Di dunia yang hanya menghargai bakat spiritual dan aliran Qi yang sempurna, ia terlahir sebagai "Tanpa Akar". Sementara teman sebaya disibukkan dengan meditasi dan pil kultivasi, Lian memilih jalan yang menyakitkan: ia mengukir kekuatannya dengan darah, keringat, dan Latihan Tubuh Besi yang brutal, menolak takdir yang telah digariskan langit.
Ketika Desa Lingshan dihancurkan oleh serangan mendadak. Lian secara tidak sengaja menelan sebuah artefak kuno: Giok Tersembunyi.
Giok itu tidak hanya memberinya Qi; ia menipu Surga, memberikan Lian jalur kultivasi yang tersembunyi dan lebih unggul. Kekuatan ini datang dengan harga: ancaman yang ia hadapi di Alam Fana hanyalah bayangan dari musuh-musuh kosmik yang ingin merebut kembali Giok yang merupakan Fragmen Takdir.
Kisah ini adalah tentang seorang pemuda yang dihina, yang menggunakan tekadnya untuk menghadapi musuh dari Alam Abadi, dan membuktikan: Bakat adalah hadiah, tetapi kehendak adalah kekuatan sejati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembersih
Lian bergerak cepat, melintasi perbatasan selatan, tempat Hutan Kuno berada. Kemenangan di Benteng Pilar Besi terasa memuaskan secara emosional. Itu adalah pertarungan fisik yang brutal, bukan manipulasi filosofis yang dingin. Dia telah menghancurkan, bukan "Mengoreksi". Gioknya telah membuktikan dirinya sebagai senjata fisik pamungkas dan perisai sempurna.
Namun, kemenangan itu menarik perhatian yang salah.
Di sebuah lembah sempit yang diapit oleh tebing batu kapur, tiga hari setelah meninggalkan Benteng Pilar Besi, Lian berhenti. Udara di depannya terasa salah. Bukan Qi yang padat, melainkan Logika yang kaku.
"Kau bergerak cepat untuk seseorang yang tidak menggunakan Qi," sebuah suara terdengar dari atas tebing.
Seorang pria paruh baya berjubah abu-abu ketat berdiri di sana. Ini adalah Tetua Kuan, seorang 'Pembersih' dari Sekte Seribu Pedang. Dia tidak memancarkan aura Qi yang menekan, tapi auranya tajam dan fokus.
"Laporan dari Kapten Gao Yan sangat... dramatis," lanjut Tetua Kuan, melompat turun. "Dia bilang kau menghancurkan empat Simpul Formasi Pilar Besi dalam sepuluh detik dengan tangan kosong. Dan kau kebal terhadap Pedang Qi."
Lian merasakan Giok Kehendak Mutlaknya berdenyut. Dia bisa merasakan bahwa pria ini berbeda dari Gao Yan. Pria ini tidak mengandalkan Formasi eksternal.
"Lu Chen juga melaporkan tentang kekuatan fisikmu. Mari kita uji!"
Tetua Kuan mengaktifkan Formasi Tempur Internal: Seribu Pedang Logam.
Tubuhnya bersinar dengan cahaya perak. Formasi Kuan menyerap Qi Logam dari lingkungan dan mengubahnya menjadi lapisan pelindung yang sangat padat di sekujur tubuhnya. Dia menjadi baju zirah hidup, jauh lebih kuat dari pilar-pilar di benteng.
"Ayo, Anomali Fisik. Tunjukkan padaku kekuatanmu!" Tetua Kuan melesat maju.
Ini adalah pertarungan yang diinginkan Lian—pertarungan kultivator.
Lian mengandalkan insting. Dia menghindari serangan pertama Kuan, sebuah pukulan lurus yang dilapisi Logam Qi. Pukulan itu menghantam batu di belakang Lian, meledakkannya menjadi debu.
Kekuatan ini... setara denganku, pikir Lian.
Lian memutuskan untuk mengakhiri ini dengan cepat. Dia akan menggunakan kekuatan terbesarnya.
"Pukulan Giok Stabil!" Lian meraung, membalas serangan Kuan.
BENTURAN!
Tinju Lian, yang didukung oleh Ketiadaan Murni, menghantam dada Tetua Kuan yang dilapisi Formasi Logam.
Hasilnya mengejutkan Lian.
Dia tidak menghancurkan Formasi itu. Sebaliknya, seperti yang dilaporkan Lu Chen, Formasi Logam Kuan menyerap dampak kinetik murni dari pukulan Lian, mendistribusikannya ke seluruh tubuhnya, dan mengirimkannya kembali ke Lian.
Lian terlempar ke belakang, lengannya mati rasa hingga ke bahu.
"Bodoh!" Tetua Kuan menyeringai, dadanya sedikit penyok tapi tidak tembus. "Formasi Seribu Pedang Logamku adalah Struktur Logika Murni! Ia mengambil semua energi kinetik dan membaginya secara merata. Pukulan terkuatmu hanya seperti tamparan bayi baginya! Kau tidak bisa mengalahkanku dengan kekuatan mentah!"
Tetua Kuan menyerang lagi, kali ini dengan rentetan pukulan dan tendangan yang dilapisi Logam Qi.
Ini adalah pertarungan brutal. Lian dipaksa untuk menghindar, memblokir, dan menerima pukulan. Setiap kali dia memblokir, dia merasakan getaran yang menyakitkan. Dia bertarung seperti kultivator pada umumnya—mengandalkan kecepatan, kekuatan, dan ketahanan.
Dan dia kalah.
Dia lebih cepat, tetapi Kuan lebih tahan lama. Formasi Logam itu terus-menerus memperbaiki dirinya sendiri, menarik Qi Logam dari tebing di sekitar mereka.
"Kau hanya anomali fisik!" ejek Kuan, mendaratkan tendangan telak ke rusuk Lian.
Lian terlempar ke dinding tebing, batuk darah. Rusuknya retak. Gioknya mencoba memurnikan rasa sakit, tapi kerusakan fisiknya nyata.
Emosi melonjak dalam diri Lian. Rasa sakit. Frustrasi. Kemarahan.
Kenapa aku tidak bisa menang? Kekuatan fisikku tidak berguna melawannya!
Tetua Kuan berjalan mendekat, tinjunya terangkat untuk serangan terakhir. "Laporan Lu Chen benar. Kau kuat secara fisik, tapi kau terbatas. Sekarang, Anomali, kau akan 'Dikoreksi' secara permanen."
Rasa sakit di rusuk Lian bercampur dengan keputusasaan.
“Bodoh!” Tiba-tiba suara Zhe (mentor lamanya) terngiang di benaknya, bercampur dengan warisan Mo Ya. “Kau memiliki Giok Ketiadaan, tapi kau juga memiliki Kitab Pemurnian Jiwa Langit! Kau memiliki dua senjata, idiot!”
Lian membeku. Dia telah begitu fokus pada kekuatan fisik Gioknya sehingga dia lupa senjata keduanya.
Senjata yang dia curi dari Sekte Pedang Tersembunyi.
Kitab Pemurnian Jiwa Langit.
Tetua Kuan berada satu inci dari wajah Lian, tinjunya yang berlapis logam siap menghancurkan tengkorak Lian.
Lian berhenti melawan secara fisik. Dia menutup matanya.
Tetua Kuan tertawa. "Menyerah? Terlambat!"
Lian mengabaikan tinju yang mendekat. Dia memfokuskan seluruh Kehendaknya, bukan pada Giok di Dantiannya, tetapi pada Pedang Jiwa yang telah dia tempa di benaknya menggunakan Kitab Kuno itu.
Formasi Seribu Pedang Logam Kuan adalah Struktur fisik yang sempurna. Ia bisa mendistribusikannya energi kinetik dan menahan serangan Qi. Tapi Formasi itu tidak melakukan apa-apa untuk melindungi pikiran atau Jiwa Kuan.
Itu adalah kelemahannya.
Lian Menghendaki: "Pedang Jiwa Tak Terlihat: Menusuk!"
Sebuah gelombang energi mental murni, tajam seperti berlian dan dingin seperti Ketiadaan, melesat dari dahi Lian dan menghantam kesadaran Tetua Kuan.
Itu adalah serangan yang tidak bisa dilihat, didengar, atau dirasakan secara fisik.
Tinju Tetua Kuan berhenti satu milimeter dari wajah Lian.
Mata Kuan yang sombong tiba-tiba melebar, dipenuhi kengerian murni. Dia tidak merasakan sakit fisik. Dia merasakan sesuatu yang jauh lebih buruk. Dia merasakan Jiwa-nya... retak.
Dia mencengkeram kepalanya, baju zirah Formasi Logamnya berkedip-kedip lalu lenyap saat konsentrasinya hancur.
"A-Apa... Apa ini...?" rintihnya.
Lian, masih bersandar di dinding, menatapnya dengan dingin. "Itu adalah pertarungan selayaknya kultivator, Tetua. Kau melindungi tubuhmu, tapi kau melupakan Jiwamu."
"Jiwa... Pedang Jiwa..." Kuan gemetar. "Kitab... Kitab Kuno... Itu... Itu ada padamu..."
Tetua Kuan roboh ke tanah, pingsan, Jiwa-nya terluka parah.
Lian terengah-engah, memegangi rusuknya yang retak. Kemenangan itu nyaris tidak didapat. Dia menang karena dia menggunakan teknik kultivator yang tepat (Pedang Jiwa) untuk menyerang kelemahan spesifik musuhnya.
Ini adalah pertarungan yang emosional.
Dia menyadari sesuatu yang penting: Pertarungan langsung terlalu berbahaya. Dia hampir mati. Dia tidak bisa terus-menerus berhadapan dengan "Pembersih".
Lian mengambil token identitas Kuan. Dia harus segera masuk ke Hutan Kuno. Dia harus mengadopsi strateginya.
Selama tiga hari, Lian berjalan jauh ke dalam Hutan Kuno. Dia menemukan gua tersembunyi, tempat dia pulih dari retak tulang rusuknya dan merencanakan langkah selanjutnya.
Di dalam gua, dia memanggil Peta Mo Ya.
"Aku telah menyerang daunnya (Benteng Pilar Besi). Aku hampir mati melawan cabangnya (Tetua Kuan)," gumam Lian. "Aku harus menyerang akarnya."
Dia memindai peta terstruktur di benaknya. Dia mencari Simpul Formasi yang paling tersembunyi dan paling penting.
Dia menemukannya.
Simpul Formasi Tiga Sungai.
Lokasinya terpencil, tersembunyi di bawah pertemuan tiga sungai bawah tanah. Peta Mo Ya menunjukkan bahwa Simpul ini dilindungi oleh Formasi Logika Alami—sebuah Formasi yang sangat kompleks yang diyakini Sekte Seribu Pedang tidak bisa ditembus.
"Aku tidak akan melawannya secara langsung," putus Lian.
Dia akan menggunakan kekuatan Gioknya (Menolak) untuk menyelinap melewati deteksi Formasi. Dia akan menggunakan kecerdasannya (Analisis Peta Mo Ya) untuk menemukan Simpul Fisik. Dan dia akan menggunakan kekuatan fisiknya (Pukulan Giok Stabil) untuk menghancurkan Simpul itu.
Dia tidak akan "Mengoreksi" Formasi musuh. Dia akan melumpuhkannya dari dalam, selayaknya seorang penyabot, selayaknya seorang kultivator yang cerdas.