popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mata itu
𝙖𝙠𝙪 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙝... 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙠𝙖𝙢𝙪𝙪𝙪...
nada dering popy berbunyi ketika dia hendak memejamkan mata
"ohh bunga" popy meraih ponselnya dan meraih kacamatnya
"assalamu'alaikum bunga..."
"Walaikumsalam pop" tanda ceria dari nada suara bunga
"hmm ada apa ini, kok seperti kamu sedang bahagia"
"aku bahagia popyyy... sangat bahagia, sebntar lagi aku di lamar mas anton pooopppp... " bunga sangat kegirangan
"wah selamat ya bunga, kabar baik"
"iya pop, seandainya kamu di sini pop, pasti aku sangat bahagia berbagai kebahagiaan ini"
"ndak ahh... pasti sakit semua aku kalo dekat sama kamu bung"
"ha ha ha... pop, tadi aku hubungi kamu, tapi sibuk terus, sesibuk itu kami sekarang"
"iya tadi mas Pras nelp lama banget, telinga ku sampek panas"
"mas Pras? mas Pras keponakannya ibu kost? yang pernah kamu ceritakan waktu itu?"
"iya bung"
"trus"
"apanya yang terus"
"sudah ketemu sama orangnya?"
"sama mas Pras?"
"iya, masak sama Bima atau andre?"
"belum bung, mas Pras dinas di luar kota, kemungkinan besar ketemu 1 tahun lagi setelah dinasnya selesai"
"lama juga ya pop, keburu kamu di lamar orang pop"
"kalo keburu aku di lamar orang ya berarti mas Pras bukan jodohku bung"
"yahh... sayank dunk pop"
"sayang kenapa?"
"sayang kalo di lewatkan pria ganteng dan mapan seperti itu"
"ngomong ngomong kamu mau di lamar mas anton, itu tandanya kamu mau nikah muda dunk, ndak jadi nerusin kuliah"
"iya pop, mungkin seperti itu"
"aku kangen sama kampung kita bung, kangen baksonya, kangen nasi gorengnya, kangen dinginnya. kangen semuanya"
"ndak kangen sama aku? bunga mirnasari alyah yang cantik imut dan menggemaskan ini"
"siapa itu bunga ya? seperti pernah kenal" canda popy "bung"
"apa? kangen ya sama aku?"
"idihhh najis" haha
"aku takut bung"
"takut kenapa? popy banyak cowok yang naksir kamu ya? jelas lah, cantik pintar, solehah"
"bukan itu bunga"
"lantas takut karena apa?"
"aku takut bicara yang sejujurnya ke mas Pras tentang kedaan ku"
"keadaan? maksudnya? kamu sakit? kamu baik2 saja kan pop"
"aku baik2 saja bung, sebenarnya ada 1 rahasia yang ingin sekali aku ceritakan bung"
"rahasia? sejak kapan kita punya rahasia popy? rahasiaku di tanganmu dan rahasiamu di tanganku"
"ada satu rahasia yang sangat berat sekali aku ceritakan bung, waktu itu sempat aku mau cerita tapi aku urungkan"
Kamu masi percaya dengan aku kan pop"
"percaya bung"
"jika kamu percaya, ceritalah, aku siap mendengarkan, rahasiamu aman bersamaku"
popy menceritakan kejadian malam itu, malam dimana kesuciannya di renggut secara paksa tapi tak brutal
"gilak kamu pop... rahasia sebesar ini kamu simpan sendiri? beban seberat ini kamu tanggung sendiri? "
"aku takut bung, aku malu"
"siapa laki brengsek itu bung? dasar pengecut"
"aku tak tau siapa dia bunga, aku berusaha mencari tau siapa dia tapi sampai sekarang belum aku ketahui juga, waktu photo almamater, aku melihat dia diantara antrian siswa, waktu aku kejar dia sudah pergi"
"dia di situ? di kampus yang sama? hati2 kamu pop"
"tapi aku cari2 di kampus ndak ada lagi sosok itu bung, setelah itu tak pernah kulihat lagi dia"
"kalo kamu merasa tidak aman, kamu pulang saja pop, lanjutkan kuliahmu di sini"
"ndak bung, ini kampus idaman ku"
"Pras juga jauh, dia tak bisa menjagamu kan, kalau perlu kamu cari pacar lagi biar kamu ada yang jaga"
"haha.. kamu nyuruh aku selingkuh? ndak ada dalam kamus aku kata2 selingkuh bunga"
"bukan selingkuh pop, kalian juga kan belum jadian kan, bukan selingkuh kan itu namanya"
"dia mau melamar aku 1 tahun lagi bunga, itu tandanya apa?"
