NovelToon NovelToon
Kepepet Cinta Ceo Arogan

Kepepet Cinta Ceo Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Romansa / Fantasi Wanita / Nikah Kontrak / Wanita Karir
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Arash Maulidia, mahasiswi magang semester enam yang ceroboh namun gigih, tidak pernah menyangka hidupnya berubah hanya karena satu tabrakan kecil di area parkir.
Mobil yang ia senggol ternyata milik Devan Adhitama — CEO muda, perfeksionis, dan terkenal dingin hingga ke nadinya.

Alih-alih memecat atau menuntut ganti rugi, Devan menjatuhkan hukuman yang jauh lebih berat:
Arash harus menjadi asisten pribadinya.
Tanpa gaji tambahan. Tanpa pilihan. Tanpa ruang untuk salah.

Hari-hari Arash berubah menjadi ujian mental tanpa henti.
Setiap kesalahan berarti denda waktu, setiap keberhasilan hanya membuka tugas yang lebih mustahil dari sebelumnya.
Devan memperlakukan Arash bukan sebagai manusia, tapi sebagai mesin yang harus bekerja sempurna — bahkan detik napasnya pun harus efisien.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak yang Masih Menggantung

Arash menutup ritsleting tasnya perlahan, memastikan semua barang yang ia bawa sejak Jumat sore sudah masuk kembali ke tempatnya. Weekend yang harusnya jadi momen belajar—atau paling tidak refreshing—justru berubah menjadi pengalaman ekstrem yang membuat dada kirinya masih terasa sesak. Ia tidak ingin mengingat detailnya. Tapi bayangan suara Devan tadi pagi terus datang—keras, menekan, dan membuat lututnya terasa lemas.

Ia menarik napas panjang, berdiri, kemudian merapikan jilbabnya sebelum membuka pintu kamar. Aroma khas kayu villa langsung menyergap hidungnya. Ruang utama terlihat rapi, hanya menyisakan dingin dari AC dan sisa keheningan yang tadi pagi menggantung.

Devan duduk di sofa, tegak, fokus pada ponselnya seolah Arash tidak ada.

Arash berhenti tepat di depan pria itu, tangan memegang selempang tas hingga buku jarinya memutih.

“Pak, ayo pulang sekarang saja,” ucapnya pelan namun tegas.

Devan mengangkat kepala, menatap Arash beberapa detik. Tatapannya seperti sedang menakar sesuatu yang tak bisa dijelaskan.

“Kamu udah siap?” suaranya dalam.

“Sudah, Pak.”

Devan mengangguk kecil. “Baik. Tunggu sebentar.”

Ia bangkit, masuk ke kamar. Suara lemari yang ditutup asal-asalan, lalu langkah kaki kembali terdengar. Lima menit kemudian, mereka sudah berdiri di depan villa.

Udara pagi menusuk kulit, dingin dan sedikit basah.

Arash berjalan menuju mobil terlebih dulu. Devan mengikutinya dari belakang, tanpa sepatah kata pun. Pintu mobil tertutup, mesin menyala, dan hening langsung mengambil tempat.

Arash menatap keluar jendela. Jalanan berbelok, pepohonan berlarian di pandangan, tapi hatinya tetap kacau. Rasa takut, kesal, dan sesuatu yang ia tidak ingin akui—semua bercampur jadi satu.

“Rash.”

Suara Devan memecah sunyi.

Arash refleks menoleh, tapi wajahnya tetap datar.

“Makan siang di luar, ya? Kita mampir bentar.”

Arash menggeleng cepat. “Nggak, Pak. Saya nggak lapar.”

Devan sempat melirik, seakan hendak memaksa. Tapi akhirnya hanya menghembuskan napas.

“Baik.”

Setelah itu, tak ada lagi percakapan. Hanya suara mesin dan ketukan ritmis dari jarinya sendiri di paha, tanda ia sedang cemas.

Dua jam kemudian, mobil berhenti di depan kos Arash.

Arash segera membuka pintu, turun tanpa meminta bantuan. Ia menunduk sedikit.

“Terima kasih, Pak,” ucapnya singkat, suara masih kaku.

Hanya itu.

Pintu menutup. Devan menatap pintu kos yang ditutup rapat. Rahangnya mengeras. Tangannya mengetuk setir tiga kali sebelum akhirnya mobil kembali melaju.

......................

Saat sampai, dirumah besar keluarga Adhitama yang tampak megah, tetapi hawa tegang langsung menyergap begitu Devan masuk.

Danu berdiri di depan tangga, wajahnya merah padam. “Dari mana saja kamu, anak tak tahu diri!”

