morgan dalam hati .
"Saya benar benar membutuhkan teh atau kopi ,Tuan . Saya takut nanti saya tertidur , boleh saya meminta..."
"Saya akan menghubungi pihak dapur . Kerjakan saja pekerjaanmu ."
"Tapi saya penasaran dengan teh buatan Nona Peony . Apa itu enak sampai setiap malam Anda memintanya dibuatkan teh ?."
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata