Kalian tahu bagaimana rasanya ketika kita dijadikan korban hanya untuk sebuah tujuan licik??
Itulah yang dirasakan oleh Karina, gadis baik dan cantik yang dijadikan tumbal untuk menikahi pria idiot namun kaya raya. Tak satupun saudari karina yang mau menikah dengan tuan muda itu sampai keputusan sang ayah dimana Karina si bungsu yang harus menikahinya demi mencegah kebangkrutan perusahaan mereka. Namun siapa sangka sebuah kebenaran terbongkar sehingga membuat kehidupan karina dan keluarga liciknya berubah.
Penasaran dengan kisah nya???
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😊
Follow Instagram aku @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Lagi
Jay dan beberapa pelayan sudah ada di samping karin yang masih terbaring tak sadarkan diri setelah semalam di temukan pingsan di ruang tamu.
"Awww" Ringis karin mulai sadar seraya memegangi kepalanya.
"Ambil air" Titah jay cepat.
"Ini tuan" Ucap Oliv memberikan segelas air pada Jay.
"Kau sudah sadar, ini minumlah dulu" Ucap Jay membantu karin duduk.
"Jay, aku takut" Bukanya mengambil gelas dari tangan Jay karin justru memeluk pria itu erat.
"Hei ada apa denganmu?" Tanya jay tersentak namun tak menolak pelukan karin.
"Hiks dia, dia akan menghabisiku" Jawab karin terisak.
"Siapa? siapa yang akan menghabisi mu?" Tanya jay tanpa membalas pelukan karin.
"Seseorang, yang menemui ku semalam" Jawab karin tidak jelas.
"Sudah lupakan, kau hanya kelelahan jadi istirahatlah" Tutur Jay datar.
"Jay aku mohon temani aku, aku takut" Pinta karin mengeratkan pelukannya ketika Jay ingin bangun.
"Karin lepaskan" Desis Jay berusaha melepaskan pelukan karin.
"Aku mohon Jay, hiks hiks" Pinta karin tersedu-sedu.
"Kalian boleh pergi" Ucap Jay pada ketiga pelayan yang tadi menemani karin.
"Baiklah tuan muda, kami permisi" Ucap pak ratim mewakili kemudian pergi meninggalkan kamar karin.
Setelah kepergian para pelayan Jay menidurkan karin kemudian ia ikut tidur di sebelahnya, sebenarnya Jay malas harus berdekatan dengan karin namun disisi lain ia juga kasihan ketika melihat wajah ketakutan karin.
"Jangan pergi" Lirih karin.
"Istirahat" Desis Jay tanpa ada lembut lembutnya.
"Jangan pergi" Ulang karin.
"Bicara sekali lagi maka akan aku lempar kau" Ancam jay.
Karin akhirnya bungkam dan memutuskan untuk tidur di dada bidang jay, ancaman yang ia dapat semalam secara tiba tiba membuat mentalnya sedikit down.
Merasa nafas karin sudah mulai teratur, perlahan Jay menjauhkan tubuhnya dari karin kemudian pergi ke balkon kamar untuk menelpon seseorang.
"Cari tahu siapa yang menemuinya" Ucap Jay pada orang disebrang telepon.
"Baik tuan" Balasnya menutup telepon.
Sementara kemal segera mencari tahu info pelaku teror karin setelah tuan muda nya menelpon, sekitar 5 anak buahnya membantu mencari informasi dengan melihat rekaman cctv rumah.
"Lihat rekaman 2 hari belakangan ini karena pelaku pasti sudah sangat hafal setiap ruangan. Dia pasti sudah merencanakan lebih awal" Ucap kemal.
"Baik tuan" Ucap salah satu anak buah mewakili.
"Pak ratim" Panggil kemal meminta kunci ruangan cctv rumah
"Semoga berhasil, aku harus pergi" Ucap pak ratim kemudian pergi karena harus mengerjakan sesuatu.
Kemal segera memeriksa rekaman, jarinya mengetik sandi membuka rekaman yang berada di sudut ruangan. Rekaman 2 hari dan kemarin tidak ada yang mencurigakan sama sekali.
"Musuh dalam selimut" Gumam kemal menyimpulkan.
"Ada apa tuan?" Tanya salah satu anak buahnya.
"Tidak apa apa, kau boleh pergi dan cari tahu lebih dalam lagi" Jawab kemal tanpa menatap pria di belakangnya.
"Baik tuan" Ucap nya kemudian pergi meninggalkan ruangan cctv.
***
Karin melamun memikirkan kejadian yang menimpanya semalam, sejauh yang ia ketahui ia tidak pernah memiliki masalah kepada siapapun kecuali keluarganya sendiri.
"Apa mungkin ini perbuatan kak mita dan kak Rahma" Gumam karin berpikir.
"Nona muda anda harus makan"Ucap Lily memberikan nampan berisi makanan penuh.
"Lily apa kau tidak merasa ada yang aneh pada rumah ini?" Tanya karin.
"Maksud nona?" Tanya karin.
"Kejadian yang menimpaku semalam, bagiamana bisa penjahat masuk ke dalam rumah sementara di luar penjagaan ketat" Jawab karin.
"Saya tidak tahu nona, permisi" Ucap Lily pamit dan buru buru pergi meninggalkan kamar karin.
Karin mengambil nampan tersebut dan mulai memakannya, setalah selesai makan karin buru buru membersihkan diri dan siap untuk menemui Jay di ruang keluarga seperti biasa namun tiba tiba jendela kamarnya pecah karena terkena sesuatu.
Pranggggg
"JAY?!!!!!!!" Teriak karin histeris karena terkejut.
Teriakan karin terdengar sampai keluar kamar membuat pelayan yang sedang berjalan mendengar teriakan nona mudanya.
"Nona anda tidak apa apa?" Tanya seorang pelayan.
"Jay hiksss hikss aku takut" Ucap karin memeluk lututnya ketakutan.
"Karin?!!!" Panggil Jay mendekati karin.
"Jay hiks hiks dia datang" Ucap karin terisak.
"Diamlah" Ucap jay menenangkan karin.
Pak ratim mengambil batu yang digulung kertas, kedua tangannya membuka gulungan kertas dan mulai membaca isi kertas tersebut.
HALO KARINA, BAGAIMANA ANCAMAN KU SEMALAM?. ITU BARU AWALAN KARIN TUNGGU KEJUTAN SELANJUTNYA
"tuan muda" Ucap pak kemal memberikan kertasnya pada Jay.
"Cari dan bawa dia kehadapan ku" Ucap Jay datar.
"Kenapa dia mengancam ku, apa kesalahan ku" Lirih karin semakin memeluk lututnya.
"Nona tenanglah semua akan baik-baik saja" Ucap seorang pelayan mencoba menenangkan karin.
"Apakah keluargaku yang melakukannya?" Gumam karin bertanya tanya membuat Jay yang mendengarnya pun mulai berpikir.
"Siapkan mobil" Desis Jay bangun dari duduknya.
"Jay kamu mau kemana?" Tanya Karin memegang tangan Jay.
"Lily urus dia" Perintah Jay melepaskan tangan karin dari pergelangan tangannya.
"Jay aku mohon!!!" Isak karin namun tak di hiraukan oleh Jay.
DISINI AKU AKAN BUAT KARIN LEMAH DAN KETAKUTAN TAPI ENDINGNYA DIA SENDIRILAH YANG AKAN MEMBONGKAR SIAPA PELAKU SEBENARNYA ✨
BERSAMBUNG.......