Devan melepas jas sambil berjalan melewati ayahnya. “Bukan urusan Daddy.”

“BERANI kamu bicara begitu ke Daddy?!”

Langkah Devan terhenti. Ia menoleh, tatapannya datar seperti beton.

“Dad… aku tahu semua rencana Daddy.”

Ruangan yang tadinya bising oleh emosi mendadak sunyi. Diana terperangah, para pelayan berhenti bergerak, dan Danu mengepal tangan hingga sendi-sendi jarinya memutih.

“Jadi kamu sengaja menghindar dari gala dinner kemarin? Begitu?”

“Ya.”

Danu mengusap wajahnya kasar. “Kamu sudah 32 tahun, Dev! Kamu harus menikah. Kamu harus punya keturunan!”

Devan memutar mata. “Itu bukan urusan Daddy.”

“KALAU dalam satu bulan kamu tidak mau Daddy jodohkan dengan Vena, kamu keluar dari keluarga ini! Tanpa fasilitas! Tanpa warisan!”

Devan mendengus kecil seperti sedang mendengar candaan receh.

“Sampai mati pun aku nggak bakal menerima perjodohan apa pun dari Daddy.”

“Dev!” Danu menghentakkan kakinya. “Apa maumu sebenarnya?! Jangan terus berlarut-larut dalam trauma itu! Kamu tidak bisa selamanya begini!”

Devan memejamkan mata sebentar, menahan emosi yang jelas ingin meledak.

“Aku capek, Dad. Aku mau istirahat.”

Ia berjalan menaiki tangga tanpa menoleh lagi.

“DEVAN ADHITAMA!” suara Danu menggema, tapi Devan sudah menutup pintunya.

......................

Malam itu, Devan tidak turun makan malam. Ia duduk di balkon kamarnya, rokok di tangan kanan, gelas kosong di samping kaki. Angin malam membuat rambutnya berantakan, kemejanya yang tak dikancing penuh melayang pelan.

Dewa muncul membawa dua gelas air dingin. Ia berhenti beberapa langkah lalu duduk di samping kakaknya.

“Bang… siapa wanita yang di villa itu?” suara Dewa pelan, penuh ragu.

“BUKAN urusan lo,” potong Devan spontan.

Dewa tidak tersinggung. Ia menghela napas. “Bang… kenapa nggak lo nikahin aja dia? Biar selesai semua urusan Daddy.”

Devan menatap langit malam. “Nggak semudah itu, Wa.”

“Tapi Daddy bakal terus ngejar lo. Lo tahu sendiri.”

Devan tetap diam.

Dewa mengetuk gelasnya pelan. “Bang… gue mau cerita sesuatu.”

Devan akhirnya melirik.

Flashback

Satu bulan lalu, Dewa secara tak sengaja melewati ruang kerja Danu yang pintunya sedikit terbuka. Dari dalam, terdengar suara beberapa orang—nada mereka serius, seperti sedang membahas sesuatu yang penting.

Dewa menahan langkahnya.

“Gala dinner-nya kita jadwalkan tiga minggu lagi,” ucap salah satu penasihat bisnis Danu.

Danu mengangguk pelan. “Acara itu harus besar. Semua partner dan investor utama wajib hadir.”

“Tujuannya untuk memperkenalkan Tuan Devan pada Nona Vena?” tanya orang itu hati-hati.

Dewa langsung menegang.

Danu menyandarkan tubuh, menautkan kedua jarinya di atas meja. “Ya. Dia satu-satunya kandidat perempuan yang memenuhi standar Adhitama. Keluarganya punya koneksi kuat. Kalau Devan menikah dengannya, bisnis kita aman sampai puluhan tahun.”

“Kalau Tuan Devan menolak?” tanya seorang lainnya.

Danu tersenyum kecil—senyum yang membuat ruangan terasa dingin.

“Aku punya cara agar dia tidak bisa menolak. Aku sudah hitung semua celah. Dia hanya perlu didorong sedikit.”

“Baik, Pak. Untuk gala dinner nanti, apakah kita perlu sampaikan bahwa itu acara perjodohan?”

“Tidak,” jawab Danu cepat. “Cukup bilang ulang tahun pernikahan kami. Di tengah acara baru kita siapkan momen ‘bertemu’ antara Devan dan Vena. Biarkan terlihat natural.”

“Baik.”

Dewa mendengarkan semuanya dengan jantung berdegup keras.

Jadi selama ini… gala dinner itu bukan sekadar acara keluarga. Tapi jebakan.

Jebakan rapi untuk membuat kakaknya masuk ke dalam perjodohan yang tidak pernah ia inginkan.

Dewa memundurkan langkah perlahan, takut ketahuan. Ia tidak berani memberitahu Devan.

