Dunia Tati hancur, ketika suami yang sangat dia cintai, yang dia harapkan bisa menjaganya, melindunginya. Malah menjualnya ke pria lain. Sedang suaminya sendiri malah selingkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 29
Brian mengerdikkan dagunya pada Tati, "Apa lagi yang kau tunggu? Bukankah kau sangat ingin bertemu dengan orang tua mu?" tanya Brian.
Temmy menatap tajam Brian, ‘Aku gak salah lihat, pria yang bersama Tati ini… dia kan salah satu pengusaha yang cukup terkenal dalam bisnis gelap. Caranya yang kotor untuk mendapatkan setiap tender yang diikutinya. Apa mungkin, semua kekacauan yang terjadi pada keluarga ku ada andil dia?’ batin Temmy.
Dia tahu siapa Brian. Dia cukup khawatir putrinya datang bersama pria yang menurutnya cukup berbahaya itu.
Tati menoleh ke arah Brian.
"Tidak bisakah kamu keluar dulu. Tolong biarkan aku bicara dengan papaku! Ini masalah keluarga, bisa kan..."
"Aku tetap di sini!" sela Brian, "aku juga ingin kenal lebih jauh calon papa dan mama mertua ku! kenapa aku harus keluar? aku mau tetap disini!" seru Brian dengan senyum di bibirnya. Ia melangkah lebih dekat dengan ranjang Temmy.
'Huh, orang ini!' kesal Tati dalam hati.
Grap.
Tati memeluk sang ayah, mengalihkan perhatian Temmy dari Brian.
"Maafin Tati, pah! Gara gara Tati, papa jadi kaya gini! Kaki papa pasti sakit! Tembakan itu pasti buat papa menderita!" ujar Tati di tengah isak tangisnya.
Temmy sebenarnya kesakitan, tapi melihat putrinya begitu panik dan cemas padanya. Dia merasa begitu sedih. Dia sungguh tidak ingin putrinya sedih begitu.
"Sudah... sudah, papa gak apa-apa, Ti! Papa udah baik-baik aja." dusta Temmy dengan memperlihatkan senyum untuk meyakinkan anak perempuan nya.
Tapi tetap saja, Tati masih khawatir.
"Kita ke dokter ya, pah! Biar papa ditangani dengan intensif di rumah sakit!" pinta Tati, ia mengendurkan pelukannya dari Temmy.
"Jangan kamu khawatirkan papa, Ti! Papa malah khawatir sama kamu, apa kamu baik-baik aja selama bersama dengan pria kejam itu? Dia dan orangnya gak menyakiti mu kan, Ti?" tanya Temmy pada Tati, namun tatapannya masih tajam bak menusuk Brian.
"Maksud papa gimana? Pria kejam? Papa mengenal Brian? Teman lama Tati?" cecar Talita yang sudah berdiri di belakang Tati yang duduk di tepian ranjang dekat dengan sang ayah.
Sementara Brian tampak santai, ga ada rasa takut di wajahnya. Hanya ada ketegasan dan wajah datarnya.
"Dia salah satu pengusaha muda, namanya cukup diperhitungkan dalam bisnis. Sayangnya bisnis yang kita jalani gak sejalan dengan bisnis yang dijalaninya, mah!" jelas Temmy.
Tanpa permisi, Brian mendaratkan bobot tubuhnya di tepian kasur. Tepat dimana kaki Temmy berada.
"Terima kasih atas pujian anda, papa mertua. Tapi sepak terjang saya di dunia bisnis. Masih terlampau jauh di belakang anda, papa mertua!" ujar Brian dengan senyum tipis di bibirnya.
Brian sengaja memanggil Temmy papa. Seakan tengah menguji kesabaran pria paruh baya yang ada di hadapannya.
"Stop panggil saya papa! Kau bukan putra ku, pak Brian!"