"what? serius jadi 1 tahun lagi? aku kira bercanda pop"
"aku kira juga seperti itu bung"
"seandainya mas Pras melamarmu, kalian nikah 3 atau 4 tahun lagi kan"
"iya sih"
"yang kamu takutkan apa pop?"
"takut mas Pras tidak mau menerimaku setelah aku ceritakan keadaanku yang sebenarnya, aku harus jujur bunga, tidak mau membohongi orang"
"kalo dia tulus dan sayang dengan kamu, pasti akan menerima kamu seutuhnya pop, seperti yang kamu ucapkan ke aku dulu tentang mas anton" imbuh bunga "mas anton mau memperjuangkan aku, berani menolak keputusan orang tuanya"
"iya, tapi aku takut"
"penal2 di bicarakan pop, lebih baik jujur di awal daripada berbohong dan berujung dengan kekecewaan"
"nah itu yang aku pikirkan, aku harus memulainya dari mana"
"cari waktu yang tepat pop, aku yakin kamu pasti bisa, kamu gadis baik"
"pelan2 aku coba bung, terimakasih ya"
"terimakasih buat apa?"
"mau mendengarkan curhatanku"
"aku kangen kalo kita curhat seperti ini, di kamarmu atau kamarku, ahhh.. kangen pop"
"heleh... ujung2nya aku ngoceh kamu ketiduran"
"haha... seperti di dongengi pop"
Tak terasa malam sudah semakin larut, mereka sama2 berpamitan untuk mengakhiri obrolan malam itu
𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙛𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙠𝙚 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙥𝙖𝙠 𝙝𝙚𝙣𝙙𝙧𝙤
"pah, kamu kasih pengertian sama anakmu itu, sudah waktunya dia memikirkan untuk menikah"
"Anak kita sudah besar ma, sudah bisa menentukan pilihan sendiri "
"lantas bagaimana kelanjutannya dengan anak pak aji dulu? belum ada kelanjutannya?"
"aduhh papa lupa ma"
"ayolah pa, kasian Rani, dia harus nunggu abangnya nikah dulu baru dia bisa nikah"
"kakak tolong di rayu dunk pa"
"iya besok coba papa hubungi dia, siapa tau sudah bisa di telp" tegas pak hendro "kalo aku telp ada aja alasannya, ini dan itu apa lagi kalo bahas tentang menikah"
"keburu lebaran monyet pa"
"besok kan hari minggu, coba papa telp ma"
"oke pa, tolong ya pa, kasian Rani"
****
Ketika hari berganti, pak hendro mencoba menghubungi anak sulungnya itu
"siang pa"
"kamu sibuk nak? off kan hari ini"
"iya pa, lagi off.. mau joging, ada apa ya pa"
"papa dan mama semalam membicarakan tentang kamu, kapan mau menikah?"
"selalu ini yang papa tanyakan"
"kasihan Rani kalo harus nunggu kamu"
"langkahi saja ndak maslh pa, jangan paksa aku nikah pa"
"jika tidak teringat pesan omamu, pasti Rani sudah nikah duluan, kalo kamu di langkahi adikmu, nanti jodohmu semakin jauh"
"ndak nikah juga ndak maslh pa, aku masih blm mau menikah"
"papa jodohkan sama anak rekan kerja papa ya"
"apa lagi perjodohan... malas ah"
"kenalan saja dulu, siapa tau cocok"
"jangan paksa aku pa, kalo di paksa terus, aku semakin malas pulang
****
𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙙𝙞 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙧𝙟𝙖 𝙨𝙚𝙩𝙮𝙤 𝙖𝙟𝙞
"pak aji bisa ke ruangan saya?" pak hendro memanggil pak aji lewat pesawat telepon, tak lama kemudian pintu ruang kerja di ketuk
"masuk pak"
"iya pak, ada yang bisa saya bantu"
"maaf sebelumnya saya lupa sampai lama sekali"
"lupa tentang apa ya pak? "
"tentang perjodohan atau perkenalkan anak2 kita"
"oh iya Pak, saya juga sampai lupa, saya kira pak hendro sudah mendapatkan pasangan untuk anak bapak"
"belum pak, saya lupa"
"coba nanti saya tanyakan lagi ya pak"
"saya tunggu kabar secepatnya ya pak, kalau bisa kita nikahkan dalam waktu dekat ini"
"iya pak, secepatnya saya kasih jawaban pak"