Bukan hanya takut reaksinya—tapi juga takut ayah mereka akan semakin keras jika tahu ia menguping.

Flashback off

Dewa menunduk, suaranya lirih.

“Bang… kalau dalam satu bulan lo nggak mau dijodohin sama Vena, lo bakal kehilangan semua.”

Devan mengembuskan asap rokok.

“Nggak masalah.”

“Bang… hidup lo nggak akan mudah setelah keluar dari keluarga ini.”

Devan mematikan rokoknya. “Selama gue masih punya kaki, gue bisa berdiri sendiri.”

Dewa menghela napas panjang. “Semoga lo bahagia, Bang.”

Devan tidak menjawab.

Keduanya hanya duduk dalam diam, memandang malam yang tidak lagi tenang.

Dan dalam diam itu, Devan sadar satu hal—

Weekend bersama Arash mungkin sudah selesai.

Tapi masalah yang datang karenanya baru saja dimulai.

1
Rita Rita
Arash adalah tempat yang paling agung karena Arash tempat nya yg maha berkuasa Allah SWT
Rita Rita
kasihan Devan terjebak dalam alam bawah sadar. semoga setelah sadar Devan dikaruniai kebahagiaan,,, dengan cinta tulus nya Arash
Rita Rita
Alhamdulillah,,, meski dibuang oleh keluarga, Devan masih banyak yg menyayangi. Arash pasti ada rasa sayang ke pak boss Dev
rokhatii: kita belum tahu kak entah perasaan sayang atau hanya perasaan bersalah
total 1 replies
Mineaa
Ya Ampuuunnn thorrrrrrr......
mellow banget...... beneran nangis aku ini.....
pe di ledekin ma bocil......😭😭😭😭
rokhatii: othornya nulis juga sambil nangis kak😭😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor semanggat doubel up
rokhatii: satu hari 3 bab semoga cukup ya kak😭
total 1 replies
Reni Anjarwani
semanggat doubel up thor
Rita Rita
lampir datang,,, tak lagi bakal tertangkap dan si Danu juga bakal nyesel. semoga Devan setelah sadar dari koma secepatnya sembuh dan pergi ke Jogja,,
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Rita
up nya double dong Thor,,, nyesek deh tegang Juga. AQ pengen Devan bahagia bersama Arash AQ pengen Arash adalah rumah untuk Devan pulang dan AQ pengen si Danu bapak durhaka pada itu dapet balasan entah itu perusahaan nya bangkrut kebakaran
Reni Anjarwani
lanjut semanggat doubel up yg banyak thor
Reni Anjarwani
devan dibuang tapi masih punya usaha dijogja
rokhatii: betul tapi nggak ada yang tahu... kita doakan saja Devan sehat kembali
total 1 replies
Mineaa
percayalah....Devan yang kalian buang seperti sampah.....suatu hari nanti akan menjadi yang paling bersinar diantara kalian yang membuangnya..,..
😡
rokhatii: betul ngttt
total 1 replies
Rita Rita
suatu saat si Danu si Diana pula yang akan buang Devan,,, percaya lah setiap perbuatan pasti dapat balasan hukum alam itu nyata
Rita Rita: ga salah,,, malah orang tua yg durhaka sama anak,, Thor bikin Devan bahagia dan kan saat orang tua nya juga bahagia sebelum author turun kan azab
total 2 replies
Mineaa
Amazing......semakin seru.....
ga sabar tunggu update nya....💪
Rita Rita
AQ harap si Danu dan si Diana 2 manusia yg tak punya hati itu dapat azab yg lebih dari yg Devan alamin. orang tua durhaka dan tidak salah jika suatu hari nanti Devan membuang orang tua nya juga
Reni Anjarwani
lanjut thor , tetnyata ibu tirinya penuh tipu muslihat
Reni Anjarwani
doubel up thor
Mineaa
Di dalam balik musibah pasti ada hikmahnya.....
dengan begitu Devan bisa istirahat dari kerjaan nya...ga seperti robot lagi....
di tambah bonus...bisa lebih intens lagi dengan Arash.....💪
rokhatii: pasti karena arash merasa bersalah
total 1 replies
Rita Rita
pasti ulah si Vena ingin celakai Arash dan semoga Devan tidak kenapa Napa, si Vena juga secepatnya di tangkap,,,
rokhatii: kakaknya iya kak ayo kita cari sama sama pelakunya
total 1 replies
Rita Rita
si Vena gila,,, itu bukan cinta bego itu obsesi mu. semoga cinta bersambut Devan dan Arash 😍😍
rokhatii: biarin aja kak nanti gila sendiri
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!