"Sayangnya anda tidak bisa menyangkal, papa Temmy. Setelah pernikahan Tati dan Junet berakhir secara sah di mata negara, aku lah yang akan mendampingi putri anda!" ujar Brian dengan penuh percaya diri. Dia tidak perduli raut kemarahan di wajah Talita dan Temmy.
"Lancang sekali anda! Siapa anda, bisa bisanya memutuskan hidup Tati!”"geram Temmy.
Tati beranjak dari duduknya, "Pah, jangan bicara begitu! Apa yang dikatakan Brian benar, pah! Setelah hubungan Tati resmi berakhir dengan mas Junet. Restui Tati dengan Brian ya, pah, mah!" pinta Tati pada ayah dan ibunya. Tati melakukannya untuk keselamatan kedua orang tuanya.
Temmy gak bisa lagi menyembunyikan amarahnya mendengar keputusan sang anak.
"Papa gak setuju kamu bersama dengan pria kejam macam Brian, Ti! Sadar gak sih kamu itu dengan pilihan mu! Masa iya kamu keluar dari si benalu, lalu masuk ke kandang singa! Brian itu orang yang gak punya perasaan Ti! Uggghhhhh ahh awhhh kaki ku!" jerit Temmy dengan penuh emosi, namun berubah meringis merasakan sakit pada kakinya.
"Sabar, pah sabar! Ingat kaki papa pasti sakit! Biar mama yang bicara sama Tati!" jelas Talita, berusaha meredam amarah pada suaminya.
"Mau sabar gimana, nyawa papa berada di ujung tanduk seperti ini juga pasti karena ulahnya, mah! 4 pria tadi itu pasti anak buah dari Brian. Benar seperti itu kan! Dasar pria kejam, gak punya perasaan!" umpat Temmy dengan kesal, membuat sang anak mundur beberapa langkah darinya.
"Maafin Tati, pah! Tapi kali ini. Tati yakin gak salah dengan keputusan Tati. Brian gak akan sekejam mas Junet, pah! Mas Junet yang terlampau membutakan Tati akan cinta." ucap Tati dengan tatapan yang sulit diartikan, ada rasa takut yang mendominasi dari tatapannya pada sang ayah.
Temmy menggaruk kepalanya frustasi, menghadapi putrinya yang cukup keras kepala jika sudah mengambil keputusan.
"Astagaaa, Tati! Kami orang tua mu. Dari kecil kami besarkan kamu dengan penuh cinta, dan kasih sayang. Setelah kamu besar pun, kami sebagai orang tua ingin melihat mu bahagia dengan teman hidup mu! Meski kamu sudah salah memilih Junet, si benalu itu. Tapi apa kamu harus memilih pria kotor seperti Brian, Ti! Buka mata kamu lebar lebar Tati!" pekik Temmy di tengah amarahnya.
Talita mencengkram lembut bahu Tati, "Lebih baik kamu keluar dulu sama Brian ya! Nanti mama nyusul. Papa kamu pasti syok mendengar keputusan mu, Ti! Beri papa mu waktu Ti!"
Brian beranjak dari duduknya, ia merangkul Tati untuk meningalkan kamar kedua orang tuanya.
"Bisa gila papa menghadapi Tati, mah! Ya Tuhan… dosa apa yang sudah aku perbuat di masa lalu! Sampai putri ku tega menyiksa ku yang masih hidup seperti ini!”
" keluh Temmy, saat Talita membantunya berbaring diatas tempat tidur.
"Jangan ngomong gitu, pah! Biar gimana pun Tati itu putri kita satu satunya. Kita berjuang habis-habisan untuk mendapatkan keturunan." jelas Talita.
"Papa yakin gak ingat kesalahan apa yang sudah papa Temmy lakukan, sampai ada seorang wanita yang ingin melihat kehancuran dari putri kandung kalian?" tanya Brian, sebelum akhirnya membawa Tati keluar dari kamar itu.
Temmy mengerutkan keningnya dalam, "Apa maksud pria kejam itu, mah?"
***
Bersambung…